Torang Kanal
PROFIL LENGKAP Jenderal Budi Gunawan, Sosok Penting Pertemukan Jokowi-Prabowo dan Megawati-Prabowo
Budi Gunawan merupakan kepala Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) menggantikan Sutiyoso.
Penulis: Aldi Ponge | Editor: Aldi Ponge
Peningkatan jumlah harta Budi terlihat dari harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunan.
Pada 2008, tanah dan bangunan milik Budi senilai Rp 2.744.180.000, sedangkan tahun 2013 meningkat tajam menjadi Rp 21.543.934.000.
Budi Gunawan disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau b, Pasal 5 ayat 2, Pasal 11 atau 12 B Undang-undang Tindak Pidana Korupsi.
Jokowi pun menunjuk Badrodin Haiti sebagai Kapolri sedangkan Budi Gunawan ditunjuk menjadi Wakapolri dalam Sidang Wanjakti.
Jokowi kemudian mengangkatnya menjadi Kepala BIN dan pangkatnya dinaikan dari Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi, menjadi Jenderal Polisi, pada 9 September 2016.
Budi Gunawan merupakan jenderal polisi kedua setelah Jenderal Pol Sutanto (2009-2011) yang memimpin lembaga telik sandi tersebut.
Budi Gunawan juga pernah mengikuti seleksi calon Kapolri pada 2013 untuk menggantikan posisi Jenderal (Purn) Timur Pradopo.
Namun, Budi harus merelakan posisi Kapolri ke-20 kepada Sutarman, lulusan Akpol 1981 yang juga mantan ajudan Presiden Abdurrahman Wahid.
Pernah jadi target pembunuhan
Budi Gunawan rupanya merupakan satu tokoh nasional yang disebut Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian yang menjadi target pembunuhan saat aksi kerusuhan 22 Mei 2019.
Selain Budi Gunawan, ada nama Menko Polhukam Wiranto, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, dan Staf Khusus Presiden bidang intelijen Gories Mere.
Hal ini disampaikan Tito Karnavian saat konferensi pers di Kantor Menko Polhukam, Jakarta, Selasa (28/5/2019).
Informasi tersebut diperoleh dari pemeriksaan enam tersangka aksi kerusuhan 21-22 Mei 2019.
"Dasar kami sementara ini hanya Berita Acara Pemeriksaan (BAP). BAP itu resmi, pro justicia hasil pemeriksaan pada tersangka yang sudah kami tangkap bukan karena informasi intelijen," ungkap Kapolri.
"Mereka menyampaikan nama, satu adalah betul Pak Wiranto, kedua Pak Luhut Menko Maritim, ketiga KA BIN, keempat Gories Mere."