Terduga Teroris di Bitung
Brimob Polda Sulut Benarkan Penangkapan 2 Terduga Teroris di Bitung: Numpang Kapal Pelni dari Papua!
Dalam penangkapan, tim gabungan anti teroris menangkap dua terduga teroris yang menumpang kapal Pelni dari Papua transit di Pelabuhan Samudera Bitung.
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: Indry Panigoro
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kombes Mulia Nugraha Kasat Brigade Mobile (Brimob) Polda Sulawesi Utara (Sulut) membenarkan penangkapan terhadap dua orang terduga teroris di Kota Bitung Provinsi Sulut oleh personil gabungan Densus 88 Satuan wilayah Papua, satuan wilayah Sulutenggo dan Tim Wanteror Satbrimob Polda Sulut, Kamis (2/5/2019).
"Informasi (berita) itu sudah benar," kata Mulia kepada Tribunmanado.co.id, Selasa (7/5/2019).
Dalam penangkapan, tim gabungan anti teroris menangkap dua terduga teroris yang menumpang kapal Pelni dari Papua transit di Pelabuhan Samudera Kota Bitung.
Adapun untuk identitas para terduga teroris, pihaknya meminta untuk diinsialkan.
Pasca penangkapan dua orang pria terduga teroris di pelabuhan Samudera Kota Bitung, terjadi sekitar pukul 05.45 wita. Kedua terduga teroris sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Diberitakan sebelumnya, tim gabungan Densus 88 Satuan Wilayah Papua, Satuan Wilayah Sulutenggo, dan Tim Wanteror Satbrimob Polda Sulut menangkap DPO terduga jaringan teroris di Terminal Penumpang Pelabuhan Samudra Bitung, Kamis (2/5/2019) sekitar pukul 05.45 Wita.
Kedua terduga teroris tersebut RH alias Edo alias Krio.
Terduga RH merupakan pria kelahiran Titirante, 28 Maret 1982, dan terduga Musa S, pria kelahiran Pulan Brandan, 3 Februari 1990.
Kedua terduga teroris tersebut kemudian dibawa ke Mako Brimob Sulawesi Utara.
Kronologi penangkapan keduanya yakni Tim gabungan Densus 88 Satuan Wilayah Papua, Satuan Wilayah Sulutenggo, dan Tim Wanteror Satbrimob Polda Sulut melakukan briefing pukul 23.00 Wita, beberapa jam sebelum penangkapan.
Pukul 02.00 Wita tim gabungan menuju ke Pelabuhan Samudra Bitung, pukul 02.20 Wita tim gabungan menempati posisi yang telah ditentukan.
Pukul 05.45 Wita tim gabungan melakukan penangkapan terhadap DPO terduga Teroris.
Selanjutnya untuk tersangka diamankan sementara di Mako Sat Brimob untuk pemeriksaan awal.
Kapolres Bitung AKBP Stefanus Michael Tamuntuan saat dikonfirmasi membenarkan penangkapan tersebut.
"Menurut info yang saya dapat bahwa benar ada penangkapan terduga teroris di Pelabuhan Bitung," ujarnya Selasa (7/5/2019).
Sebelumnya melansir tribunnews.com, Densus 88 Antiteror menangkap dua orang terduga teroris di Bitung, Sulawesi Utara (Sulut).
Penangkapan keduanya itu dilakukan awal Mei 2019.
Baca: Nelayan Asal Bitung Tewas Ditikam hingga Jatuh ke Selokan, Pelaku Malah Lakukan Hal Ini
Baca: 2 Terduga Teroris Ditangkap di Bitung: Anak Buah Dalang Kerusuhan di Penjara Tempat Ahok Ditahan!
Baca: Rentetan Keterkaitan 2 Terduga Teroris yang Ditangkap di Bitung Dalam Aksi Teror di Indonesia
Selain di Kota Cakalang Bitung, Densus 88 juga melakukan penangkapan terduga terorsi lainnya d sejulmlah tempat di Jawa Barat, Sulawesi, Tegal hingga Jawa Tengah.
Rentetan penangkapan tersebut bermula dari operasi Densus 88 Antiteror Polri di Bitung, Sulawesi Utara, Kamis (02/05/2019).
Dari operasi tersebut, Densus 88 Antiteror Polri menangkap 2 orang terduga teroris di Bitung yakni RH dan M.
Dari hasil pengembangan keterangan yang di RH dan M, kemudian kepolisian menangkap seorang berinisial SL alias Abu Faisal di Kawasan Babelan, Bekasi, Sabtu (4/5/2019).
Pada hari yang sama, Densus 88 juga berhasil menangkap AN dan MC.
Jika AN ditangkap di Tambun Selatan, Bekasi.
Sementara MC di amankan di Tegal, Jawa Tengah.
Berbagai keterangan dari para terduga kemudian dikembangkan.
Densus 88 kemudian bergerak, Minggu (5/4/2019) dini hari, ke kawasan RT01/RW01 Kelurahan Jatikramat, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu (5/5/2019) dan berhasil mengamankan 2 orang terduga teroris.
Dari penangkapan tersebut diamankan 3 orang terduga teroris berinisial MI, IF alias Samuel, dan T.
Total terduga teroris yang ditangkap oleh Densus 88 yakni ada 8 orang.
Diketahui dua orang terduga teroris di Bitung RH dan M ini akan bergabung dengan kelompok yang di Poso.
Keduanya merupakan anak buah SL yang hendak bergabung dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora di Poso.
SL sendiri sebelumnya melarikan diri setelah diketahui menjadi aktor penggerak sel teroris ketika kerusuhan terjadi di Mako Brimob Kelapa Dua Depok.
Baca: Rencana & Keterlibatan Terduga Teroris di Sulawesi Utara, Diringkus Densus 88 Antiteror Polri Bitung
Baca: 8 Terduga Teroris Ditangkap Densus 88, 2 Orang Terduga Diamankan di Bitung Sulawesi Utara
Baca: Puasa Dalam Ketakutan Teror Chistchurch , Berikut Hak Khusus Muslim di Selandia Baru Pada Ramadan

SL kemudian melarikan diri ke Papua untuk melakukan latihan dan membentuk sel teroris baru.
Dari sana, SL membagi dua kelompoknya.
Pertama untuk menuju Bekasi dan kedua untuk bergabung dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora di Poso.
"Kemudian mereka lari ke Papua, membentuk sel di Papua, mereka membentuk 2 sel. Pertama menuju ke Bekasi, kemudian kelompok kedua akan bergabung ke Poso," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (6/5/2019).
SL diketahui sebagai pimpinan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Lampung.
Kelompok yang dipimpin SL merupakan jaringan terstruktur dan gerakannya sudah termonitor sejak 2014.
Kelompok SL ini berbaiat kepada Pimpinan JAD Indonesia, Oman Abdurrahman
SL pun terlibat dalam sejumlah aksi terorisme yang terjadi di Indonesia.
Pada 2017, SL mengikuti pertemuan di Lamongan untuk melancarkan aksi di Jakarta khususnya terkait peristiwa bom Thamrin.
Kemudian, peran dari AN dan MC dalam kelompok tersebut adalah menyembunyikan SL.
Sementara 3 terduga teroris lain MI, IF alias Samuel, dan T merupakan anggota JAD yang dipimpina SL
IF alias Samuel diketahui memiliki kemampuan merakit bom yang lebih senior," kata dia.
Dalam penyergapan tersebut, T tewas saat dilakukan penangkapan.
Dedi mengatakan yang bersangkutan sempat diberikan tembakan terukur lantaran melawan dan akan melempar bom saat akan ditangkap.
"Adapun pelaku terakhir adalah T yang ditangkap Densus. (T) Melakukan perlawanan dengan melempar bom, sehingga dilakukan (tindakan tegas) melumpuhkan yang bersangkutan. Yang bersangkutan tertembak dan bomnya meledak," kata Dedi. (Tribunmanado.co.id/Crz/Fin/Ind)
Tonton dan subscribe channnel Tribun Manado:
Follow Instagram Tribun Manado: