Ujaran Kebencian
Sosok Tri Susanti, Caleg Gerindra Tersangka Ujaran Kebencian Insiden di Asrama Mahasiswa Papua
Tri Susanti juga membenarkan kabar dirinya pernah bersaksi di Mahkamah Konstitusi (MK) saat sidang sengketa Pilpres 2019 sebagai relawan Prabowo.
Namun, Tri Susanti mengaku, ia bukanlah pengurus atau kader partai berlambang kepala burung garuda itu.
“Saya di Parpol Gerindra itu bukan pengurus. Saya bukan pengurus saya ini, bukan kader juga,” katanya saat dihubungi Tribunjatim.com, Kamis (22/8/2019).

Tri Susanti mengaku hanya sebatas mencalonkan diri sebagai calon legislatif menggunakan payung partai politik bernama Gerindra.
“Saya hanya nyaleg dari Partai Gerindra,” kata Alumni Fisipol Universitas Wijaya Kusuma Surabaya itu.
Perempuan berambut panjang itu menuturkan, pencalonannya dulu sebagai caleg melalui parpol Gerindra, beberapa hari menjelang pendaftaran caleg di KPU, tutup.
"Saya nyaleg itu last minutes, ketika mau ditutup (pendaftarannya) saya baru masuk untuk pencalegkan."
"Jadi last minutes pendaftaran caleg itu ya, nah saya baru masuk,” jelasnya.
Baca: Ibu 36 Tahun Ini Punya 44 Anak, Saat Umur 23 Ia Miliki 25 Anak, Terungkap Diusia Berapa Ia Menikah
Baca: VIDEO Wanita yang Viral Ditendang Anaknya karena Tak Diberi Rp 10 Ribu Meninggal Dunia
Baca: Penyesalan Wanita Muda yang Nikahi Kakek 70 Tahun Demi Uang, Anak Sudah Tiga dan Alami Ini
2. Akui bersaksi saat sidang sengketa Pilpres 2019 di MK
Tri Susanti juga membenarkan jika dirinya bersaksi dalam sidang sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK).
Tri Susanti merupakan ketua kelompok simpatisan pendukung Paslon Capres dan Cawapres nomor urut 02, Prabowo dan Sandi, bernama Rabu Biru.
“Yang kebetulan kemarin, aktif di relawan. Kan (menjadi) relawan juga macam-macam, kan itu kan bukan orang partai juga," kata da
Disinggung kesaksiannya di sidang sengketa Pilpres 2019, Tri Susanti mengaku hanya menyampaikan temuan-temuan yang mencurigakan.
"Itu karena saya kebetulan menemukan permasalahan di tempat tinggal saya."
"Jadi bukan ‘jarene’ (bukan katanya), mengalami langsung kejadian yang untuk kesaksian di MK itu, lho," jelasnya.
“Kesaksian saya di MK itu kan, ada 5 nama di rumah saya. Banyak kesalahan data ganda di TPS lingkungan saya,” katanya.