Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ini Alasan Anggota Geng Motor Nekat Begal Korban hingga Tewas, 25 dari 61 Masih di Bawah Umur

Sebanyak 61 anggota geng motor yang terlibat pencurian dan kekerasan pada Januari dan Februari 2019, ditangkap Polres Metro Jakarta Barat.

Editor: Indry Panigoro
KolaseTribunmanado.co.id/(Kompas.com / Tatang Guritno)
Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat menunjukan barang bukti yang digunakan geng motor dalam melakukan aksinya , Rabu ( 13/2/2019) dalam konfrensi pers yang digelar di halaman Polres Metro Jakarta Barat. (Kompas.com / Tatang Guritno) 

"Kami berhasil menangkap 14 tersangka sedangkan tiga sisanya buron. Dari 14 ini, 6 masih di bawah umur," jelas Edi pada konferensi pers yang digelar Rabu (13/2/2019).

Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat menunjukan barang bukti yang digunakan geng motor dalam melakukan aksinya , Rabu ( 13/2/2019) dalam konfrensi pers yang digelar di halaman Polres Metro Jakarta Barat. (Kompas.com / Tatang Guritno)
Edi mengungkapkan para tersangka terdiri dari delapan geng motor berbeda.

Mereka melakukan tindak pidana karena terpapar doktrin dalam geng motor tersebut.

"Doktrinnya adalah kalau berhasil menyakiti maka dia akan disegani di kumpulannya," jelas Edi.

Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi mengatakan, ada sekitar 25 geng motor di Jakarta Barat.

Polres Metro Jakarta Barat menggandeng Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) dan Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat dalam kasus ini karena terdapat anak di bawah umur yang menjadi tersangka.

Hengki mengatakan, geng motor tersebut menggunakan media sosial Instagram untuk mencari lawannya. 

Jika tidak mendapatkan lawan di Instagram, maka siapa pun yang ditemui di jalan bisa menjadi korbannya. 

Baca: Terkait Penganiayaan di Benteng Moraya, Polres Minahasa Selidiki Polisi yang Lakukan Pembalasan

Baca: Tim Cyber Amankan Akun Facebook Pembuat Postingan Soal Penganiayaan, Bripda Juteri: Saya yang Korban

Baca: Terkait Penganiayaan di Depan Benteng Moraya, Bripda Juteri: Saya Justru yang Jadi Korban

"Sebelum turun ke lokasi, mereka pakai media sosial Instagram untuk melakukan tindakan provokasi. Kalau bertemu lawan mereka tawuran, kalau tidak, yang ada di jalan akan menjadi korban," ujar Hengki.

Hengki mengatakan, 80 persen pelaku positif menggunakan narkoba.

"Setelah dites, 80 persen di antara para tersangka ini positif menggunakan narkoba. Mereka menggunakan jenis narkotika maupun obat keras," kata Hengki.

Mereka diketahui positif menggunakan ganja hingga obat keras tramadol.

Deputi Bidang Penindakan BPOM Robby Nuzly menjelaskan, tramadol yang dikonsumsi berlebihan bisa menimbulkan halusinasi.

Baca: Hendak Melayat di Rumah Sakit, Polisi Ini Malah Dikeroyok Sekelompok Orang, Senjata Apinya Dirampas

Baca: Siswi SMA di Luwu Sulsel Keroyok Teman, Pengakuan Kepsek & Reaksi Kadis Pendidikan, Lihat Videonya!

"Tramadol bekerja langsung ke saraf pusat sehingga simulasi rekreasi atau fly. Karena bekerja dalam sistem saraf pusat, tramadol menimbulkan halusinasi," terang Robby di Polres Jakarta Barat.

Penggunaan narkoba itu, menurut Hengki membuat tersangka menjadi kehilangan empati, tak punya rasa takut, dan semangat berlebihan.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved