Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Peringatan Dini Tsunami Bikin Warga Panik: Begini Permintaan Gubernur

Gempa berkekuatan 7 Skala Richter yang mengguncang Sulawesi Utara dan Maluku Utara Minggu (7/7/2019) pukul 23.17 Wita.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Tribun manado / Ryo Noor
Gubernur Sulut Olly Dondokambey 

Titik-titik pengungsian warga mulai terlihat di rumah warga di Desa Kema 1, Desa Tontalete, Jalan Kabima-Tontalete. Sekitar pukul 02.30 warga mulai kembali ke rumah setelah peringatan tsunami dicabut BMKG.

Tribunmanado.co.id coba mendekat ke Pantai Kema untuk melihat kondisi air laut. Tiba di Pantai Firdaus terpantau laut bergelombang dan berangin. Sejumlah warga berada di sana hingga pukul 02.00 untuk mengecek langsung kondisi laut.

Baca: Kerusuhan 21-22 Mei 2019 di Jakarta: Si Gondrong Gunakan Glock 42

Ibu Selly, warga yang tinggal di pesisir di dekat Pantai Kema tepatnya di Jaga 2, Desa Kema 2 mengatakan, tidak terjadi air surat, apalagi ada bunyi peringatan akan terjadi tsunami. "Informasi tsunami saya dengar dari warga sekitar, hingga keluarga saya dari Minahasa Selatan menelepon dan katakan untuk waspada dan berhati-hati akan terjadi tsunami," kata Selly.
Hingga 3 jam berlalu yang dikhawatirkan warga tidak terjadi.

"Faktor lainnya, mengapa saya dan keluarga tetap bertahan tidak mengungsi karena saya melihat di tengah laut lampu dari perahu nelayan masih menyala. Kalau lampu sudah tidak kelihatan berarti sudah tertutup gelombang tsunami atau perahu nelayan di laut sudah terseret ke daratan," jelasnya.

Kepala Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Kota Manado Maximilian Tatahede mengatakan, warga sempat panik ada yang mengungsi hingga ke Bumi Beringin. "Iya semalam ada gempa 7 SR dan di Manado cukup terasa, ada warga yang panik sampai ngungsi di Bumi Beringin," ucapnya.

Ia mengatakan, bahwa warga yang sempat mengungsi sudah pulang ke rumah, "Semalam itu saya langsung datang ke lokasi, kami beri arahan dan mereka sudah pulang ke rumah masing-masing," ujarnya.

Ia menegaskan belum ada laporan terkait kerusakan atau korban jiwa akibat gempa semalam. "Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan atau bahkan laporan korban akibat gempa semalam, dan kalau adapun nanti kami akan informasikan," ujarnya.

Situasi di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan kondusif pasca diguncang gempa bumi. Amatan tribunmanado.co.id, Senin (8/7/2019) di Pantai Sondana, Kecamatan Bolaang Uki, 13 rumah makan ikan bakar yang berhadapan langsung dengan pantai Laut Maluku tetap berjualan.

"Tadi malam sempat mau mengungsi. Tapi karena pak camat bilang aman. Jadi kami tidak mengungsi," ungkap Nurna, pedagang. Ia mengaku memang sempat waswas, karena gempa yang terjadi sangatlah kuat.

Wakil Bupati Bolsel Dedi Abdul Hamid mengatakan jika masyarakat jangan terpicu dengan informasi yang tidak benar. "Jangan cepat terpancing dengan info di medsos. Pastikan dulu kebenarannya," tegas dia.

Isu tsunami membuat warga harus berlarian menuju kantor Bupati Bolaang Mongondow Timur. Suasana tangisan dan teriakan dari warga terdengar keras. Ruangan Kantor Bupati penuh sesak dengan ratusan warga yang mengungsi

Satu per satu mulai berlarian, sambil mengendong bayi dan perlengkapan tidur. Bunyi klakson motor dan mobil terdengar keras di halaman kantor bupati. "Saya harus lari. Karena ada teriakan air naik," ujar Pratama Isini, warga Tutuyan. Kata dia, ratusan warga sudah ada di sini. Mulai dari bayi hingga lanjut usia berkumpul di sini.

Jovi warga Tutuyan II mengatakan, mendengar isu tsunami langsung datang ke sini. "Angin disertai tanah goyang membuat saya takut dan orang pertama datang ke kantor bupati," ujar Jovi.

Kepala BPBD Kabupaten Boltim, Elvis Siagian mengatakan, warga jangan panik dan diimbau untuk tetap waspada. Walaupun gempa sudah tidak seperti yang pertama, namun warga diimbau tetap tenang.

Siapkan Jalur Evakuasi Pengungsi

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved