News
Moeldoko dan Arief Poyuono Bertemu, Makan Siang di Kantor KSP, Gerindra Pasti Masuk Kabinet Jokowi?
Pertemuan hari ini memunculkan spekulasi bahwa Gerindra sudah pasti akan bergabung dengan koalisi pemerintahan Jokowi lima tahun ke depan.
Bahkan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo menyampaikan, Gerindra siap untuk membantu pemerintah Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Secara prinsip ya kita kalau pun memang, kan sudah juga disampaikan ke Pak Jokowi, kalau memang kita dibutuhkan ya kita siap,
Baca: Fakta Elvia Cerolline Pacar Billy Syahputra, Foto Model dan Suka Traveling
Baca: Ayah Kandung Setubuhi Anak Kandung hingga 50 Kali, Polisi: Orang Tua Bejat
Baca: Komentar-komentar Ini Akan Mempeburuk Suasana Hati Teman yang Patah Hati
FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN MANADO
tetapi kalau tidak, ya kita di luar (di luar pemerintah) juga enggak ada masalah," kata Edhy Prabowo saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (25/7/2019) lalu.
Edhy mengatakan, partai-partai koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf tak perlu khawatir kehilangan jabatan di Kabinet Kerja Jilid II.
Sebab, bagi Gerindra, membantu pemerintahan Jokowi tidak harus dengan bagi-bagi jabatan.
"Jangan sampai khawatir dengan adanya kita (Gerindra), kemudian seolah-olah kita akan mengambil jabatan siapa dan sebagainya di pemerintahan. Buat kita membangun negeri tidak harus dengan jabatan," ujar dia.
Mega lebih Enjoy Gerindra
Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research Center (SMRC), Djayadi Hanan mengatakan pertemuan Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi pertanda Gerindra serius untuk masuk menjadi bagian dari koalisi Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi).
Apalagi kata dia, jika benar-benar Gerindra ingin memperoleh kursi Ketua MPR RI.
"Gerindra memang perlu masuk ke koalisi Jokowi jika ingin menjadi ketua MPR. Karena tanpa bergabung ke kubu Jokowi, penentuan pimpinan MPR akan ditentukan melalui paket. Itu berarti koalisi Jokowi akan satu paket tanpa Gerindra," jelas pengamat politik dari Universitas Paramadina ini pekan lalu.
Selain itu kemungkinan dapat tambahan kursi di kabinet tentu lebih menguntungkan bagi Gerindra ke depannya.
Selain itu dia melihat, pertemuan Megawati Soekarno putri dengan Prabowoa Subianto menunjukkan bahwa PDI Perjuangan memberikan sinyal kuat akan menerima bila Gerindra bergabung di koalisi Jokowi.
"Saat yang sama, PDI Perjuangan atau Megawati tampaknya menunjukkan sikap bahwa Gerindra dianggap lebih diprioritaskan dibanding PAN dan Demokrat untuk bergabung," jelas Djayadi Hanan.
Dia memperkirakan, alasannya Gerindra lebih dinilai PDI Perjuangan konsisten sikapnya dibandingkan PAN.