FEB Unsrat Gelar LKMM, Peserta Bertanya soal Menghadapi Kemiskinan
Kata Fanerick Kawatu, mahasiswa sebagai pemuda dan masyarakat akademik harus mampu memberikan nilai kepada masyarakat.
Penulis: | Editor: maximus conterius
Kata dia, mahasiswa sebagai pemuda dan masyarakat akademik harus mampu memberikan nilai kepada masyarakat.
BERITA POPULER:
Baca: Kisah Aktor Inggris dan Aktivis Hewan Dunia Selamatkan Anjing & Kucing di Pasar Ekstrem Tomohon
Baca: Atlet Voli Putri Nasional Asal Sulut Aprilia Manganang Pindah ke Liga Thailand, Perkuat Chonburi
Baca: Kadis PU Manado Tanggapi Protes Rindi Timbalao yang Fotonya Viral di Facebook
Tika Silvana, satu di antara peserta bertanya tentang referensi atau solusi sebagai mahasiswa dan pemuda bagaimana menghadapi kemiskinan.
Kawatu menjawab, bicara kemiskinan meruapakan mata rantai persoalan di setiap negara. Pemuda dapat mengatasinya dengan memulai dari diri sendiri dan harus mampu menjadi pionir untuk tidak melakukan KKN, karena itu sangat memiskinkan Indonesia.
Ronaldo Pelekau, peserta lainnya, menanyakan tentang bagaimana mengeksekusi ide yang ada dalam pikiran.
"Anda harus berani gagal pada masa belajar, atau bisa dikatakan gagal lalu bangkit pada usia muda,” kata Fanerick.
Dan untuk mengeksekusi ide, orang yang membina harus memberitahu caranya, memperlihatkan caranya.
“Tapi yang terpenting, kita harus dilibatkan. Di sanalah kita dapat belajar dan menemukan kewempatan dari ide yang ada di dalam pikiran kita,” kata dia. (*)