Tim SAR Amputasi Kaki Penambang yang Terjepit Batu: Begini Nasib Tedy
Proses pencarian korban longsor pertambangan emas tanpa izin (PETI) di goa Busa, Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, LOLAK – Proses pencarian korban longsor pertambangan emas tanpa izin (PETI) di goa Busa, Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow terus berlangsung. Pada hari ketiga, Kamis (28/2/2019), sudah 28 korban berhasil dievakuasi tim gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD Bolmong dan masyarakat. Sebanyak delapan orang meninggal dunia dan 20 penambang lainnya luka-luka.
Proses evakuasi berlangsung penuh drama (lihat grafis). Bahkan satu korban bernama Tedy Mokodompit (38), terpaksa diamputasi kakinya. Sayang maut menjemput penambang asal Desa Pontodon Timur saat dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Singkat cerita, tim gabungan berhasil dievakuasi korban pukul 14.30 Wita dari dalam lubang tambang PETI Bakan. Tedy dikeluarkan dari lubang dengan kondisi tubuh lemah. Petugas search and rescue (SAR) harus mengamputasi kaki kiri Tedy karena terjepit batu. Ada sejumlah luka di bagian perut.
Petugas memasangkan selang oksigen kepada Tedy, namun sayang ketika dikeluarkan dan dilakukan tindakan medis, Tedy sudah tidak mampu bertahan. Keluarga korban yang berbeda di lokasi sangat bersedih dan pasrah atas kejadian itu. Selanjutnya, jenazah dievakuasi secara estafet melalui medan yang berbahaya dan terjal.
Polres Kotamobagu hingga Kamis sore mencatat 27 orang yang berhasil dievakuasi. "Jumlah korban yang berhasil di evakuasi sampai dengan pukul 15.30, yakni 27 orang. Terdiri dari tujuh meninggal dunia dan 20 luka-luka," ujar Kasubag Humas Polres Kotamobagu AKP Rusdin Zima kepada tribunmanado.co.id.
Rusdin mengatakan, ada satu korban yang sebelumnya dinyatakan selamat namun setelah berhasil dievakuasi tadi sore korban kemudian meninggal dunia. "Korban tersebut bernama Tedy Mokodompit. Dia mengalami luka di sekujur tubuh dan kaki kiri diamputasi. Dia meninggal dunia pada hari ini pukul 15.15," ujar Rusdin.
Data RSUD Kotamobagu ada satu lagi korban meninggal dunia yang sudah berhasil diidentifikasi yakni Abdul Pitres Larene (44), warga Bilalang Tiga. Total sudah 28 orang berhasil dievakuasi. Diperkirakan masih ada puluhan penambang yang terjebak dalam lubang PETI.
Tim Pos Mortem DVI Bid Dokkes Polda Sulut bersama petugas RSUD Kotamobagu terus mengidentifikasi jenazah korban longsor tambang Bakan.
Tim telah mengidentifikasi dua mayat. Julfikran Makainda (16), warga Mataindo pada Rabu (27/2/2019) sore dan Abdul Pitres Larene (44) pada Kamis (28/2/2019) pagi. Keduanya sudah dibawa keluarga masing-masing ke rumah duka.
Ketua Tim Pos Mortem DVI Bid Dokkes Polda Sulut, Dokter Paula Lihawa mengatakan, satu mayat,
Abdul Pitres Larene terakhir teridentifikasi karena kekurangan informasi dari keluarga korban. "Kemarin Rabu (27/2/2019) keluarga korban memang telah melaporkan data ciri-ciri ke pos yang ada di lokasi tambang. Namun belum lengkap. Hari ini Kamis (28/2/2019) keluarga korban melengkapi datanya. Kemudian kami cek ke pos di lokasi tambang memang benar ada kecocokan. Kita panggil istri korban untuk mengidentifikasi secara visual dan memastikan bahwa benar itu adalah suaminya," ujar dia.
Kata Paula, sampai saat ini sudah dua yang diidentifikasi timnya. "Ada juga satu mayat yang dibawa tadi sore. Namun hanya mengambil data alamat, karena memang identitasnya sudah diketahui keluarga," ujar dia.
Kapolda Sulut Irjen Pol R Sigid Tri Hardjanto didampingi Karo OPS Kombes Pol Yohannes Soeharmanto, Dirintelkam Kombes Pol Budhy Herwanto, Dansatbrimob Kombes Pol Mulia Nugraha dan Kapolres Kotamobagu, AKBP Gani Siahaan meninjau lokasi PETI, Kamis kemarin.
Di lokasi, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Sulut juga telah siap. "Kita masih fokus pada kegiatan kemanusian dulu, untuk menolong dan mengevakuasi korban," kata Tompo.
Polda Sulut mengerahkan anjing pelacak di lokasi PETI Bakan. Sebanyak 60 anggota Polres Kotamobagu ditambah 30 pasukan Kombi B Brimob Inuai dikerahkan turun ke lokasi.
Bersinergi dengan TNI, Basarnas, PMI, pemerintah setempat dibantu warga menjadi team work. Kabid Humas Polda Sulut, Kombes Pol Ibrahim Tompo menyampaikan, keprihatinan terhadap musibah itu. Ia turut berduka cita terhadap korban meninggal dunia.
Katanya, Kapolda Sulut Irjen Pol Sigid Tri Hardjanto telah menginstruksikan agar jajarannya mulai dari Polres Kotamobagu, Brimob, Samapta dan Dokkes (Tim DVI) agar turun melakukan bantuan dan evakuasi.
"Segala upaya dari kepolisian akan dilakukan secara optimal dari pengerahan personel maupun peralatan yang kita miliki," katanya. Unit K-9 berjumlah 10 orang dipimpin kasubdit Gasum Sabhara untuk membantu melakukan evakuasi.
DPRD Siapkan Perda Tambang Rakyat
Tragedi longsor PETI di Bakan, Kecamatan Lolayan, Bolmong mengundang keprihatinkan publik di Sulawesi Utara. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulut, Andrei Angouw menyesalkan kejadian itu.
"Kepada keluarga korban yang meninggal dunia kami menyampaikan turut berduka cita, sementara kami juga berharap korban yang masih terjebak bisa segera ditemukan, semoga masih bisa diselamatkan," kata dia kepada tribunmanado.co.id, Kamis kemarin.
Andrei mengatakan, kecelakaan di lokasi PETI masih terjadi. Ia berencana memanggil Dinas Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Sulut. "Kita akan panggil Dinas ESDM, pengawasan pertambangan kan dari dinas ini," ujar dia.
DPRD Sulut ingin mengetahui sejauh mana upaya dan langkah Dinas ESDM mengatasi masalah ini. "Idealnya kan bisa dijadikan tambang rakyat dan dikelola," ujar dia.
DPRD masih harus menyesaikan Perda Pertambangan dan Mineral. Kata Andrei, adanya kasus ini, perlu dilihat lagi pasal yang mengatur semisal standar keselamatan kerja. Lantamal VIII Manado menurunkan Batalyon Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) VIII Bitung untuk membantu proses evakuasi.
Menurut Laksamana TNI Gig JM Sipasulta selaku Komandan Lantamal VIII Manado, pihaknya menerjunkan satu satuan setingkat peleton (SST) ke di lokasi. "Ada puluhan penambang ilegal yang tertimpa longsoran tanah sehingga butuh begitu banyak personel untuk melakukan evakuasi," kata Sipasulta melalui Kadispen Lantamal VIII Mayor Laut (T) Jusuf Ali, Kamis kemarin.
Tak hanya menerjunkan personel, Danyonmarhanlan VIII Bitung Letkol (Mar) Nandang Pernama Jaya juga sangat prihatin dan terus berbelasungkawa kepada keluarga yang terkena musibah. "Apa yang kami lakukan ini sebagai wujud manunggal dengan rakyat untuk turut serta membantu mengatasi kesulitan warga khususnya yang sedang tertimpa bencana alam longsor," jelas Nandang.
Herson Mayulu (H2M), calon anggota DPR-RI Dapil Sulut ikut mendoakan para penambang. Di hadapan 2.000-an tim pemenangannya, H2M mengungkapkan, kesedihan yang mendalam atas tragedi itu.
Diapun mengajak, agar semua tim suksesnya, untuk mendoakan para korban longsor. "Mari kita mendoakan para saudara kita, para pekerja tambang tradisional di Desa Bakan, Bolmong, yang tertimpah musibah longsor," ujarnya, Kamis.
Semoga mereka yang meninggal, oleh Allah SWT diberikan tempat yang layak disisinya. "Kepada mereka yang saat ini belum ditemukan, semoga diberikan keselamatan, serta para keluarga korban diberikan kesabaran dalam menghadapi cobaan ini," ucap mantan Bupati Bolsel dua periode ini.
Bupati Bolsel Iskandar Kamaru menyampaikan rasa dukanya. "Mari kita sama-sama doakan para korban agar bisa diterima disisi Allah," ujarnya.
Ia juga berharap bagi para korban yang belum dievakuasi agar selalu dalam lindungan Allah. "Semoga bisa pulang dengan selamat dan berkumpul lagi dengan keluarga," tegasnya.
Harus Ada Analisa Risiko
Pengamat pertambangan, Andrei Wowor mengatakan, biasanya pekerja tambang memakai pedoman Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH). Itu diawasi oleh Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi. Itu diaplikasikan dengan rapat pendahuluan. Dilakukan setiap pagi sekitar 15 menit.
Pekerjaan dan aktivitas itu harus melalui analisa Job Safety Environment Analysis (JSEA). Memindahkan barang pun dianalisa risikonya. Formulir JSEA itu ditandatangani mandor. Analisa itu meminimalisasi risiko pekerjaan.
Semua perusahaan harus melakukan analisa itu. Termasuk di dalamnya tambang rakyat. Di Minahasa Utara, perusahaan tambang mengikuti analisa itu. Termasuk di dalamnya pertambangan di Likupang.
Setelah analisa, pekerjaan bisa dilakukan. Prosedur K3LH yang sama akan jadi habit (kebiasaan). Itu membantu mengurangi risiko. Peralatan kerja biasanya sama. Ada helmet, kaca mata dan lain sebagainya. Yang berbeda kepatuhan terhadap prosedur K3LH. (nie/ryo/dik/kel/crz)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/prajurit-marinir-bantu-evakuasi-korban-longsor-tambang-busa-bakan.jpg)