Ini Pengakuan Sang Anak yang Temukan Mayat Ayahnya dalam Sumur!

"Biasanya kalau hujan panas, akan ada yang meninggal," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, Hadrianus lahir Ambon dan pergi ke Makassar lalu menikah dengan orang Makassar, lalu kembali ke Ambon.

Saat kerusuhan terjadi di Ambon, Hadrianus dan keluarga datang di Manado untuk membuka usaha rumah makan.

Ia menjaga dua rumah.

Rumah yang satu di buat tempat makan dan tinggal.

Sedangkan tempat kejadian perkara hanya dibersihkan tidak ditinggali.

Umar sebagai adik ipar dari Hadrianus mengatakan, tempat kejadian hanya dijaga oleh Hadrianus tidak dihuni hanya dibersihkan karena pemilik rumah di luar kota.

"Tempat kejadian hanya dijaga dan dibersihkan tidak ditinggali, karena pemilik di luar kota," ucap Umar.

Menurut umar pukul 07.00 Wita lalu dia masuk di dalam rumah kejadian, sekitar siang hari keluarga mulai mencari Hadrianus.

Tapi rumah tempat kejadian sudah terkunci, dan keluarga yakin Hadrianus di dalam rumah.

Lalu keluarga mencari melalui rumah dekat kejadian, dan anak Hadrianus bernama Priska Samiun melihat dari atas rumah ada dua kaki yang terlihat di sumur.

Dengan melihat itu, anaknya dan keluarga langsung mendobrak pintu untuk mengecek korban.

Lalu masyarakat berkumpul dan mengangkat Hadrianus dari sumur.

"Saya tidak ada firasat ataupun tanda, tetapi malam sebelum meninggal Hadrianus rajin membantu kami di dapur sampai larut malam.

"Karena biasanya kalau sudah malam dia langsung tidur, tapi kali ini lain," tambah Umar.