Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Terkini

Pembatasan Internet di Papua Belum Bisa Dicabut, Begini Penjelasan Polri

Jaringan komunikasi lewat sambungan internet di Papua belum stabil. Itu karena penyebaran konten hoaks terkait Papua di internet masih belum mereda

Editor: Rhendi Umar
KOMPAS.COM
Massa demonstran saat merangsak ke halaman DPRD Mimika, Papua, Rabu (21/8/2019). 

Mengutip Kompas.com, kerusuhan di Jayapura itu bermula saat ribuan pengunjuk rasa bergerak jalan dari Abepura menuju ke Kantor DPR Papua dan Kantor Gubernur Papua yang ada di Kota Jayapura.

Tak berhenti di situ, massa membakar Kantor MRP, melempari ruko dan menjebol Lapas yang ada di Abepura, sehingga diperkirakan ada tahanan atau narapidana yang kabur.

Berita Populer: Siswa SMP Tewas Tertusuk Pisau, Keluarga Korban Sempat Tutupi Kasus, Ini Kronologinya

Berita Populer: Daftar Nama 13 Artis Jadi Anggota DPR RI, Ada yang Masuk 5 Caleg dengan Suara Terbanyak

Berita Populer: 20 Caleg DPR dan DPD Suara Terbanyak, Artis Kalahkan Fadli Zon & Anak SBY hingga Ada 4.132.681 Suara

Kota Jayapura Lumpuh, Rumah Makan Manado Amurang Rata Tanah

Demo ricuh berujung aksi pembakaran massa membuat Kota Jayapura Papua lumpuh total sejak Kamis (29/8/2019).

Informasi dihimpun Tribunmanado.co.id dari Edo, warga Manado yang berada di Jayapura, disebutkan bahwa banyak sekali bangunan yang dibakar massa, temasuk salah satunya Rumah Makan Manado Amurang, milik warga kawanua yang berada di Jalan Koti Jayapura.

“Itu rumah makan warga Kawanua jualan makanan khas Minahasa rata tanah dibakar massa,” ungkap Edo, Jumat (30/8/2019).

Sejumlah fasilitas perkantoran di Kota Jayapua yang dibakar antara lain Kantor Pos, Kantor Bea Cukai, Kantor Grapari, Bank BTN, bangunan-bangunan di kawasan hijau, termasuk kantor Majelis Rakyat Papua habis dibakar massa anarkis.

“Pokoknya sepanjang jalan yang mereka lewati  mulai dari Abepura sampai Jayapura dibakar. Lokasi paling parah di Entrop yang berada di Disktrik Jayapura Selatan. Ada 4-5 mobil dibakar, termasuk kios-kios yang ada di sekitarnya,” jelas Edo.

Bukan hanya aksi pembakaran, kerusuhan berujung ricuh, Kamis (29/8/2019) juga ditambah dengan aksi penjarahan toko dan supermarket.

“Jadi toko-toko dan supermarket dijarah massa yang beringas,” kata Edo.

Edo mengaku, kondisi Kota Jayapura lumpuh total. Semua aktivitas diliburkan menunggu situasi kondusif.

Belum ada korban jiwa yang jatuh akibat kerusuhan dan aksi anarkis ini.

“Sejauh ini baru kerugian material akibat bangunan dibakar, termasuk bangunan-bangunan yang dirusak oleh massa yang melintas,” terangnya.

Edo yang juga merupakan anggota dari Kerukuran Keluarga Kawanua (K3) di Jayapura Papua, menuturkan hingga saat ini belum ada intruksi dari organisasi untuk warga kawanua pulang kampung pasca kerusuhan berujung ricuh anarkis ini.

“Belum ada intruksi. Secara keseluruhan warga kawanua disini masih aman. Kami semua menyerahkan keamanan, keselamatan kami termasuk penanganan kondisi di Kota Jayapura ke apparat. Hanya memang kami diminta menjauhi lokasi-lokasi rawan,” ujarnya. 

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO:

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Polri Sebut Pembatasan Internet di Papua Belum Bisa Dicabut

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved