Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

FEB Unsrat Gelar LKMM, Peserta Bertanya soal Menghadapi Kemiskinan

Kata Fanerick Kawatu, mahasiswa sebagai pemuda dan masyarakat akademik harus mampu memberikan nilai kepada masyarakat.

Penulis: | Editor: maximus conterius
Tribun Manado
Ketua KNPI Manado Fanerick Kawatu (kiri) mendapat apresiasi saat menjadi pembicara dalam latihan keterampilan manajemen mahasiswa (LKMM) tahun 2019 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sam Ratulangi Manado, Jumat (8/3/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Manado Dedy Manlesu

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sam Ratulangi Manado menggelar latihan keterampilan manajemen mahasiswa (LKMM) tahun 2019, Jumat (8/3/2019).

Bertempat di Gedung Serbaguna, kegiatan ini dihadiri kurang lebih 100 peserta dari semua jurusan.

LKMM tahun ini mengangkat tema “Membangun jiwa kepemimpinan mahasiswa di era milenial”.

Tampil sebagai pemateri, Ketua KNPI Kota Manado Fanerick Kawatu yang membawakan materi berjudul “Etika Mahasiswa dalam Berbangsa dan Bernegara”.

Kawatu mengatakan, pemuda jangan pernah kehilangan fokus tujuan.

"Prediksi masa depan Anda sendiri, dengan cara lihat titik Anda berdiri, lihat lingkungan sekitar Anda, dan lihat apa yang Anda lakukan hari ini, itu semua bisa saja menentukan akan jadi apa Anda nanti," ujarnya.

Lanjutnya, Sejarah Indonesia sama dengan sejarah Pemuda Indonesia, kata Pramoedya Ananta Toer.

Sejak 1908 Budi Utomo berdiri, yang merupakan cikal bakal bangsa ini dipikirkan untuk merdeka, adalah merupakan sekelompok pemuda yang membuat Taman Siswa

Kemudian 20 tahun kemudian atau pada 1928, Kongres II Pemuda menghasilkan Sumpah Pemuda sebagai pengakuan pemuda sebagai satu bangsa.

Pada tahun 1945, di balik Proklamasi 17 Agustus, ada kelompok muda yang mendesak Soekarno untuk memproklamasikan Indonesia.

Selanjutnya pada 1966 dengan Tritura-nya dan 1998 dengan reformasinya.

Momen 1998 atau dikenal dengan turunnya Soeharto akibat demo besar-besaran masyarkat yang dipelopori mahasiswa, mahasiswa membayar harga dengan tragedi Trisakti.

Kata Fanerick, dalam kehidupan ini etika dapat menentukan lama tidaknya kita berorbit dalam kehidupan.

"Tanpa etika kita tidak bisa mempertahankan posisi kita dalam hidup ini, apalagi untuk naik," ujarnya.

Kata dia, mahasiswa sebagai pemuda dan masyarakat akademik harus mampu memberikan nilai kepada masyarakat.

BERITA POPULER:

Baca: Kisah Aktor Inggris dan Aktivis Hewan Dunia Selamatkan Anjing & Kucing di Pasar Ekstrem Tomohon

Baca: Atlet Voli Putri Nasional Asal Sulut Aprilia Manganang Pindah ke Liga Thailand, Perkuat Chonburi

Baca: Kadis PU Manado Tanggapi Protes Rindi Timbalao yang Fotonya Viral di Facebook

Tika Silvana, satu di antara peserta bertanya tentang referensi atau solusi sebagai mahasiswa dan pemuda bagaimana menghadapi kemiskinan.

Kawatu menjawab, bicara kemiskinan meruapakan mata rantai persoalan di setiap negara. Pemuda dapat mengatasinya dengan memulai dari diri sendiri dan harus mampu menjadi pionir untuk tidak melakukan KKN, karena itu sangat memiskinkan Indonesia.

Ronaldo Pelekau, peserta lainnya, menanyakan tentang bagaimana mengeksekusi ide yang ada dalam pikiran.

"Anda harus berani gagal pada masa belajar, atau bisa dikatakan gagal lalu bangkit pada usia muda,” kata Fanerick.

Dan untuk mengeksekusi ide, orang yang membina harus memberitahu caranya, memperlihatkan caranya.

“Tapi yang terpenting, kita harus dilibatkan. Di sanalah kita dapat belajar dan menemukan kewempatan dari ide yang ada di dalam pikiran kita,” kata dia. (*)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved