NEWS
Kota Ternate Kembali Diguncang Gempa hingga Tadi Pagi Sudah 87 Susulan, Kali Ini Berpotensi Tsunami?
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, total ada 87 gempa susulan yang terjadi hingga Selasa (09/07/2019) pukul 08.04 WITA.
Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
TRIBUNMANADO.CO.ID - Belum lama diguncang gempa bermagnitudo 7,1 dimutakhirkan menjadi 7,0. pada Minggu 7 Juli 2019 malam, Kota Ternate kembali diguncang gempa.
Meski skalanya tak sebesar hari Minggu malam itu, namun gempa susulan yang terjadi di Kota Ternate ini ada puluhan kali.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, total ada 87 gempa susulan yang terjadi hingga Selasa (09/07/2019) pukul 08.04 WITA.
Kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Winangun, Kota Manado, Edward H Mengko kepada Tribunmanado.co.id, gempa susulan ini masih terjadi di sekitar lokasi gempa utama.
Kata Edward, dari puluhan gempa susulan yang terekam, hanya beberapa yang terasa atau dapat dirasakan aktivitasnya.
"Memang sudah ada 87 gempa susulan, tiga diantaranya dirasakan," kata Edward via WhatsApp, Selasa (09/07/2019).
Gempa signifikan seperti yang terjadi di antara perairan Sulawesi Utara dan Maluku Utara hampir selalu diikuti gempa susulan untuk mencapai kestabilan.
Baca: BREAKING NEWS - Gempa Kembali Guncang Kota Ternate Pagi Ini, BMKG Sebut Sudah 49 Kali Gempa Susulan
Baca: Sosok Bocah Penari Disebut Jokowi Profesional Gara-gara Cuek Diajak Presiden Bicara saat Masamper
Baca: BMKG Punya Fasilitas Mumpuni Deteksi Gempa danTsunami, Berikut Rinciannya
Untuk magnitudo gempa susulan yang terjadi di hari ini, kata Edward ada di kisaran dua koma hingga lima koma.
"Magnitudo 2,9 sampai 5,7," ujarnya.
Untuk lokasi sebaran gempa, kata Edward tersebar di sekitar lokasi gempa sebelumnya yang berkekuatan 7,0.
Lebih lanjut kata Edward, ada metode untuk menghitung kapan kira-kira gempa susulan akan selesai.
Namun metode tersebut, kata Edward, tidak berlaku sama di setiap tempat.
Sebab, setiap lokasi parameternya berbeda.
"Bisa dipengaruhi densitas batuan, tekanan lempeng tektonik yang terus bergerak atau gaya-gaya yang bekerja, kita mengistilahkan terjadi peluruhan," katanya menjelaskan.
Dia menambahkan, aktivitas lempeng tektonik tidak pernah berhenti dan akan terus bergerak.