Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Dua Peluru Aiptu Pariadi Kenai Kepala Istri: Tembak Mati Fitri Kemudian Bunuh Diri

Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) Pariadi dan Fitri Handayani, ditemukan tewas tergeletak berlumur darah, di rumah mereka.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Facebook
Polisi Diduga Tembak Kepala Istri Lalu Bunuh Diri. 

Kapolres Serdang Bedagai, AKBP Juliarman Eka Putra Pasaribu menyebut Aiptu Pariadi bertugas di Satuan Reserse Narkoba (Satnarkoba), memiliki senjata api. Ia menyebut pasangan suami istri sebelumnya sedang ada masalah.

Baca: Mulai Senin, Member TFC Gratis Afternoon Tea di Novotel Manado

"Kata anaknya, mereka tidak saling komunikasi. Kami masih menunggu hasil visum ini. Dari kasat mata ada 3 luka di kepala. Artinya memang ada tiga kali letusan senjata api,"kata Juliarman.

Diduga Aiptu Pariadi menembak istrinya dua kali. Baru kemudian itu ia pun bunuh diri dengan satu kali tembakan ke kepalanya. Terkait hal ini, meski sudah mengetahui dugaan kronologis, Juliarman menyebut belum bisa mengumumkannya secara resmi ke media. (tribun medan/dra)

Menangis Sambil Memanggil Mamak...

Isak tangis keluarga pecah ketika jenazah pasangan suami istri, Aiptu Pariadi dan Fitri Handayani, tiba di rumah orangtuanya di dusun VI Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Minggu (6/9) siang.

Suara tangisan terdengr mulai ketika jenazah diturunkan dari mobil ambulans hingga akan diusung ke pemakaman.  Saat itu anak bungsu Pariadi-Fitri, Chantika (10 tahun), tampak menangis begitu melihat jenazah orangtuanya diturunkan dari mobil ambulans. Ia pun terus menyebut-nyebut ibunya. "Mamak.. mamak...," demikian terdengar raungan tangisnya. 

Adapun Yuda (20 tahun), abang sulung sulung Chantika, menangis lesu. Ia tertatih ketika turun dari mobil ambulans. Ia juga menangis di depan jenazah ibu dan bapaknya. Tangisan para pelayat pun pecah tatkala jenazah selesai disholatkan di masjid Nurul Ikhwan, depan rumah duka orang tua Pariadi. Ketika itu dari area pekarangan rumah, Chantika pun mengejar para pengusung kerenda ayah dan ibunya. "Mamak,"katanya. 

Ucapan yang keluar dari mulut Chantika, siswi kelas 4 SD itu pun membuat orang lain tidak dapat menyembunyikan kesedihan. Banyak yang merasa kasihan padanya.

Untuk kepentingan otopsi jenazah pasangan suami istri, Aiptu Pariadi personel Satnarkoba Polres Serdang Bedagai dan Fitri diusung ke rumah sakit Sultan Sulaiman Seirampah, Minggu dini hari sekira pukul 01.20 WIB.

Saat kedua jenazah dimasukkan ke dalam mobil ambulans, anak paling bungsu, Chantika, menangis meronta-ronta. "Aku mau ikut bapak... Aku mau ikut bapak," ucapnya.

Saat itu gadis kecil tersebut, sulit ditenangkan saudaranya. Polisi pun ikut mencoba menenangkannya.

Jasad Aiptu Pariadi dan Fitri istrinya, dimakamkan berdampingan. Keduanya dikebumikan di Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. "Ia akan dikebumikan hari ini juga. Dibuat berdampingan saja di Desa Naga Kisar,"kata Arianto sepupu Pariadi.

Sejak pagi, rumah orangtua Pariadi yang jaraknya hanya berkisar sekitar 50 meter dari lokasi kejadian, ramai didatangi warga yang bertakziah.

Hingga pukul 11.30 WIB jenazah Pariadi dan istrinya masih berada di rumah sakit Sultan Sulaiman Seirampah. Jenazah keduanya diusung dari rumah yang menjadi lokasi tempat kejadian perkara ke rumah sakit untuk proses visum sejak Minggu (6/10) pukul 01.20 WIB, dini hari. 

Baca: Kisah Penerbangan Perdana Belanda-Jakarta Ditempuh Selama 55 Hari, Penerbangan Paling Lama di Dunia

"Ya ini kita masih menunggu dulu lah jenazahnya datang dari rumah sakit. Setelah sampai nanti langsung kita kebumikan,"kata Arianto.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved