Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kerusuhan di Papua

Alasan Mendiang Gus Dur Dicintai Rakyat Papua, Ungkapan saat Rusuh Papua Pecah dan Singgung Jokowi

"Gus Dur lah yang mengembalikan kami sebagai identitas Bangsa Papua. Bisa berdialog dengan orang Papua," ujarnya.

Penulis: Frandi Piring | Editor: Frandi Piring
Net
Presiden Abdurrahman Wahid saat bersama Rakyat Papua 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Aktivis Papua, Filep Karma turut memberikan pandangannya terkait yang dirasakan masyarakat Papua.

Berkaca pada peristiwa tudingan perusakan bendera Indonesia kepada mahasiswa Papua di Surabaya Sabtu (17/8/2019) yang berujung kericuhan di Manokwari dan Fakfak yang telah menyisakan cerita.

Tindakan rasisme disebut masyarakat Papua sebagai pemicu kerusuhan yang terjadi.

Karena hal itu, Program Mata Najwa mengangkat tema 'Nyala Papua', yang diunggah di saluran YouTube Najwa Shihab, Kamis (22/8/2019).

Filep mengungkapkan, hanya ada satu presiden yang ia rasa bisa memahami masyarakat Papua.

"Saya kira hanya Gus Dur saja, beliau bisa mengerti apa yang bangsa Papua inginkan sehingga beliau membuka peluang-peluang itu untuk kami," ungkap Filep.

Presiden Abdurrahman Wahid saat bersama Rakyat Papua
Presiden Abdurrahman Wahid saat bersama Rakyat Papua (Net)

"Gus Dur lah yang mengembalikan kami sebagai identitas Bangsa Papua. Bisa berdialog dengan orang Papua," ujarnya.

Filep pun membeberkan pernah ada usaha membuka diaolog dengan pemerintah namun tak ada hasil.

"Apa yang membuat orang Indonesia ketakutan? Dari dulu kami minta dialog tidak pernah direspons, kemudian LIPI pun sudah membuat penelitian untuk itu, tapi tidak direspons," paparnya.

"Jadi semacam ada sesuatu yang disembunyikan untuk tidak diketahui oleh mayoritas rakyat Papua. Kami juga bertanya, sebab dialog yang diajukan oleh LIPI itu bagus, itu ditakuti, itu mungkin kita coba untuk berbicara tentunya ada hal yang disepakati dan ada hal-hal yang untuk tidak disepakati," kata Filep. 

(Artikel ini dilansir dari TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah/ Desi Intan Sari)

Aktivis Papua, Filep Karma turut memberikan pandangannya terkait yang dirasakan masyarakat Papua
Aktivis Papua, Filep Karma turut memberikan pandangannya terkait yang dirasakan masyarakat Papua (Capture Mata Najwa)

Baca: Kerap Terlihat Tegar, Tangis Nikita Mirzani Pecah Saat Sajad Ukra Libatkan Anak dalam Kasus Hukum

Baca: Pria Ini Naik ke Atas Tubuh Wanita Yang Tertidur di Kamar Kos, Ancam Dengan Pisau dan Lakukan Ini

Baca: Kerusuhan di Fakfak, Warga Papua Pasang Badan untuk NKRI: Tidak Takut Mati Demi Merah Putih!

Lukas Enembe Singgung Jokowi 

Gubernur Papua, Lukas Enembe, memberikan komentar mengenai pernyataan Presiden Joko Widodo atas kerusuhan yang terjadi di Papua pada Senin, (19/8/2019) silam.

Menurut Lukas, pernyataan Jokowi tidak tegas dan belum bisa mengobati hati warga Papua.

Bahkan, jika aksi persekusi masih terjadi di Indonesia, Lukas mengaku akan menarik semua mahasiswa Papua yang berkuliah di luar Tanah Cendrawasih tersebut.

Hal ini disampaikan oleh Lukas saat ditemui tim Tribunnews, Selasa (20/8/2019).

Menurut Lukas, persoalan rasisme terhadap warga Papua lebih khusus mahasiswa yang kuliah di Jawa Timur, tidak bisa diselesaikan dengan hanya minta maaf.

Proses hukum harus tetap diberlakukan bagi pelaku rasis agar kejadian serupa tidak berulang.

Gubernur Papua Lukas Enembe
Gubernur Papua Lukas Enembe (kompas.com)

“Masalah rasisme terhadap masyarakat Papua tidak bisa diselesaikan dengan hanya meminta maaf. Tapi harus ada proses hukum bagi oknum-oknum pelaku, agar hal yang sama tidak terulang lagi,” kata Lukas Enembe, usai melantik sejumlah pejabat eleson III dan II di lingkungan Pemprov Papua, Selasa (20/8/2019).

Menurut Lukas, harus ada penanganan yang serius bagi para pelaku rasisme yang meneriaki mahasiswa Papua dengan kata atau kalimat tak pantas.

“Masalah ini tidak bisa disederhanakan begitu saja, karena sudah terjadi bertahun-tahun, jadi harus ada proses hukum untuk efek jera,” kata Gubernur Papua.

Lukas juga memandang pernyataan Presiden Jokowi tidak tegas dan tidak bisa mengobati hati masyarakat Papua.

“Mestinya Presiden segera perintahkan penegak hukumnya untuk tangkap para pelaku, karena ini bukan masalah baru, tapi sudah berulang-ulang, pemain sepak bola Papua juga sering diserang dengan rasis,” imbuhnya.

Baca: VIRAL VIDEO Perwira Polisi Tampar dan Tendang Anggota Polri -TNI, Ternyata Perayaan HUT

Baca: Rocky Gerung Bandingkan Ahok dan Anies, Mardani Ali Sera: Kadang Melampaui Hukum

Baca: Ahok Unggah Foto Bersama Syafi’i Maarif di Hadapan Ribuan Mahasiswa dan Tulis: Aku untuk Indonesiaku

Gubernur Papua tersebut melanjutkan, jika tak ada jaminan keamanan dan keadilan bagi warga Papua, pemerintah sudah memiliki opsi yakni akan memulangkan mahasiswa Papua.

“Kalau NKRI ini masih rasis, kami akan tarik semua mahasiswa," ujar Lukas.

Lukas mengatakan, dirinya telah berbicara dengan Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, untuk datang dan berbicara mengenai pemindahan mahasiswa Papua ke tanah asal.

Rencananya, mereka akan mengatur mahasiswa Papua agar berkuliah di Universitas Papua dan Universitas Cendrawasih, Papua.

"Saya tadi sudah bicara dengan Gubernur Papua Barat untuk mereka datang ke sini dan bicara di sini untuk atur mahasiswa ditaruh di Unipa dan Uncen, kami akan tarik semua, untuk kuliah di Papua,” kata Lukas.

Lukas juga mengungkapkan, tim terpadu akan segera dibentuk guna diturunkan ke Jawa Timur, Jawa Tengah serta Yogyakarta.

Hal tersebut dilakukan untuk memetakan permasalahan yang ada serta mencari solusinya. (Tribunnews.com/TribunManado.co.id)

 

Baca: Gubernur Lukas Enembe: Orang Papua Butuh Kehidupan Bukan Jalan, Mereka tak Punya Apa-apa

Baca: Aura Kasih Geram Disebut Pabrik Susu oleh Kritikus Film: Bapak Lahir dari Seorang Wanita

Baca: Prada DP Salah Artikan Hukuman Penjara Seumur Hidup, Lantang Sebut 21 Tahun akan Dibui

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved