Pemerintahan Indonesia
Nasdem Bereaksi, Pemerintahan Tanpa Oposisi Negara jadi Otoriter, Efek Prabowo Ditunjuk jadi Menhan?
Surya Paloh artikan Pemerintahan Tanpa Oposisi Negara jadi Otoriter saat Prabowo Subianto Ditunjuk isi pos Menhan?
Penulis: Frandi Piring | Editor: Frandi Piring
TRIBUNMANADO.CO.ID - Surya Paloh menyatakan, bila seluruh partai menjadi koalisi pemerintahan, dikhawatirkan sistem check and balance akan hilang.
"Kalau begitu check and balance tidak ada, tidak ada lagi yang beroposisi berarti demokrasi sudah selesai. Negara sudah berubah menjadi negara otoriter, atau bermonarki," ujarnya.
Padahal, sistem tersebut diperlukan di dalam negara demokrasi seperti yang dianut Indonesia.
Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh menyebutkan partainya siap jadi oposisi.
Dilansir dari Kompas.com, Sebagai Partai pendukung pemerintahan, Partai Nasdem memberikan sinyal siap menjadi oposisi pada pemerintahan kali ini.
Partai Nasdem diketahui merupakan salah satu partai pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019.
Sinyal tersebut diberikan langsung oleh Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh usai menghadiri pelantikan Jokowi-Ma'ruf di Gedung Kura-Kura, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019).

Menurut dia, bila semua partai politik mendukung pemerintah, Partai Nasdem siap menjadi oposisi.
"Kalau tidak ada yang oposisi, Nasdem saja yang jadi oposisi," kata Surya seperti dilansir dari Kompas TV, Senin (21/10/2019.
Hari ini, Jokowi memanggil sejumlah kandidat calon menteri ke Istana Kepresidenan.
Hingga pukul 16.30 sudah ada sebelas orang yang menyambangi Istana.
Mereka yaitu mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Paruntu, Bos Gojek Indonesia Nadiem Makarim, dan Bos NET TV Wishnutama.
Selanjutnya, pengusaha Erick Thohir, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto, mantan Mensesneg Pratikno,
relawan Jokowi-Ma'ruf Fadjroel Rachman dan peneliti Populi Center Nico Harjanto Terakhir yang datang yakni Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Edhy Prabowo.
Seperti diketahui, Partai Gerindra merupakan rival partai politik pendukung Jokowi-Ma'ruf saat pilpres lalu. (Dani Prabowo/Kompas.com)
Berita Populer
• Akhir Oktober Digelar Operasi Zebra, Bagi yang Motornya Pakai Barang Ini Segera Ganti
• Tampilan Anak Jokowi Kahiyang Ayu Curi Perhatian, saat Hadiri Pelantikan Presiden
• Prabowo Sedikit Tersungging, Sandi Tersenyum dengar Pantun Ketua MPR di Pelantikan Jokowi-Maruf
FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN MANADO:
Prabowo Diminta Presiden Jokowi Bantu di Bidang Pertahanan Negara
Prabowo sebut akan kerja keras saat diminta Presiden Jokowi bantu di Bidang Pertahanan.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengaku diminta untuk masuk ke kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Meski tak menyebut spesifik pos menteri yang akan ia emban, namun Prabowo menyebut ia akan membantu kabinet Jokowi-Ma'ruf di bidang pertahanan.
"Saya diminta bantu beliau di bidang pertahanan," ujar Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10/2019).

Mantan Komandan Jenderal Kopassus tersebut mengaku, akan bekerja keras untuk mencapai apa sasaran yang telah ditentukan oleh pemerintahan Jokowi.
"Beliau beri beberapa pengarahan, saya akan kerja keras untuk mencapai sasaran dan harapan yang ditentukan," lanjut Prabowo.
Selain Prabowo, Wakil ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo juga mendapat pos menteri.
Namun Prabowo belum mengumumkan pos menteri yang dimaksud.
Prabowo sekaligus memastikan ia dan Edhy siap membantu kabinet Jokowi-Ma'ruf.
"Saya sudah sampaikan keputusan kami dari Partai Gerindra apabila diminta kami siap membantu, hari ini siap diminta dan kami siap membantu," sambung dia. (Ihsanuddin/Kompas.com)
Isu Prabowo jadi Menteri Pertahanan
Pelantikan presiden dan wakil presiden tinggal menghitung hari.
Tiga hari lagi Joko Widodo dan Ma'ruf Amin akan dilantik menjadi presiden dan wakil presiden periode 2019-2024.
Minggu 20 Oktober 2019 mendatang akan dilaksanakan pelantikan Jokowi dan Maruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden periode 2019-2024.
Jelang pelantikan, bocoran susunan kabinet Jokowi - Maruf dalam berbagai versi beredar luas di media sosial.
Beberapa nama tokoh politik lawas hingga baru pun bermunculan.
Bahkan ada beberapa nama anak muda yang digadang-gadang menjadi calon menteri kabinet Jokowi - Maruf.
Mulai dari Nadiem Makarim, Isyana Bagoes Oka, dan masih banyak lagi.
Namun sejumlah nama lama juga ikut bermunculan dan diisukan menjadi bakal calon menteri kabinet Jokowi - Maruf.
Jokowi selaku orang yang menyusun kabinet ternyata ikut antusias membaca bocoran nama-nama calon menteri yang beredar.
Hal ini disampaikannya melalui akun Facebook resmi Presiden Joko Widodo, Kamis 17 Oktober 2019.
Sebelumnya, Partai Gerindra disebut-sebut akan mendapatkan dua kursi menteri di kabinet pemerintahan Jokowi periode 2019-2024.
Melansir dari Tribunnews, dua kader Gerindra yang santer disebut yakni sang Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.
Sedangkan satunya yakni Wakil Ketua Umum Edhy Prabowo, yang juga diisukan jadi menteri.
Informasi yang beredar, Prabowo Subianto akan menjabat menteri pertahanan (Menhan) menggantikan Ryamizard Ryacudu.
Sementara Edhy Prabowo akan menjabat menteri pertanian (Mentan) menggantikan Amran Sulaiman.
Sumber Kompas.com
*Artikel ini disadur dari berita Kompas.com dengan judul: "Partai Nasdem Lempar Sinyal Siap Jadi Oposisi..." dan "Prabowo Ditunjuk Jokowi Jadi Menteri Bidang Pertahanan"
Tonton Video Populer Youtube Tribun Manado: