Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Kisah Gede Agus Wardika, Bocah SD yang Bertaruh Nyawa Mengayuh Sampan Demi Menuntut Ilmu

Setiap pagi Agus harus bergegas memakai seragam sekolah dan mengambil tas berisi buku pelajaran dan secepatnya menuju ke tepian danau.

tribunbali.com
Gede Agus Wardika mendayung sampan melintasi Danau Batur menuju ke sekolahnya, Rabu (4/9/2019) pagi 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kisah seorang bocah SD yang bertarung nyawa mengayuh sampan lintasi danau Batur untuk bersekolah.

Gede Agus Wardika (10) harus berpeluh dan mengejar waktu demi sampai sekolahnya.

Siswa Asal Banjar Madya tersebut harus rela berjalan kaki ke sekolah atau naik sampan melintasi Danau Batur.

Sebab tidak ada akses jalan yang bisa dilintasi kendaraan bermotor bahkan sepeda motor dari Banjar Madya menuju Banjar Terunyan tempat sekolahnya berada.

Apabila berjalan ia harus memutar lewat Karangasem dengan berjalan kaki.

Namun siswa berusia 10 tahun tersebut lebih memilih untuk menyebrangi Danau Batur demi mempersingkat waktu perjalanannya supaya sampai sekolah tepat waktu.

Setiap pagi Agus harus bergegas memakai seragam sekolah dan mengambil tas berisi buku pelajaran dan secepatnya menuju ke tepian danau.

Baca: Viral Video Lelaki Menangis & Terobos Kamar Pengantin, Ditinggal Nikah Kekasih yang Dipacari 7 Tahun

Baca: VIRAL, 2 Siswa SMA di Manado Berkelahi, Masih Kenakan Seragam: Itu Baru Bilang Laki-laki

Baca: Rekaman CCTV Jemaat Dijahati Saat Doa di Gereja Beredar Luas, Pelaku Ikut Berdoa

FOLLOW FACEBOOK TRIBUN MANADO

Ia melempar tali tambatan sampan dan melompat masuk ke sampan kecilnya untuk menuju ke seberang danau tersebut.

Dilansir dari Bali.Tribunnews.com (5/9/19), anak pertama dari pasangan Putu Wardana dan Ni Nengah Sudiani ini adalah siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Terunyan.

Setiap hari ia harus mempertaruhkan nyawa dengan melintasi Danau Batur hanya menggunakan sampan kecil tanpa menggunakan pelampung.

Keinginannya hanya satu, ingin menuntut ilmu dengan pergi kesekolah tepat waktu apapun halangannya.

Rutinitas menyeberangi danau untuk menuntut ilmu sudah dilakukan Agus selama dua tahun ini.

Ia tinggal bersama orangtuanya di pondokan Waru, yakni rumah yang terpisah dari permukiman warga lain meski masih berada dalam satu wilayah Banjar Terunyan.

Memang saat masih duduk di bangku kelas 1 sekolah dasar, ia diantar oleh ayahnya ke sekolah.

Baca: Nginap di Hotel Mewah Spanyol, Nikita Mirzani Kepergok Pakai Tas Seharga Rp 1,2 Miliar

Baca: Ramalan Zodiak Untukmu Besok Sabtu 7 September 2019: Libra Ada Peluang yang Datang, Sendangkan Leo?

Baca: Diserang Farhat Abbas dan Elza Syarief, Hotman Paris Kini Lontarkan Sindiran Menohok

FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN MANADO

Tapi semenjak kelas 2 ia sudah mulai memberanikan diri untuk berangkat kesekolah sendirian dan menggunakan sampan melintasi Danau Batur.

“Kalau berangkat sekolah awal-awalnya diantar bapak. Tapi sejak kelas II SD saya berangkat sendiri,” katanya kepada Bali.Tribunnews.com, Rabu (4/9/2019).

Semangatnya untuk menimba ilmu tak dapat diragukan, bahkan ia rela bangun lebih awal ketimbang teman-temannya seumuran agar dapat sampai ke sekolah tepat waktu.

Mengingat jarak tempuh rumahnya ke sekolah lumayan jauh.

Sebab untuk menuju ke sekolahnya ia harus 30 menit lebih awal berangkatnya dibanding dengan teman-temannya yang tidak melintasi Danau Batur.

Bila musim penghujan tiba, ia terkadang harus rela untuk absen sekolah sebab akan berbahaya jika ia nekat untuk menyusuri danau dikala hujan turun.

Kadang kala saat ombak danau sedang besar-besarnya, ia juga harus diantar oleh ayahnya sebab sangat berbahaya bila ia nekat menyeberang danau sendirian.

Anak yang bercita-cita jadi guru matematika ini sangat berharap bisa memiliki sampan sendiri.

Baca: Curhatan Mantan Istri Raja Malaysia yang Cantik Setelah Bercerai dari Sultan Kerajaan Kelantan

Baca: Kejam, Bocah 2 Tahun Meregang Nyawa Ditangan Ayah Tirinya, Seminggu Disiksa Hingga Jasad Tertimbun

Baca: Putuskan Gantung Diri Sambil Diiringi Lagu, Mahasiswa S2 ITB Bahkan Tinggalkan Pesan Terenyuh

Sebab sampan yang ia pakai untuk ke sekolah menyusuri Danau Batur tersebut adalah milik keluarga.

Ukuran sampan yang tergolong kecil tersebut hanya bisa dipakai untuk satu orang saja.

Bahkan niatnya untuk berangkat bersama dengan adeknya, Kadek Ervan Sugianto (6) yang sekarang duduk di kelas 1 sekolah dasar tak bisa terlaksana.

Sebab sampan sekecil itu akan sangat beresiko jika digunakan oleh dua anak kecil sekalipun.

Adeknya diantar jemput oleh sang ayah dengan meminjam sampan tetangga yang lebih besar.

“Adik diantar-jemput bapak, sampannya pinjam milik tetangga,” ujarnya, dikutip Sosok.ID dari Bali.Tribunnews.com.

Kepala SDN 1 Terunyan, I Nyoman Siem, membenarkan bahwa Agus tinggal terpisah dari warga Banjar Terunyan lainnya.

Kepala Sekolah SDN 1 Terunyan, I Nyoman Siem bersama Gede Agus Wardika saat ditemui Rabu (4/9/2019).
Kepala Sekolah SDN 1 Terunyan, I Nyoman Siem bersama Gede Agus Wardika saat ditemui Rabu (4/9/2019).

Lokasi tempat tinggal Agus, Pondok Waru berada di belakang Setra Adat yang menjadi objek wisata andalan Desa Terunyan.

“Di pondokan Waru itu hanya terdapat lima KK (kepala keluarga). Sedangkan siswa kami yang bermukim di tempat tersebut, hanya dua orang yakni Agus dan Ervan.

Kalau Agus bawa sampan sendiri, sedangkan Ervan diantar dan ditunggui ayahnya sampai pulang,” ungkapnya, dilansir dari Tribun Bali.

Bahkan sang kepala sekolah beserta gurunya memaklumi Agus dan Ervan adiknya kerap terlambat datang ke sekolah.

Agus tergolong siswa berprestasi di sekolahnya, ia mendapatkan peringkat tiga besar saat kenaikan kelas II ke kelas III.

Dan mendapat peringkat pertama saat kenaikan kelas dari kelas III ke kelas IV.

Nyoman Siem berharap pemerintah memperhatikan nasib murid-muridnya tersebut.

Ia berharap pemeriintah dapat segera membangun akses jalan yang memadai untuk memudahkan siswa-siswi SDN 1 Terunyan untuk mendapatkan pendidikan dasar yang layak dan aman.

"Kami berharap pemerintah bangun akses jalan yang memadai untuk memudahkan siswa-siswi kami mendapatkan pendidikan dasar,” tandasnya.

Klik Tautan Sebelumnya

Baca: Sekjen FAM Kecewa dengan PSSI, Buntut Bentrok Suporter Indonesia dan Malaysia

Baca: Live Streaming TVRI Brazil vs Kolombia, Tite Optimis Brazil Menang Bakal Mudah

Baca: Lagi, Sulut United Gagal Curi Poin, Kalah 1-0 di Kandang Persiba

SUBCRIBE TRIBUN MANADO TV
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved