News
Kisah Gede Agus Wardika, Bocah SD yang Bertaruh Nyawa Mengayuh Sampan Demi Menuntut Ilmu
Setiap pagi Agus harus bergegas memakai seragam sekolah dan mengambil tas berisi buku pelajaran dan secepatnya menuju ke tepian danau.
FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN MANADO
Tapi semenjak kelas 2 ia sudah mulai memberanikan diri untuk berangkat kesekolah sendirian dan menggunakan sampan melintasi Danau Batur.
“Kalau berangkat sekolah awal-awalnya diantar bapak. Tapi sejak kelas II SD saya berangkat sendiri,” katanya kepada Bali.Tribunnews.com, Rabu (4/9/2019).
Semangatnya untuk menimba ilmu tak dapat diragukan, bahkan ia rela bangun lebih awal ketimbang teman-temannya seumuran agar dapat sampai ke sekolah tepat waktu.
Mengingat jarak tempuh rumahnya ke sekolah lumayan jauh.
Sebab untuk menuju ke sekolahnya ia harus 30 menit lebih awal berangkatnya dibanding dengan teman-temannya yang tidak melintasi Danau Batur.
Bila musim penghujan tiba, ia terkadang harus rela untuk absen sekolah sebab akan berbahaya jika ia nekat untuk menyusuri danau dikala hujan turun.
Kadang kala saat ombak danau sedang besar-besarnya, ia juga harus diantar oleh ayahnya sebab sangat berbahaya bila ia nekat menyeberang danau sendirian.
Anak yang bercita-cita jadi guru matematika ini sangat berharap bisa memiliki sampan sendiri.
Baca: Curhatan Mantan Istri Raja Malaysia yang Cantik Setelah Bercerai dari Sultan Kerajaan Kelantan
Baca: Kejam, Bocah 2 Tahun Meregang Nyawa Ditangan Ayah Tirinya, Seminggu Disiksa Hingga Jasad Tertimbun
Baca: Putuskan Gantung Diri Sambil Diiringi Lagu, Mahasiswa S2 ITB Bahkan Tinggalkan Pesan Terenyuh
Sebab sampan yang ia pakai untuk ke sekolah menyusuri Danau Batur tersebut adalah milik keluarga.
Ukuran sampan yang tergolong kecil tersebut hanya bisa dipakai untuk satu orang saja.
Bahkan niatnya untuk berangkat bersama dengan adeknya, Kadek Ervan Sugianto (6) yang sekarang duduk di kelas 1 sekolah dasar tak bisa terlaksana.
Sebab sampan sekecil itu akan sangat beresiko jika digunakan oleh dua anak kecil sekalipun.
Adeknya diantar jemput oleh sang ayah dengan meminjam sampan tetangga yang lebih besar.
“Adik diantar-jemput bapak, sampannya pinjam milik tetangga,” ujarnya, dikutip Sosok.ID dari Bali.Tribunnews.com.