Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ramadan 2019

Inilah Ifdal dan Muhammad, Dua Hafiz Muda Indonesia yang Jadi Imam Tarawih di AS

Dengan rutinitas yang padat, kedua imam muda ini mengaku tetap punya waktu bersenang-senang, dan tetap ingin menjadi anak muda yang cool.

tribunnews
Salat Tarawih 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Masjid-masjid di Amerika punya cara agar tidak ‘mengimpor’ imam dari luar AS.

Anak-anak muda digembleng dalam sekolah-sekolah untuk menghafal Alquran atau disebut hifz school.

Setelah itu, para anak muda itu diberi kesempatan tampil menjadi imam.

Begitulah program regenerasi imam dan mendapatkan imam dari komunitas setempat.

Melansir kabar Voice of America, Rabu (29/05/2019), dua dari anak-anak muda yang selama bertahun-tahun ini diberi kesempatan itu adalah Ifdal Yusuf dan Muhamad Abdul-Hafiz Zakaria, dua warga diaspora Indonesia.

Ifdal, kelahiran Jakarta yang baru saja berusia 23 tahun, tinggal di Dallas, Texas. Sementara Muhamad yang Maret lalu berusia 17 tahun, tinggal di kota College Park, Maryland.

Ifdal menjadi imam tarawih di Masjid Imaam Center, Silver Spring, Maryland, sementara Muhammad menjadi imam tarawih di Masjid Darussalaam di College Park, Maryland.

Baca: Ditahan di Lapas Salemba, Istri Mandala Shoji: Insya Allah kalau Keluar jadi Seorang Hafizh

Baca: Putra Ustaz Arifin Ilham Jadi Imam Salat Jenazah Ayahnya, Alvin: Itu Permintaan Abi

Proses menjadi imam dimulai dengan menugaskan murid-murid sekolah hifz, yang sudah hafal Alquran, memimpin salat.

Seiring waktu, manakala hafalan mereka semakin baik dan pengalaman menjadi imam semakin banyak, mereka dipercaya menjadi imam tarawih.

Bagi Ifdal, yang sejak usia 12 sudah hafal Alquran, sudah 9 tahun ini ia menjadi imam.

Sementara bagi Muhammad, sudah hafal Alquran sejak usia 11.

“Saya mulai memimpin/menjadi Imam tarawih mungkin sejak lima tahun lalu,” kata Muhammad.

Ifdal dan Muhamad yang sama-sama sejak kecil belajar mengaji, mengakui tidak mudah menghafal Alquran. Ifdal malah sempat ingin menyerah.

“Tahun pertama itu susah, kan dari sekolah umum masuk sekolah hifz. Fokusnya susah. Bosan. Sehari delapan jam, (belajar) Quran. Pulang, Quran lagi,” papar Ifdal.

Muhammad Abdul-Hafiz Zakaria
Muhammad Abdul-Hafiz Zakaria (istimewa/voa)

Baca: Viral, Pocong Muncul Usai Tarawih & Subuh, Warga Takut Hingga Saling Tabrak di Jalan, Ini Sosoknya

Baca: Jumlah Rakaat Tarawih Kerap Jadi Perdebatan, Berapa Sebenarnya?

Selepas SMA, Ifdal belajar Bahasa Arab, Fiqh, dan Tafsir di Bayyinah Institute di Dallas, Texas.

Ilmu memperkuat niatnya mempelajari Alquran, sementara undangan menjadi imam terus mengalir.

Muhamad sejak kecil diarahkan orangtua untuk menghafal Alquran.

Setelah sempat masuk hifz school, sambil menjadi imam, ia kini melanjutkan sekolah untuk menyelesaikan SMA. Tetapi interaksi dengan Alquran bukan berarti selesai.

Berdasar pengalaman, kata Muhamad, untuk menghafal Alquran, kita harus meluangkan waktu untuk membaca, mengkaji, dan memahami makna ayat-ayat Alquran tersebut.

Di sela rutinitas menjadi imam, mengajar mengaji dan menjaga hafalan Alquran, Ifdal mengejar ilmu psikologi klinis di University of Texas at Arlington, Muhamad mengincar jurusan mechanical engineering, University of Maryland.

Keduanya bertekad mengantongi sarjana di Amerika sebelum melanjutkan pendidikan ke-Islaman di Mekkah atau Madinah. Setelah itu, barulah akan berpikir menjadi imam.

Jadi, “Ifdal bukan (belum jadi) imam sekarang. Tetapi ingin jadi imam,” katanya merendah.

Ifdal Yusuf
Ifdal Yusuf (istimewa/voa)

Baca: Olly Dondokambey Berikan Alquran Kepada Anak Panti, Hadiri Buka Puasa Bersama

Baca: Bolehkah Perempuan yang Sedang Haid Baca Alquran Pakai Ponsel?

Dengan rutinitas yang padat, kedua imam muda ini mengaku tetap punya waktu bersenang-senang, dan tetap ingin menjadi anak muda yang cool.

Ifdal mengisi Sabtu atau libur kuliah dengan jalan-jalan bersama keluarga atau teman, makan-makan atau menonton di bioskop.

Ia mengikuti Game of Throne, dan film terakhir yang ditontonnya, “Avenger Endgame.”

Muhamad rutin seminggu dua atau tiga kali menekuni hobi bela diri tradisional. Ia juga berkumpul dan ngobrol dengan teman-temannya.

Namun, keduanya menolak musik. Muhamad menyatakan, “It’s gonna distract from my quran.” (Ini (musik) akan mengalihkan perhatian dari (hafalan) quran saya).

Baik Ifdal maupun Muhamad memahami tuntutan imam. Karenanya, Ifdal berharap psikologi kelak membantunya sebagai imam.

Muhamad ingin menjadi imam yang menguasai Alquran dan juga ilmu-ilmu lainnya.

BERITA POPULER:

Baca: Terkenal Dermawan, Pengusaha Kosmetik Meninggal di Bulan Ramadhan, Anaknya: Mami Adik Rindu

Baca: 30 Tahun Berjualan Emas, Baru Kali Toko Milik Heriani Dibobol Maling

Baca: Harga Huawei P30 Pro di Manado Dijual Rp 13 Juta

Harapan Muslim besar terhadap imam muda yang lahir atau besar di Amerika mengingat negara ini kekurangan pasokan imam, dan ‘mengimpor’ imam belakangan kerap terbentur soal pengurusan visa (izin tinggal di AS).

Ifdal dan Muhamad diharapkan bisa menjadi imam sekaligus pembimbing agama, yang menguasai masalah khas Amerika dan menjawab dalam bahasa Inggris yang baik, sesuatu yang sangat dibutuhkan seiring makin berkembangnya jumlah Muslim dan masjid di negara ini. (*)

Sumber: VOA

Baca: Mahfud MD Tawarkan Solusi Ini untuk Redam Ketegangan Pasca Pilpres

Baca: Isu Referendum Aceh Menggema, Ferdinand: Jangan Dianggap Sepele oleh Pemerintah

Baca: Orang Ini Tempuh Enam Jam Perjalanan Hanya Ingin Belanja Pakaian IdulFitri

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved