Sejarah
Kisah Permintaan Terakhir Terpidana Mati Paling Fenomenal, Bikin Bulu Kuduk Merinding
Jarang dibagikan, kisah-kisah dari detik-detik menjelang eksekusi mati dilakukan juga kerap menjadi perhatian khusus.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Meski masih menjadi kontroversi, hukuman mati sampai sekarang masih diberlakukan di beberapa negara.
Jarang dibagikan, kisah-kisah dari detik-detik menjelang eksekusi mati dilakukan juga kerap menjadi perhatian khusus.
Seperti kisah eksekusi mati yang diceritakan oleh seorang jaksa berikut ini.
Sebuah kisah yang membuat bulu kuduk merinding ketika mengetahui permintaan terakhir sang terpidana mati.
Pagi itu, awal Januari 1980 sekitar pukul 04.30 WIB. Hari masih gelap dan sepi.
Saat sebagian besar penduduk Kota Pamekasan masih lelap, kesibukan yang menegangkan sudah tampak di penjara yang terdapat di sana.
Karena hari itu merupakan hari terakhir bagi terpidana mati Bobby (nama samaran).

Pengadilan telah menjatuhkan vonis hukuman mati atas sederet kejahatan yang dilakukannya.
Dengan mata tertutup kain merah dia telah diikat pada dua tiang tegak lurus dengan celah ± 10 cm di belakang tubuhnya.
Baca: Kapolri Ajak Para Kapolda Dukung Program Jokowi
Baca: Karena Gempa Berkekuatan 7.4 SR, Artis Titi Kamal Batal Melakukan Hal Ini
Baca: BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami Pasca Gempa Magnitudo 7.4 di Barat Daya Sumur, Banten
Di belakang tiang diberi tumpukan karung berisi pasir untuk menahan laju peluru.
Badan besar sedikit gemuk itu diikat agar tetap berdiri tegap sebelum eksekusi dan tidak jatuh tersungkur setelah menjalani hukuman mati.
Kepalanya juga diselubungi kantung kain agar mimiknya tidak terlihat regu tembak.
Di atas dua bilah papan, telapak kakinya yang telanjang itu ikut menahan beban tubuhnya.
Di sekeliling kakinya diberi daun-daun kelor yang konon merupakan "penawar" bila seseorang mempunyai jimat.
Saya berada tak jauh di depannya mengamati apakah posisinya sudah benar dan ikatan talinya cukup kuat.