Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Informasi Kesehatan

Kenali Paraplegia yang Melibatkan Gangguan Fungsi Motorik atau Sensorik, Cek Selengkapnya

Paraplegia adalah kondisi medis yang melibatkan gangguan fungsi motorik atau sensorik pada pinggang ke bawah.

(youtube.com)
Ilustrasi terapi Paraplegia 

Elektromiografi (EMG). Pada pemeriksaan ini, sensor akan mengukur aktivitas listrik pada otot dan saraf penderita.

Sumsum Tulang Belakang
Sumsum Tulang Belakang (sekolahan.co.id)

Jika lengan juga dipengaruhi oleh kelumpuhan, quadriplegia adalah terminologi yang tepat.

Jika hanya satu anggota tubuh yang terpengaruh, istilah yang benar adalah monoplegia.

Paraplegia selanjutnya dikategorikan menjadi lengkap atau tidak lengkap.

Paraplegia lengkap adalah kerusakan mutlak pada daerah sumsum tulang belakang.

Seseorang dengan paraplegia lengkap mungkin mengalami kehilangan fungsi sensorik dan motorik total.

Di sisi lain, paraplegia yang tidak lengkap mendefinisikan kerusakan parsial.

Misalnya, seseorang dengan paraplegia yang tidak lengkap mungkin memiliki fungsi sensorik tetapi tidak ada gerakan, atau sebaliknya.

Tingkat fungsi yang hilang karena paraplegia sesuai dengan tingkat kerusakan pada sumsum tulang belakang dan daerah yang terkena.

Area sumsum tulang belakang yang menyebabkan paraplegia adalah toraks, lumbar atau sakral.

Cedera pada toraks atas (T1 hingga T8), yang kira-kira berdekatan dengan dada, sering mengakibatkan kontrol badan yang buruk.

Kerusakan pada toraks bagian bawah (T9 hingga T12) memungkinkan kerusakan fungsi dan postur tubuh. Kerusakan lumbar dan sakral menyebabkan fungsi fleksor dan pinggul yang buruk.

Pada dasarnya, penanganan tergantung dari penyebab yang mendasari terjadinya paraplegia.

Beberapa opsi tatalaksana termasuk:

Pembedahan untuk mengatasi pembengkakan di lokasi cedera, menghilangkan lesi, atau mengangkat objek yang menyebabkan kerusakan sumsum tulang belakang.

- Operasi penyelarasan tulang belakang tulang belakang.

- Pembedahan sekunder untuk mengatasi masalah lain, seperti cedera otot akibat paraplegia.

- Obat-obatan untuk mengurangi risiko infeksi, pembekuan darah, dan masalah sekunder lainnya.

- Fisioterapi untuk membantu pengidap mendapatkan kembali sebanyak mungkin fungsi dengan mengajarkan otak dan sumsum tulang belakang cara mengatasi cedera. Fisioterapi juga dapat membantu pengidap memperlambat hilangnya tonus otot di bawah lokasi cedera.

- Terapi latihan untuk membantu tubuh tetap dalam bentuk fisik yang baik dan mengurangi rasa sakit kronis.

- Psikoterapi untuk membantu mengadopsi keterampilan mengatasi dan mengelola cedera.

- Pendidikan tentang cedera, program advokasi, dan kelompok dukungan keluarga.

- Pelatihan dan terapi kerja untuk membantu mempelajari keterampilan baru, mendapatkan kembali yang lama, dan menemukan cara baru untuk mengatasi cedera.

- Akupunktur.

Klik Tautan Sebelumnya

Baca: Head to Head & Prediksi Liga 1 Indonesia 2019, Laga Persib Bandung vs Bali United Live di Indosiar

Baca: Spesifikasi Lengkap Ponsel Realme X yang Baru Diluncurkan di Indonesia, Cek Harganya

Baca: Egy Maulana Vikri Cetak Sejarah Sepak Bola Indonesia, Masuk Skuad Lechia Gdansk Untuk Liga Europa

SUBCRIBE TRIBUN MANADO TV

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved