Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tangis Hastuti Pecah saat Ingat Suaminya Meninggal

Tangis Hastuti Mokodompit (35) pecah, saat mengingat suaminya Su Anggol (41) yang baru saja dimakamkan di pemakaman Desa Touruakat

Penulis: Alpen_Martinus | Editor:
alpen martinus/tribun manado
Tangis Hastuti Mokodompit (35) pecah, saat mengingat suaminya Su Anggol (41) yang baru saja dimakamkan di pemakaman Desa Touruakat, Dumoga Timur, Bolaang Mongondow, Senin (29/7/2019). 

Tangis Hastuti Pecah saat Ingat Suaminya Meninggal

Laporan wartawan Tribun Manado Alpen Martinus

TRIBUNMANADO.CO.ID, KOTAMOBAGU - Tangis Hastuti Mokodompit (35) pecah, saat mengingat suaminya Su Anggol (41) yang baru saja dimakamkan di pemakaman Desa Touruakat, Dumoga Timur, Bolaang Mongondow, Senin (29/7/2019).

Su meninggal dunia saat melakukan pertambangan di lokasi tambang Bakan, Minggu (28/7) malam. Korban lain yang meninggal dunia adalah Chandra Sabir (33) juga warga desa Touruakat.

Suhendri meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak.

Hastuti menceritakan, kemarin malam saat anaknya yang kedua Husnul Anggol yang masih duduk di bangku kelas 2 SMA pulang ke rumah dari tempat kos, almarhum suaminya semangat berpesan agar anaknya tersebut tetap sekolah.

"Dia (almarhum) bilang, Nul biar papa yang susah,sekolah baik-baik, biar susah papa mau sekolahkan sampai kuliah, cukup saja papa yang susah, nanti kalau sudah selesai, nanti papa bantu cari kerja. Tapi seperti ini sudah terjadi seperti ini," kata Hastuti mengenang perkataan suaminya.

Ia mengatakan, suaminya sudah ikut ditambang sejak sebelum puasa.

"Mudah-mudahan, bos atau tuan tanah itu ada toleransi, supaya bisa membantu saya menyekolahkan akan saya sampai selesai," kata dia.

Tangisnya pecah lagi saat mengingat suaminya tersebut."Tapi biar dibayar puluhan juta, tapi kalau suami saya jadi begini (meninggal) saya tidak mau," jelasnya.

Ia mengatakan, setelah suaminya meninggal dunia, tidak tahu lagi siapa yang akan menjadi tulang punggung keluarga, untuk membiayai sekolah anaknya.

"Siapa lagi kasiang, sudah tidak ada orang tua, tinggal orang tua mantu. Sudah tidak ada lagi yang saya bisa harapkan," ujarnya sambil menangis.

Saat hendak pergi ke lokasi tambang, almarhum sempat berpesan agar Hastuti menjaga anak mereka Shakira Anggol yang masih berusia 1 tahun lebih.

"Terus dia pesan, Nul sudah akan kembali ke tempat kos, supaya diberikan sedikit uang," katanya.

Juga ia berpesan, bahwa ini adalah hari terakhir terakhir akan menambang, setelah itu akan berhenti, karena ada saudaranya ada acara pernikahan saudaranya.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved