News
Fakta Lengkap Briptu Nofrianto Mona Gantung Diri, dari Bakar Kamar Pacar hingga Kerugian Rp 200 Juta
Sebelum ditemukan meninggal, alumni Universitas Sam Ratulangi ini diduga membakar kamar tempat tinggal pacarnya di Kelurahan Tumumpa, Kecamatan Tumint
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Indry Panigoro
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Kematian Briptu Nofrianto Mona tak hanya membuat Polri berduka.
Tapi jauh lebih pada itu, keluarga yang ditingalkan pun turut dirundung duka atas meninggalnya anggota polisi tersebut.
Kemarin, Ayub Mona, ayah dari almarhum Briptu Nofrianto Mona terlihat begitu terpukul.
Ia langsung mencium kening putranya yang terbaring kaku di peti jenazah di Ruang Jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Karombasan, Manado, Jumat (27/9/2019).
Matanya berkaca-kaca, ia tak bisa menyembunyikan kesedihan setelah mengetahui sang anak telah pergi untuk selama.
Nofrianto, Satres Narkoba Polda Sulut itu ditemukan tak bernyawa dalam posisi tergantung pada seuntas tali di Asrama Polisi (Aspol) Pakowa, Kecamatan Wanea, Kota Manado, Kamis (26/9/2019) pukul 21.30 Wita.
Polisi masih menyelidiki motif di balik peristiwa itu, namun ada dugaan pria kelahiran Beo, Kabupaten Kepulauan Talaud, 9 November 1989 itu mengalami tekan berat.
Baca: Begini Kedekatan Ayub dan Almarhum Briptu Nofrianto Mona: Kami Seperti Bersahabat
Di balik kematiannya, ada banyak fakta yang terungkap. Berikut fakta lengkapnya:
Sebelum ditemukan meninggal, alumni Universitas Sam Ratulangi ini diduga membakar kamar tempat tinggal pacarnya di Kelurahan Tumumpa, Kecamatan Tuminting, Manado.
“Kehilangan seorang anak tentunya sangat berat, apalagi seorang anak yang sudah menjadi salah satu anggota Polri,” kata Ayub kepada tribunmanado.co.id di Rumah Sakit Bhayangkara, Karombasan, Jumat kemarin. Kata Ayub, keluarga memang kehilangan seorang anak tertua dari tiga kakak beradik.
"Kami hanya bisa ikhlas, karena apa yang sudah terjadi, tidak bisa kita kembalikan lagi," ujarnya.
Lanjut sang ayah, pemilik nama lengkap Nofrianto Yusuf Lauren Sasube Mona sangat akrap dengan keluarga.
Baca: Ayah Briptu Nofrianto Mona Tiba di Ruang Jenazah Rumah Sakit Bhayangkara
"Bahkan dia tidak pernah bermasalah dengan keluarga. Di depan kami, dia orangnya santai saja, tidak tegang," katanya.
Kata Ayub, antara dia dan almarhum sangat dekat.
"Kalau dia telepon, kami berdua sering bercanda seperti sahabat," bebernya.
Setahu Ayub, selama ini, almarhum tidak pernah memiliki masalah.
"Dia tidak pernah bilang kalau dia ada masalah pribadi, setiap kali telepon dia terdengar tidak ada masalah," ungkapnya.
Sang ibu tidak datang ke Manado karena sangat drop usai mendapatkan kabar ini.
"Ibu Nofrianto menunggu di Talaud, hanya saya yang datang dari Talaud naik pesawat ke Manado," ucapnya.
Baca: Begini Kinerja Almarhum Briptu Nofrianto Mona di Mata Kombes Pol Eko Wagiyanto
Ayub juga menceritakan, almarhum pernah kuliah di Unsrat.
"Iya, jadi sebelum dia masuk anggota Polri, pada tahun 2007 dia kuliah di Unsrat, Fakultas Ilmu Pemerintahan dan Politik dan wisuda tahun 2011," kata Ayub.
Lanjutnya, setelah wisuda, almarhum mencari beberapa pengalaman kerja sebelum masuk anggota Polri.

"Dia nanti mendaftar calon anggota Polri tahun 2015 dan lulus jadi anggota Polri," bebernya.
Dikatakan Ayub, bahwa selama menjadi anggota Polri, almarhum Briptu Nofrianto Mona tidak pernah buat kesalahan.
"Dia kakak dari 2 adiknya, selama bertugas ini, kami keluarga tidak penah mendapat kabar kalau dia membuat kesalahan," ujarnya.
Briptu Nofrianto ditemukan anggota Propam Polda Sulut dalam kondisi sudah meninggal.
Posisi tubuhnya tergantung pada seuntas tali nilon di atas tempat tidur kamar belakang asrama Aspol C 40 .
Pada pukul 23.00, mobil jenazah Bid Dokpol Polda Sulut mengevakuasi jenazah ke RS Bhayangkara.
BERITA POPULER:
Baca: Tiduri Gadis 14 Tahun Berulang Kali di Kamar Kos, Pemuda 24 Tahun Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara
Baca: Anggota Polri Gantung Diri: Ini Cerita sang Ayah
Baca: Wanita Ini Mengaku Sudah Melayani Lebih Dari 10 Ribu Pria Dari Beragam Latar Belakang
Dugaan sementara, almarhum mengakhiri hidupnya karena tekanan mental seusai berselisi paham dengan pacar.
Ditambah lagi ia akan diproses di Polda Sulut setelah dilaporkan sang pacar.
Informasi yang didapat tribunmanado.co.id, Kamis (26/9/2019) sore, almarhum pergi membakar kamar pacarnya di Kelurahan Tumumpa.
Sanak saudara dan kenalan dari almarhum berdatangan di ruang jenazah RS Bhayangkara pada Jumat pagi.
Terpantau tribunmanado.co.id, banyak teman dari almarhum kaget melihat pria yang berumur 29 tahun ini sudah terbaring kaku di dalam peti jenazah warna coklat.
Rekan kerja korban dari Satres Narkoba Polda Sulut dipimpin langsung Direkrut Satuan Narkoba Polda Sulut Kombes Pol Eko Wagiyanto datang ke ruang jenazah untuk menjenguk almarhum.
Kombes Eko mengaku sangat kanget mendengar anggotanya meninggal karena gantung diri.
"Tidak pernah ada masalah, dia sangat rajin di kerjanya," ujar Wagiyanto. Katanya, selama bertugas di Ditres Narkoba Polda Sulut, almarhum tidak pernah ada masalah.
"Tidak pernah dia cerita kalau ada masalah pribadi, selama kerja dia terlihat biasa-biasa saja, tidak terlihat ada masalah," tambahnya. Kata Eko, Briptu Nofrianto masuk Polri pada tahun 2015 dan bertugas di Ditres Narkoba Polda Sulut.
Pantuan tribunmanado.co.id, saat turun dari mobil, ayah Briptu Nofrianto Mona disambut Direktur Ditres Narkoba Polda Sulut Kombes Pol Eko Wagiyanto di RS.
Dengan wajah tegang, Ayub Mona mulai melangkah masuk ke dalam ruang jenazah RS Bhayangkara Karombasan.
Sanak keluarga yang sudah duluan berada di rumah sakit menyambut kedatangan ayah almarhum dengan tangisan.
Ayub langsung menuju ke atas kepala jenazah Briptu Nofrianto Mona dan mencium kepala jenazah anak tertuanya itu sabil meneteskan air mata.
Kapolsek Wanea Kompol Hamsy membenarkan sebelum ditemukan gantung diri, ada informasi almarhum sempat membakar kamar pacarnya.
"Jenazah Briptu Nofrianto Mona sudah dibawa ke Beo, Kabupaten Kepulauan Talaud oleh keluarganya," ujar Kapolsek. "Iya benar, ada kasus gantung diri di wilayah Wanea," ujar Kapolsek.
Jenazah almarhum Nofrianto dibawa ke kampung halamannya menggunakan kapal laut, Jumat siang. Sebelum ke Talaud, dilaksanakan ibadah singkat di RS Bhayangkara.
Kompol Hamsy saat ditemui di ruang jenazah RS Bhayangkara mengatakan, setelah ibadah selesai, jenazah dibawa ke Pelabuhan Manado.
Lanjutnya, untuk peristiwa kebakaran dilaporkan ke Polsek Tuminting dengan kerugian Rp 200 juta. Setelah itu, dilaporkan pacar korban ke Propam Polda Sulut.
Dari situ anggota Propam Polda Sulut bermaksud menjemput Briptu Nofrianto di Aspol Pakowa. Sayangnya, saat anggota Propam Polda Sulut sampai di aspol C 40 ini, mereka mendapati anggota Ditres Narkoba Polda Sulut ini sudah meninggal dunia.
"Diduga korban nekat gantung diri, karena bertengkar dengan pacarnya dan sudah takut akan diproses laporannya," ujar Kapolsek.
Lanjut Kapolsek Wanea, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap pacar korban. "Sudah kami ambil keterangan dari pacarnya dan ternyata saat terjadi kebakaran, pacarnya tidak berada di rumah," beber Kapolsek.
Almarhum merupakan anak tertua dari pasangan suami istri Ayub Mona dan Yeni Sasube. Ia meninggalkan dua adik lelaki bernama Jandri Mona dan Aldo Mona. Ia juga dikenal pria yang cepat bergerak saat bertugas.
Melatih Cara Pengelolaan Stres
Dokter Ireine SC Roosdy Mkes SpKJ, Spesialis Kedokteran Jiwa (Psikiater) mengatakan, depresi sebagai salah satu jenis gangguan jiwa memiliki penyebab yang multifaktorial. Antara lain faktor genetik, perkembangan kematangan psikologis, tipe kepribadian dan mekanisme koping.
Problem yang menyebabkan orang jatuh ke kondisi depresi klinis biasanya hanya merupakan pemicu dan bisa berupa banyak hal. Tahapan depresi biasanya dimulai dengan stres kronis yang berkepanjangan tanpa periode kelegaan. Biasanya melewati fase penyesuaian dengan gejala-gejala kecemasan yang tidak khas atau berbagai keluhan fisik yang tidak dapat dijelaskan dan tidak sembuh dengan pengobatan fisik.
Namun bisa juga langsung mengalami drop, suasana perasaan yang murung, kehilangan minat dan kegembiraan serta energi yang berkurang.
Terkait itu, bunuh diri dilakukan biasanya karena suatu perasaan subyektif ketidakberdayaan atau putus asa. Hal ini paling sering terkait dengan kondisi gangguan depresi.
Nah, bagaimana mencegah dan mengatasi bunuh diri, tentu saja antara lain dimulai dengan deteksi dini suatu gangguan depresi klinis. Jika lebih cepat dideteksi dan ditangani, tentu diharapkan tidak akan sampai di tahap keputusasaan yang fatal.
Namun sebelum itu, yang lebih penting adalah dengan menjaga kesehatan jiwa dengan melatih cara pengelolaan stres yang baik. (Tribunmanado.co.id/juf/ndo)
Tonton: