Lifestyle
7 Mitos yang Beredar Tentang Anak Autis dan Kebenarannya
Pemahaman masyarakat terhadap anak autis kini sudah jauh berkembang ketimbang lima hingga sepuluh tahun sebelumnya
Namun, ini bukan berarti anak-anak autis tidak ingin berteman dengan orang lain.
Anak autis mungkin terkadang terkesan tertutup dan tidak ramah, tetapi sebenarnya anak autis hanya kesulitan dalam cara bersosialisasi dan menyampaikan keinginannya kepada orang lain.
3. Anak autis tidak dapat merasakan emosi dan mengekspresikan emosinya
Anak autis tetap dapat merasakan emosi serta mampu mengekspresikan emosi tersebut.
Hanya saja, anak-anak autis memiliki cara yang berbeda dalam mengekspresikan emosi yang mereka rasakan.
Anak autis memiliki kesulitan dalam menangkap komunikasi yang tersirat dan tidak langsung, seperti sarkasme atau gerakan tubuh.
Namun, jika orang-orang di sekitarnya menyampaikan emosi yang dirasakan secara langsung dan tidak tersirat, anak-anak autis dapat menangkap emosi tersebut dan mungkin dapat berempati dengan orang sekitarnya.
4. Vaksin menyebabkan anak autis
Sampai saat ini, tidak terdapat penelitian yang dapat secara tegas memperlihatkan hubungan antara anak autis dan vaksinasi.
Penyebab autisme belum diketahui secara pasti, tetapi banyak faktor yang mungkin dapat menyebabkan autisme, seperti faktor genetik dan lingkungan.
5. Anak autis tidak dapat belajar hal baru
Anak-anak autis dapat mempelajari hal-hal yang baru.
Melalui terapi-terapi yang diberikan, anak autis dapat dipandu untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan sekitarnya.
Anak autis mungkin memiliki kecepatan belajar yang lambat, namun bukan berarti mereka tidak dapat mempelajari hal-hal yang baru.
Beberapa terapi yang biasanya diberikan adalah terapi komunikasi dan perilaku, terapi keluarga, serta terapi edukasi.