Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Didesak AS, Inggris Tambah Pasukan ke Suriah

Jumlah pengerahan pasukan itu dirahasiakan. Namun diyakini Inggris bersama Perancis bakal meningkatkan pasukannya menjadi 10-15 persen.

Editor:
AFP/DELIL SOULEIMAN
Asap tebal menguar dari benteng terakhir ISIS di desa Baghouz pada 18 Maret 2019. ISIS dilaporkan terdesak di tepi Sungai Eufrat setelah digempur Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang ditopang koalisi AS. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Inggris bersama Prancis akan mengirimkan pasukan ke Suriah.

Pengiriman pasukan ini merupakan desakan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Sumber dari pejabat AS menerangkan, jumlah pengerahan itu dirahasiakan.

Namun diyakini Inggris bersama Perancis bakal meningkatkan pasukannya menjadi 10-15 persen.

Dilansir Foreign Policy via The Independent Rabu (10/7/2019), pejabat AS itu mengaku kecewa karena kontribusi sekutu mereka relatif kecil untuk melawan ISIS.

Seorang sumber diplomatik mengonfirmasi kabar itu dengan pengumuman berapa pasukan Inggris yang diberangkatkan ke Suriah diumumkan dalam beberapa hari ke depan.

BERITA TERPOPULER:

Baca: Ini Pebulu Tangkis Indonesia yang Terciduk Beri Selamat ke Si Cantik Gronya Somerville, Bukan Kevin

Baca: Pesulap Bernama Pak Tarno Menikah Dengan Pramugari Cantik, Ini Kisahnya

Baca: News Analysis Ferry Liando - Jika Tak Adili Rizieq, Negara Harus Minta Maaf ke Vanesha Angel

TONTON JUGA:

Kementerian Pertahanan Inggris tidak menyanggah rumor itu.

Namun mereka tidak menjawab apakah pasukan khusus juga dikerahkan karena kebijakan rahasia.

London dilaporkan tidak mempunyai pasukan resmi di Suriah, melainkan keberadaan Special Air Service (SAS) yang merupakan tentara elite Inggris dalam jumlah kecil.

Jika kabar itu benar, kemungkinan Inggris bakal berkomitmen untuk menempatkan sejumlah pasukan khususnya di Suriah demi memerangi sel-sel ISIS tersisa.

Menteri luar negeri bayangan dari Partai Buruh Emily Thornberry menerangkan, mengirim pasukan tanpa berkonsultasi ke parlemen bakal memberi preseden buruk.

Sebab, pemerintah bakal dipandang telah bertindak sewenang-wenang.

"Parlemen tentu tidak sepakat tentang komitmen soal aksi militer di Suriah," ujarnya.

Thornberry mengatakan, wilayah kekuasaan ISIS di Suriah sudah semakin sempit sehingga tugas Inggris tentunya telah selesai.

Mereka harus berkonsultasi soal misi itu.

"Jika pemerintah sampai meningkatkan pasukan tanpa memberi tahu parlemen terlebih dahulu, itu adalah bukti mereka bertindak sewenang-wenang," paparnya.

Washington telah mendorong setiap sekutunya untuk menggantikan keberadaan serdadu AS.

Namun kebingungan akan peran apa yang mereka jalani membuat komitmen itu tertunda.

Sebagai respons, Menteri Luar Negeri Jeremy Hunt menyatakan, tidak ada masa depan bagi mereka menggantikan AS di Suriah. Pernyataan sama juga diutarakan Perancis.

Sementara pada awal pekan ini, Jerman langsung menolak ketika AS mendesak mereka supaya mengirimkan pasukan darat guna menumpas sisa anggota ISIS.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Diminta Trump, Inggris Kirim Pasukan ke Suriah

Baca: Cegah Penipuan Lewat Jejaring Sosial, Begini Imbauan Kapolsek

Baca: Politikus Malaysia Diduga Perk0sa WNI, Kemenlu Koordinasi dengan Kepolisian Malaysia

Baca: 11 Turis Eropa Amati Burung Rangkong di Bolsel, Wisata ‘Watching Bird’ Makin Digemari

Baca: Disebut Buah dengan Segudang Manfaat, Berikut 4 Fakta Tentang Manggis

Baca: Kota Ini Rencanakan Pembuatan Danau Buatan

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved