Rabu, Megawati dan Prabowo Bertemu: Ini yang Dibahas
Presiden kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri akan bertemu dengan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Dewan Pakar Golkar Usul Zainudin Amali
Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono tak menampik partainya mengajukan nama Ketua Komisi II DPR RI Zainudin Amali sebagai calon menteri di pemerintahan Joko Widodo-Maruf Amin periode 2019-2024. Agung mengatakan nama Zainudin Amali memang sudah dibicarakan di kalangan pimpinan partai berlambang pohon beringin tersebut.
“Memang nama beliau didorong oleh partai untuk masuk kabinet. Itu yang saya dengar dari pimpinan partai, tapi kembali keputusan ada di tangan presiden dan saya juga tak tahu akan diusulkan di posisi mana,” ungkap Agung usai mengikuti sidang promosi doktor ilmu pemerintahan Zainudin Amali di Kampus IPDN, Jakarta, Selasa (23/7).
Agung menjelaskan ada beberapa pertimbangan pimpinan Partai Golkar mengajukan nama Zainudin Amali sebagai calon menteri. Yang pertama, Zainudin Amali dinilai sebagai sosok yang mumpuni sekaligus bersih. Kedua, Agung menilai sudah saatnya Zainudin Amali untuk mengabdi sebagai eksekutif setelah empat periode berada di parlemen.
“Benar beliau juga masuk kandidat ketua MPR dari Golkar, tapi saya yakin akan lebih banyak yang bisa dia lakukan untuk negara ini melalui jabatan eksekutif,” tegasnya.
Saat dikonfirmasi, Zainudin Amali mengaku menyerahkan sepenuhnya kepada partai apakah merekomendasikan namanya sebagai menteri atau sebagai ketua MPR. Zainudin mengaku hanya ingin fokus bekerja sebaik-baiknya dan menyerahkan sepenuhnya kepada pimpinan partai.
“Sebagai anggota partai kita harus siap ditugaskan di mana saja. Bagi saya cukup fokus bekerja, saya serahkan sepenuhnya kepada pimpinan partai. Kalau untuk menteri, apapun pilihan presiden harus kita hormati,” pungkasnya.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Pramono Anung menyampaikan partai koalisi pemerintah yang tergabung dakam Koalisi Indonesia Kerja (KIK) masih melakukan perundingan terkait posisi ketua MPR.
Menurutnya, penentuan ketua MPR berbeda dari ketua DPR yang pastinya diduduki lima partai yang memperoleh suara terbanyak dalam kontestasi Pemilu 2019, yaitu PDI-P dan lainnya.
"Mengenai siapa yang akan menjadi ketua MPR, siapa yang akan diajak dalam komposisi itu, sekarang dalam tahap pembicaraan itu. Mengenai siapanya belum sampai di sana," tutur Pramono di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (23/7).
Terkait Partai Gerindra yang menginginkan posisi ketua MPR, Pramono menilai hal tersebut boleh-boleh saja, tetapi partai politik pendukung Jokowi-Maruf akan satu suara dalam menentukan posisi tersebut. "Suara kita di DPR itu 62 persen, jadi nanti di MPR akan mempertimbangkan suara-suara dari utusan daerah. Pasti ada dalam komposisi itu," kata Pramono.
Sebelumnya, Wakil Ketua Fraksi Partai Gerindra MPR RI Sodik Mudjahid mengatakan komposisi terbaik pimpinan lembaga negara nanti yakni Ketua DPR dari PDI Perjuangan dan ketua MPR dari dari Gerindra. Menurutnya hal tersebut menunjukkan semangat rekonsiliasi yang bertujuan untuk kebersamaan serta kesatuan dan persatuan bangsa.
"Ketua MPR Gerindra, Ketua DPR PDI-P, Presiden Joko Widodo," kata Sodik melalui pesan tertulisnya. (Tribun Network/yud/zal/sen/mal/fik/kps)