NEWS
Cerita Saksi Mata Kerusuhan, Pintu Dilempar dan Didobrak Massa, Dia dan Anaknya Tahan Pakai Tangan
Pasca terjadinya kerusuhan di Manokwari beberapa hari lalu masih menyisakan kisah. Dan itu tak akan mungkin dilupakan seorang pria berusia 55 tahun.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pasca terjadinya kerusuhan di Manokwari beberapa hari lalu masih menyisakan kisah.
Dan itu tak akan mungkin dilupakan seorang pria berusia 55 tahun.
Kenapa. Karena saat itu Johannes (55) Warga Manokwari menjadi saksi amukan massa pengunjuk rasa.
Saat itu pengunjuk rasa sudah emosi dan merusak sejumlah fasilitas di Kota Manokwari.
Rumah Johannes sendiri bahkan nyaris juga menjadi korban perusakan, andai Ia dan keluarganya tak mampu mempertahankan diri dari serangan massa.
Rumah Johannes terletak di Jl Yos Sudarso, Manokwari, hanya sekitar 10 meter di depan showroom mobil yang dibakar massa pengunjuk rasa.
Di depan rumahnya itulah menjadi titik kumpul ribuan massa pengunjuk rasa dari berbagai lokasi di Kota Manokwari.
Baca: Ingin Minyak Goreng Selalu Jernih Meski Sudah Digunakan, Ikuti Tips Ini
Baca: Cara Mudah Hilangkan Ketombe Pada Kulit Kepala Yang Selalu Tertutup
Baca: Lima Hari Lagi Polisi Lalu Lintas Seluruh Indonesia Akan Gelar Operasi Patuh, Ini Jadwalnya
Facebook Tribun Manado :
Baca: VIDEO Detik-detik Aksi Baku Tembak KKB Papua dengan TNI di Wamena, Anak Buah Egianus Kogoya Tewas
Baca: Ingin Liburan Akhir Pekan Dengan Biaya Murah, Ini Tips nya, Salah Satunya Pilih Tempat Wisata Gratis
Baca: Bahaya Makan Sambil Berdiri, Bisa Akibatkan Gangguan Pencernaan Hingga Muntah
Instagram Tribun Manado :
Johannes menceritakan, saat unjuk rasa terjadi, sejumlah massa juga mencoba membobol pintu rumahnya dengan menggunakan benda tumpul seperti kayu dan batu berukuran besar.
Johannes yang berada di dalam rumah bersama istri dan anak, mencoba bertahan dengan menahan pintu dari dalam menggunakan kekuatan dan peralatan seadanya.
"Mereka sudah lempar dan dobrak ini pintu pakai kayu. Saya sama anak tahan pakai tangan dari dalam," kata Johannes kepada Tribun Timur, ditemui di rumahnya, Jumat (23/8/2019).
Beruntung, pintu rumah Johannes yang terbuat dari kayu cukup tebal, mampu menahan dobrakan, walau akhirnya terlihat beberapa retakan.
Pria yang kesehariannya membuka warung kelontong ini mengaku, hari saat kerusuhan berlangsung, Ia memang sudah tak membuka tokonya, karena sudah mendapat info akan adanya massa di sekitar rumahnya.
Mencegah terjadi apa-apa, Johannes bahkan mengaku telah memberikan beberapa bungkus rokok dan air minum kepada warga.
"Saya sudah kenal warga sekitar sini, mereka juga kenal saya. Saya kasih mereka rokok sama air minum, tapi jan jumlahnya sangat banyak. Banyak massa yang tak kenal saya, merekalah yang mau bobol ini," ucap Johannes.
Dalam keadaan panik, Johannes yang sejak lahir menetap di Papua, berusaha mempertahankan rumahnya dari serbuan massa.