Satu Jatah PDIP untuk Gerindra
Bagaimana jatah partai politik pendukung Presiden Jokowi di Kabinet Kerja Jilid II? Seorang elite Partai NasDem
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID - Bagaimana jatah partai politik pendukung Presiden Jokowi di Kabinet Kerja Jilid II? Seorang elite Partai NasDem mengatakan PDI Perjuangan akan mendapat jatah lima meteri, sedangkan Golkar, NasDem, dan PKB masing-masing mendapat tiga menteri.
• Retno Dampingi Jokowi Terima Tamu, Masa Jabatan Menteri Kabinet Kerja Telah Berakhir
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendapat satu kementerian. Partai Gerindra, yang dipimpin Prabowo Subianto mendapat jatah satu menteri.
"Jadi komposisinya 5-3-3-3-1-1.
Jumlah total menteri dari partai politik 16 orang," ujarnya kepada Tribunnews Network, Minggu (20/10). Namun ia menyebut formasi itu bisa berubah setiap saat tergantung dinamika politi.
Informasi senada disampaikan seorang anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan. Ia mengatakan awalnya komposisi menteri dari partai politik adalah 6-3-3-3-1.
Perinciannya, PDI Perjuangan mendapat jatah 6 menteri, sedangkan Golkar, NasDem, dan PKB masing-masing menteri.
PPP hanya mendapat 1 kursi. "Namun bergabungnya Gerindra ke koalisi pemerintah, kemungkinan formasi susunan kabinet akan berubah menjadi seperti itu, 5-3-3-1-1. Jadi jatahnya PDIP jadi berkurang dari 6 menjadi 5," ujarnya.
Menurutnya, formasi kabinet dari parpol masih memungkinkan berubah. "Masih tarik-tarikan terus. Masih mungkin berubah sampai pengumumnan kabinet disampaikan Presiden," katanya.
Nama-nama calon menteri dari PDI Perjuangan antara lain Yasonna Hamonangan Laoly, Tjahjo Kumolo, dan Pramono Anung. Selain itu anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Tengah, Juliari Peter Batubara, dan seorang lainnya yang belum disebut namanya.
• Gunung Rinjani Terbakar: Semua Jalur Pendakian Ditutup
Adapun calon menteri dari NasDem yaitu Gubernur Nusa Tenggara Timur Victor Laiskodat (diperkirakan jadi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan), mantan Gubernur Sulsel Syharul Yasin Limpo (diperkirakan menempati posisi Menteri Pertanian), dan Bupati Bojonegoro (periode 2008-2013 dan 2013-2018) Suyoto MSi.
Viktor sudah siap
Para calon menteri dari PKB antara lain Hanif Dhakiri (mantan Menteri Ketenagakerjaan), Eko Putro Sandjojo (mantan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia), Daniel Johan (Wasekjen PKB), Cucun Ahmad Syamsurijal (Ketua DPP PKB), Ida Fauziah (politisi PKB), Wakil Sekretaris Dewan Majelis Syuro PKB Maman Imanulhaq, dan Dubes RI di Malaysia Rusdi Kirana.
Sekjen Partai NasDem, Johnny G Plate, menyebut Viktor Laiskodat memiliki kompetensi untuk jadi menteri."Kalau Pak Viktor jadi Menteri Lingkungan Hidup atau menteri lainnya, dia sudah mengenal Jakarta. Sudah tahu landscap politik di Jakarta. Mau ditaruh di mana saja siap," kata Johnny di Gedung DPR/MP, Jakarta, Minggu.
Viktor Laiskodat beberapa waktu lalu telah menyampaikan permohonan izin kepada seluruh rakyat NTT manakala dirinya mendapat tugas baru dari Presiden Jokowi.
"Saya mohon izin, kalau ditugaskan Presiden di Jakarta. Saya tidak lari dari tanggung jawab, tapi kalau diperintah saya siap," ujarnya saat memberikan petuah pada syukuran rakyat atas pelantikan Emanuel Melkiades Laka Lena sebagai anggota DPR, di Gedung Golkar NTT, Kupang, Kamis (17/10) lalu.
Menurutnya, kalau boleh milih, ia lebih suka tetap menjadi Gubernur NTT. "Kalau diperintah oleh Presiden saya siap melaksanakan tugas negara, demi kepentingan NKRI," katanya.
• Jokowi Yakin Ekonomi RI Masuk 5 Besar Dunia: Begini Kata Bappenas
Kang Yoto Tak Tahu soal Menteri
Peluang Prabowo Subianto menjadi menteri di Kabinet Kerja Jilid II mendapat respon dari Sandiaga Uno. Mantan calon Wakil Presiden RI yang pernah mendampingi Prabowo dalam Pemilihan Presiden 2019 itu menyebut Prabowo punya pengetahuan luas di bidang pertahanan.
"Pak Prabowo memiliki pengetahuan luar biasa dan mumpuni di bidang pertahanan," kata Sandiaga di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10).
Menurutnya, seandainya Prabowo benar ditunjuk menjadi menteri di bidang pertahanan, ia yakin bisa mengeksekusi program-program Jokowi.
"Seandainya Gerindra diminta (jadi menteri pertahanan), tentunya bisa membantu mengeksekusi program untuk menjaga keutuhan bangsa," ujarnya.
Menurutnya, jika Partai Gerindra diajak bergabung, siap jadi bagian konsepsi-konsepsi mengenai pertahanan, perekonomian, swasembada pangan, dan energi," ujarnya.
Sedangkan kader Partai Nasional Demokrat (NasDem) Suyoto atau akrab disapa Kang Yoto, mantan Bupati Bojonegoro, mengaku tidak tahu menahu mengenai namanya bakal masuk Kabiner Kerja Jilid II. "Waduh saya tidak ngerti, jangan tanya saya masalah itu, saya tidak tahu," kata Kang Yoto, Minggu.
Kang Yoto mengaku memang sering ke Jakarta, karena dirinya sedang membantu kerja sama antara United In Diversity (UID) dengan Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas).
"Selasa sampai Sabtu saya memang di Jakarta untuk membantu UID. Sekarang sedang di Gresik, saya pulang karena weekend," ucapnya
Kang Yoto juga tidak mengetahui apakah namanya diusulkan oleh NasDem kepada Presiden Jokowi sebagai kandidat menteri. "Itu urusan orang besar, apakah nama saya diajukan atau tidak yang tahu Pak Surya Paloh (Ketum Umum NasDem Surya Paloh)," tambahnya.
Begitu pula Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj. Ia menyatakan tak berkompeten untuk mengisi pos menteri pada kabinet Jokowi.
"Nggak ada bakat, nggak ada potongan saya (jadi menteri)," kata Said Aqil saat ditemui seusai pelantikan Jokowi-Ma'ruf, di Jakarta, Minggu. Namun Said Aqil tidak menampik dirinya kerap menemui Jokowi belakangan ini.
Ia menyebutkan, pertemuan terakhir terakhir terjadi pada Senin (14/10) lalu. Namun demikian, pertemuan tersebut tak sama sekali berbicara kabinet kerja. "Nggak bilang apa-apa tuh, ketawa-ketawa saja," ungkapnya.
Lagi pula, menurutnya, rumor dirinya masuk ke dalam bursa menteri merupakan kabar yang hanya berkembang di media sosial belaka. Namun ketika disinggung dirinya diminta Jokowi jadi menteri, Said Aqil enggan berspekulasi.
Ia menyerahkan sepenuhnya kepada Jokowi. "Ya itu kan kalau diminta," katanya. (tribunnetwork/tim)