Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tidak Hanya PDI Perjuangan, Ketum Partai Gerindra juga Mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek 2019

Prabowo Subianto turut mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa

Editor: Rhendi Umar
Tribunwow
Prabowo Subianto 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Calon presiden nomor urut 02 yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto turut mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa pada Selasa (5/2/2019). Ucapan itu ia sampaikan melalui akun Twitter pribadinya, @prabowo.

Ia juga menulis kalimat ucapan yang populer saat perayaan Tahun Baru Imlek di Indonesia, Gong Xi Fa Cai.

"Selamat Tahun Baru Imlek 2570 bagi sahabat yang merayakan. Salam hormat saya untuk keluarga di rumah. Gong Xi Fa Cai," tulis Prabowo dalam akun Twitternya, Selasa (5/2/2019).

Selain memberikan ucapan, Prabowo juga mengunggah gambar dengan latar belakang berwarna merah.

Di bagian atasnya terdapat gambar burung Garuda dan padi yang menjadi lambang dari Partai Gerindra.

Kemudian di bagian tengah terdapat ucapan Selamat Tahun Baru Imlek.

Seperti diketahui, tradisi merayakan Tahun Baru Imlek dapat dilakukan secara terbuka setelah Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid mencabut Inpres Nomor 14 Tahun 1967 Tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat China.

Inpres itu dicabut dengan terbitnya Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000 pada 17 Januari 2000.

Dalam aturan itu, Presiden Soeharto menginstruksikan agar etnis Tionghoa yang merayakan pesta agama atau adat istiadat "tidak mencolok di depan umum, melainkan dilakukan dalam lingkungan keluarga".

Sebelumnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek 2019.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, peringatan tahun baru Imlek dalam perspektif kebudayaan, menampilkan Indonesia yang beragam.

"PDI Perjuangan mengucapkan selamat tahun baru Imlek 2019, Gong Xi Fa Cai 2570," ujar Hasto melalui keterangan tertulisnya, Selasa (5/2/2019).

 
Hasto mengingat sejarah peradaban yang panjang, nusantara menerima kehadiran migrasi penduduk dari Afrika sejak 1,8 juta tahun yang lalu.

Kemudian disusul migrasi ras Melanesia sejak 100 ribu tahun yang lalu, diikuti gelombang kedua pada 50 ribu tahun yang lalu, dan akhirnya juga diikuti kehadiran ras Melayu-Austronesia, Tionghoa, Arab, India, dan lain-lain.

"Yang kesemuanya membentuk Indonesia seperti saat ini, di mana semua warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum, dan menyatukan diri karena perasaan senasib sebagai satu bangsa yang bertanah air satu Indonesia," ucap Hasto.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved