Pilpres 2019
Saksi Paslon 02 Ungkap Kronologi BPN Temukan 17,5 Juta DPT Tidak Wajar: Kami Sebut itu Tidak Wajar
Saksi paslon 02 Prabowo-Saniaga Uno, Agus Muhammad Maksum menyebut ada 17,5 juta DPT tidak wajar berkode khusus
Namun, menjadi masalah, KPU hanya mampu menvalidkan 1.604 data dari target 17,5 juta data kependudukan.
“Seharusnya prinsipnya pemilih itu one person, one vote, one value, jadi harusnya 17,5 juta itu lakukan keseluruhan karena KPU punya alat dan jaringan untuk lakukan itu,” tandasnya.
Setelah memberikan kesaksian, salah seorang pihak KPU pun mempertanyakan perihal adanya saksi Palson yang memverifikasi 17,5 juta data ke setiap TPS saat pemilihan Pilpres.
Namun Agus mengatakan pihaknya tidak tahu perihal kehadiran 17,5 juta data tersebut di TPS.
“Tentu saja kami tidak tahu,” jawab Agus.
Ini Daftar Saksi Prabowo-Sandi
Hairul Anas Suaidi menutupi wajahnya dengan masker ketika mengantre di depan meja resepsionis Gedung Mahkamah Konsitusi, Jakarta Pusat, Rabu (19/5/2019) sekira pukul 08.30 WIB.
Ia mengantre untuk menukarkan kartu identitasnya dengan tag identitas tamu Mahkamah Konsitusi.
Sesekali, Hairul Anas Suaidi terlihat menelepon seseorang menggunakan ponselnya.
Di dekatnya terlihat kuasa hukum pasangan Prabowo-Sandi, Bambang Widjojanto dan Denny Indrayana, tengah memastikan para saksinya.
Setelah membuak sidang, Hakim Ketua Mahkamah Konsitusi Anwar Usman kemudian memanggil nama para saksi dan ahli yang akan bersaksi dari pihak Prabowo-Sandi.
Mereka dipanggil ke depan meja majelis hakim, untuk diambil sumpahnya.
"Silakan ke depan Agus Maksum, Idham, Hermansyah, Listiani, Nur Latifah, Rahmadsyah, Fakhrida Arianti, Tri Susanti, Dimas Yehamura."
"Beti Kristiana, Tri Hartanto, Risda mardiana, Haris Azhar, Said Didu, dan Hairul Anas Suaidi," kata Anwar Usman di ruang sidang.
Bambang Widjojanto kemudian mengatakan Haris Azhar dan Said Didu akan datang terlambat.