Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Inspiratif

3 Kisah Lama yang Tak Banyak Diketahui Orang Saat Polantas Tilang Jenderal TNI, Kapolda Turun Tangan

Pujian disematkan kepada tiga sosok jenderal petinggi TNI, Meski pegang jabatan penting di TNI, sosoknya tetap merendah dan tak menyombongkan diri

Tribun Timur - Tribunnews.com
ilustrasi-tilang 

Saat ditunjukkan betapa terkejutnya polisi tersebut mengetahui identitas pria yang disetopnya tersebut merupakan Jenderal TNI AD.

"Siaap Pak!" si polisi spontan langsung berdiri tegak memberi hormat.

Baca: UPDATE Pembunuhan Oknum Polri: Penyebab Brigadir RT Habisi Bripka RE dengan 7 Kali Tembakan Senjata

Entah apa yang berkecamuk dalam pikirannya ketika dirinya mengetahui yang diberhentikan dan diceramahinya seorang Kepala Staf TNI AD.

Namun bukannya marah, Bambang Soegeng malah mengaku salah di hadapan anggota polisi tersebut.

Bambang Sugeng juga tak lalu menggunakan kekuasaannya supaya lolos dari hukuman karena melanggar aturan lalu lintas.

"Memang saya yang salah. Saya menerima pelajaran dari Pak Polisi," kata Bambang Sugeng.

Bahkan, kabar tentang Bambang Soegeng yang ditilang polisi tersebut keesokan harinya masuk berita di sebuah koran di Yogyakarta.

Bambang Sugeng merupakan sosok perwira TNI yang memberikan teladan untuk selalu taat aturan dan tidak mentang-mentang berkuasa.

Endang Ruganika, putri sulung Bambang Soegeng mengisahkan hal lain soal kepatuhan ayahnya berlalu lintas.

Saat itu Bambang Soegeng hendak pergi ke Jawa Tengah.

Namun sampai Cirebon, dia baru sadar SIM ketinggalan.

"Bapak menyuruh pembantu pulang ke Jakarta untuk mengambil SIM," tulis Endang dalam buku tersebut.

Dikutip dari Wikipedia, Bambang Sugeng lahir di Tegalrejo, Magelang, 31 Oktober 1913 dan meninggal di Jakarta, 22 Juni 1977 pada umur 63 tahun.

Selain berkarier di dunia militer, Bambang juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Vatikan, Jepang, dan Brasil.

3. Jenderal TNI Dibentak Bintara Karena Salah Parkir

Identitas merupakan hal utama yang harus dirahasiakan oleh seorang intelijen, meskipun pangkatnya jenderal TNI sekalipun.

Pengalaman menarik pernah dialami mayor jenderal (Mayjen) TNI Benny Moerdani yang kala itu tergabung dalam intelijen TNI.

Moerdani yang saat itu berpangkat mayor jenderal TNI, harus menjaga kerahasiaan identitasnya dari personel TNI lain.

Sebagaimana dilansir dari buku 'Pada buku Benny: Tragedi Seorang Loyalis' yang ditulis Julius Pour.

Cerita itu bermula ketika Benny Moerdani pergi ke Markas Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib).

Baca: VIRAL, Mahasiswa Ngaku Lulusan UI Tolak Gaji 8 Juta, Fahri Hamzah: Itu Biasa Saja

Benny Moerdani mengendarai mobilnya tanpa mengenakan seragam dinas.

Dia berkendara ke kantor yang terletak di kawasan Medan Merdeka Barat.

Setiba di lokasi, ia langsung memarkirkan kendaraannya di lokasi terdekat dari pintu masuk.

Lokasi parkir itu merupakan tempat khusus bagi perwira tinggi militer.

Tanpa pikir panjang, seorang penjaga berpangkat bintara yang berasal dari satuan marinir menghardiknya.

Penjaga itu meminta Benny memindahkan mobilnya ke lokasi parkir lain.

Bagaimana respons Benny Moerdani?

Benny Moerdani diam saja.

Dia tidak marah dan hanya diam mengikuti perintah marinir tersebut.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Baca: Head to Head & Prediksi Liga 1 Indonesia 2019, Laga Persib Bandung vs Bali United Live di Indosiar

Baca: Spesifikasi Lengkap Ponsel Realme X yang Baru Diluncurkan di Indonesia, Cek Harganya

Baca: Egy Maulana Vikri Cetak Sejarah Sepak Bola Indonesia, Masuk Skuad Lechia Gdansk Untuk Liga Europa

SUBCRIBE TRIBUN MANADO TV

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved