Terduga Teroris Cilincing Beli Bahan Bom di Toko Online: Berencana Ledakkan Kantor Polisi
MA (21), terduga teroris yang diamankan di Cilincing, Jakarta Utara membeli bahan-bahan pembuatan bom di toko online.
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - MA (21), terduga teroris yang diamankan di Cilincing, Jakarta Utara membeli bahan-bahan pembuatan bom di toko online. Bahan baku pembuatan bom yang diamankan tim Densus 88 dari kediaman MA dibeli secara terpisah.
"Iya, jadi terduga teroris ini memesan barangnya melalui online," kata Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Budhi Herdi Susianto. Karena dibeli secara terpisah, bahan-bahan pembuatan bom tidak dicurigai keluarganya. Selain itu, MA juga selama ini tertutup, meski di dalam rumah tinggal beberapa orang anggota keluarganya yang lain.
Baca: Jokowi Tolak Cabut UU KPK: Mahasiswa Demo di DPR
"Jadi tidak ada kecurigaan dari pihak keluarga bahwa kalau dikumpulkan barang yang berbeda dan dapat digunakan membuat bom, atau peledak," jelas Budhi.
Budhi menuturkan, barang-barang yang dipesan MA lantas dirakit menjadi bom bertipe Threeasseton Three Threeperoksida (TATP). Bahkan, saat penggerebekan di kediaman MA, ditemukan satu unit bom TATP aktif yang siap diledakkan. Selain penemuan bom aktif tersebut, polisi juga mengamankan 28 barang bukti lainnya, terutama bahan-bahan pembuatan bom.
Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap terduga teroris di Jalan Belibis V, Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara. Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan terduga teroris tersebut berafiliasi dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi. Tim masih melakukan pengamanan termasuk pengamatan sesuai parameter lokasi penangkapan.
Tim Densus 88 juga menemukan sepucuk surat yang ditinggalkan pelaku di rumahnya. Surat itu berisi pesan perpisahan karena pelaku ingin melakukan pengeboman. "Itu surat pamitan mau melakukan pengeboman," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono.
Argo mengatakan surat itu ditinggalkan pelaku berinisial MA (21) karena diduga akan melakukan pengeboman. Lebih jauh Argo mengatakan MA berencana akan mengebom kantor polisi dalam waktu dekat.
Penangkapan di Bekasi
Selain di Cilincing, Densus 88 juga melakukan penangkapan terduga teroris di Bekasi. Dua orang yang ditangkap di Kabupaten Bekasi merupakan pasangan suami istri. Pasangan suami istri tersebut ditangkap di rumahnya di Perumahan Alamanda Regency, Jalan Nirwana II Kelurahan Karang Satria, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi pada pagi tadi. Keduanya yakni AR (21) dan istrinya, S (19).
Baca: Jaksa Dakwa Sri Terima Tas dan Arloji
Ketua RT 02/04, Qurturi mengatakan keduanya ditangkap pada pukul 07.00 WIB. Sejumlah barang bukti, sebut Qurturi, dibawa oleh Tim Densus 88 dari rumah kontrakan yang dihuni kedua terduga teroris. "Berupa surat-surat lembaran Alquran, lembaran buku-buku saya enggak tahu tadi seperti apa. Kita nggak boleh masuk dari jauh saja," ujar Qurturi.
Menurutnya, pasutri itu tidak bergaul dengan warga sekitar. Qurturi menyebut keduanya tertutup kepada warga. Total Densus 88 Mabes Polri telah menangkap 9 orang terduga teroris di Bekasi dan Jakarta. Kelompok ini merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi yang terhubung dengan JAD Bandung.
Terduga teroris pertama yang ditangkap yakni SN pada pukul 05.35 WIB di Tambun, Bekasi. Kedua, Kedua atas nama AZ di Tambun Selatan, Bekasi. Ketiga, inisial H ditangkap pukul 06.05 WIB di Tambun, Bekasi. Keempat, IG ditangkap pukul 06.05 WIB di Tambun, Bekasi. Kelima atas nama AR, ditangkap pukul 07.05 WIB di Tambun Utara, Bekasi.
Keenam S, istri AR, ditangkap bersama suaminya. Kemudian ketujuh, atas nama AS ditangkap di Bekasi Utara. Kedelapan, MA alias Muri ditangkap pukul 08.30 WIB di daerah Semper Barat, Cilincing, Jakut. Kesembilan, atas nama I ditangkap di Jakarta Barat yang diduga mengikuti kegiatan idad di Bogor.
Geram
Orang tua terduga teroris di Cilincing tak menyangka anaknya ditangkap oleh Densus 88 Mabes Polri. Ayah MA, Abdul Ghani (69) pun kaget rumahnya di Jalan Belibis V, RT 13/RW 04, Kelurahan Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, digeledah oleh tim Densus 88.
Abdul tidak pernah mengetahui bahwa selama ini anaknya menjadi incaran pihak kepolisian. Ia juga tak tahu bahwa anak kesembilannya itu menyimpan bahan peledak di rumahnya. Ia baru mengetahui hal tersebut saat Densus 88 menemukan bahan peledak dari lemari kamar anaknya.
"Justru saya baru lihat ini. (Padahal) selama ini saya tinggal serumah," kata Abdul.
Baca: Studi Sebut Orang Mandi Lama Bisa Alami Gangguan Mental