Kisah Kriminal
Kisah Otaku yang Melakukan Pembantaian di Akihabara, Membuatnya Menunggu Hukuman Mati
Truk besar berwarna putih itu tiba-tiba menghantam kerumunan orang di persimpangan jalan Kanda Myojin-dori dan Chuo-dori.
Rekan-rekan kerja menemukan bahwa apartemen Kato hanya terisi oleh komik manga.
Mereka juga berkata apabila sedang berkaraoke bersama, Kato hanya akan menyanyikan lagu-lagu anime.
Ia mengaku ke teman-temannya bahwa ketertarikannya hanya pada kartun dan dunia dua dimensi.
Selain itu, pria yang belum bekerja setahun di pabrik suku cadang otomotif ini memiliki ketertarikan peralatan militer.
Bahkan Kato bertanya kepada kerja yang pernah menjadi Self Defense Force (SDF) Jepang, dimana dan bagaimana caranya dapat membeli peralatan militer.
Tapi di sisi lain, Kato tidak berbeda dengan orang lainnya.
Ia dianggap orang yang biasa sekaligus pekerja keras oleh rekan-rekan kerjanya.
Ia pun memiliki hobi lain seperti mobil dan balapan, bahkan mengajak temannya ke acara balap.
Memiliki komik dan senang menyanyi lagu kartun tidak semata bisa dikaitkan dengan kepribadian yang menghasilkan pembantaian.
Kemungkinan lebih besar adalah amarah pribadi Kato beserta ketertarikannya pada peralatan militer.
Belati yang digunakan untuk pembantaiannya itu pun ia beli dua hari sebelum kejadian dari toko militer di Fukui.
Ia juga membeli semacam tongkat pemukul dan sarung tangan kulit.
Baca: Angela Bella Tampi Sangat Prihatin dengan Korban Pohon Tumbang
Baca: Ingatan Mulai Melemah? Inilah 5 Makanan dan Minuman yang Diyakini Bisa Bantu Mempertajam Memori
Akibat seragam hilang
Saat polisi menahan Kato, motif pembantaiannya tentu ditanyakan.
Jawabannya mengerikan, karena sederhana, ia letih akan hidup dan ingin pergi ke Akihabara untuk membunuh, tidak penting siapa orangnya.