Kilas Balik
Kisah Brigjen Suryo Sumpeno Nyaris Gugur saat G30S PKI, Dikhianati Bawahan Kuasai Markas Kodam
Pangdam Diponegoro Brigjen Suryo Sumpeno mendengar kabar terjadinya Gerakan 30 September atau G30S PK
Beberapa minggu setelahnya, memang masih terjadi pelawanan oleh Pemuda Rakyat, namun ini hanyalah insiden-insiden yang tak terkait satu sama lain.
Dengan demikian pada 23 Oktober Gestapu di Jawa Tengah telah habis.
Jalan lapang tersedia bagi RPKAD untuk memulai “pembersihan” komunis.
Karena Jawa Tengah terlalu luas dan padat bagi RPKAD, “Kami memutuskan,” kata Sarwo Edhie, “untuk mendukung warga sipil yang anti-komunis agar ikut membantu. Di Solo kami mengumpulkan para pemuda, dari kelompok nasionalis, organisasi religius (muslim). Kami memberi mereka pelatihan selama dua atau tiga hari, kemudian menugasi mereka untuk membunuh orang-orang komunis.”
Dan mulailah banjir darah pasca G30S.
Suatu tragedi kemanusian yang menjadi makin parah dan tidak terkendali sekaligus menjadi pelajaran sejarah karena melibatkan warga sipil dan ormas-ormas yang dipersenjatai. (Intisari-Online.com)