Lifestyle
Perempuan Korban Pelecehan Seksual Umumnya tak Pakai Baju Seksi, Laki-laki Ternyata Juga Jadi Korban
Banyak perempuan Indonesia pernah mengalami pelecehan seksual di ruang publik
"Selama ini korban pelecehan seksual banyak disalahkan karena dianggap ‘mengundang’ aksi pelecehan dengan memakai baju seksi atau jalan sendiri di malam hari.
Tapi semua anggapan itu bisa dibantah dengan hasil survei ini.
Hasil survei ini jelas menunjukkan bahwa perempuan bercadar pun sering dilecehkan, bahkan pada siang hari,” kata founder perEMPUan Rika Rosvianti (Neqy), mewakili koalisi.
Berbeda dengan mitos, survei ini juga membuktikan bahwa pelecehan seksual tidak selalu dialami oleh perempuan, namun juga laki-laki.
Karena itu isu mengenai pelecehan seksual di ruang publik ini tidak hanya menjadi kepedulian perempuan, tapi juga laki-laki.
Kenyataan ini penting untuk dimengerti para orangtua, karena hasil survei ini menunjukkan bahwa satu dari dua korban mengalami pelecehan seksual saat masih di bawah umur.
Mayoritas korban mengaku mengalami pelecehan secara verbal seperti komentar atas tubuh (60%), pelecehan fisik seperti disentuh (24%) dan visual seperti main mata (15%).

Saksi diam
Selain itu, salah satu temuan penting dari survei ini adalah reaksi para saksi (bystander) saat terjadi pelecehan seksual di ruang publik.
Korban mengaku banyak saksi yang mengabaikan (40%) dan bahkan menyalahkan korban (8%) ketika pelecehan terjadi.
Namun banyak pula yang membela korban (22%) dan berusaha menenangkan korban (15%) setelah kejadian.
Sebanyak 92% korban pun mengaku merasa terbantu setelah dibela.
“Pelecehan seksual ini murni terjadi 100% karena niat pelaku. Tidak ada korban yang “mengundang” untuk dilecehkan.
Tidak seharusnya korban yang mengalami pelecehan seksual ini disalahkan karena kejahatan yang dilakukan orang lain," kata Neqy.
Sudah saatnya kita mengubah pola pikir kita yang malah sering melakukan viktimisasi korban.