Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tokoh GMIM-KWI-MUI Tanggapi People Power: Ini Imbau Mereka

Tragedi 22 Mei 2019 menelan 8 korban jiwa dan melukai ratusan demonstran. Aksi people power yang menuntut keadilan

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO/ARTHUR ROMPIS
Pemilu 2019, Ketua Sinode GMIM Pdt Hein Arina Minta Warga GMIM Jangan Golput 

Kehidupan berdemokrasi bangsa ini sudah semakin maju dengan ditandai tingginya partisipasi masyarakat dalam pemilu dan proses pemungutan serta penghitungan suara yang relatif berjalan damai.

Namun kita juga prihatin karena sampai hari ini kehidupan masyarakat belum kembali bersatu sebagai dampak dari pilihan politik yang berbeda-beda serta adanya ketidakpuasan terhadap proses dan hasil rekapitulasi pemilu.

Dengan memperhatikan kondisi tersebut, Kerawam KWI menyatakan sikap sebagai berikut:

1. Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada KPU dan Bawaslu yang telah menyelenggarakan dan mengawasi jalannya pesta demokrasi pada tahun ini.

Kami juga turut berduka cita dan prihatin untuk para petugas KPPS yang meninggal dan menderita sakit. Mereka adalah para pahlawan demokrasi yang mengabdi dengan tulus dan penuh totalitas. Semoga keluarga yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan dan mereka yang sakit segera sembuh.

2. Kami mengecam berbagai bentuk kekerasan yang mengarah pada tindakan anarkis. Semua elemen bangsa, hendaknya tetap mengedepankan cara-cara damai dalam menyalurkan aspirasi, mengungkapkan kekecewaan, dan menyelesaikan berbagai perselisihan terkait dengan pemilu.

Penggunaan kekerasan tidak hanya menciderai nilai-nilai demokrasi tetapi juga bertentangan dengan kepribadian bangsa Indonesia yang selalu menjunjung tinggi kerukunan dan persaudaraan dalam perbedaan.

3. Kami mengajak semua pihak untuk menghormati dan menaati konstitusi. Konstitusi sebagai payung bersama dalam hidup berbangsa telah menjamin setiap warga negara untuk mendapatkan keadilan, termasuk jika terjadi ketidakpuasan dan persengketaan dalam pemilu.

Oleh karena itu, hukum sebagai panglima di negeri ini harus benar dapat memberikan rasa keadilan bagi masyarakat. Masyarakat juga harus percaya dengan aparat penegak hukum sambil ikut mengawasinya dengan cara-cara yang beradab.

Baca: Dampak Aksi 22 Mei, Pendapatan Sopir Ojek Online Turun 2 Kali Lipat: Performa Bintang Saya Turun

4. Kami berharap para elite politik, tokoh agama dan masyarakat turut terlibat aktif dalam menciptakan suasana tenang dan damai dengan memberikan pencerahan yang mendorong terwujudnya rekonsiliasi sosial dan seruan-seruan yang menyejukkan sehingga masyarakat tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh ajakan serta hasutan untuk melakukan kekerasan. Para tokoh tersebut tidak hanya menjadi pemimpin tetapi juga menjadi penjaga nilai-nilai moral, etika, dan jati diri bangsa.

5. Kami mengajak semua masyarakat tetap bergandengan tangan dan waspada terhadap kekuatan-kekuatan,orang-roang atau pihak-pihak yang dengan sengaja ingin memanfaatkan situasi sosial-politik saat ini untuk tujuan tertentu yang bertentangan dengan Pancasila dan demokrasi.

TNI dan Polri dengan sekuat tenaga telah menjaga masyarakat agar tetap merasa damai dan mempertahankan keutuhan NKRI. Sudah semestinya juga, masyarakat secara sukarela ikut menjaga lingkungan dan tempat ibadah masing-masing sehingga dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Demikianlah pernyataan sikap dan harapan KWI yang dirilis Ketua Mgr Vincentius Sensi Potokota dan Sekretaris Rm PC Siswantoko Pr di Jakarta Kamis kemarin. (ana/dma)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved