Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Balas Pernyataan Prabowo, Sri Mulyani Ciptakan Puisi ‘Kala Kamu Menuduh Aku Menteri Pencetak Uang’

Pada puisi tersebut Sri Mulyani membalas dengan menyebutkan apa saja yang berhasil dilakukan pemerintah dengan memanfaatkan uang negara.

Tribun Manado
Menteri Keuangan Sri Mulyani melayani swafoto para mahasiswa saat menjadi pemateri dalam kuliah umum di Unsrat, Kamis (17/1/2019). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Calon Presiden Prabowo Subianto menyebut Menteri Keuangan Sri Mulyani seharunya disebut dengan Menteri Pencetak Utang.

Sri Mulyani pun menulis puisi yang kemudian ia bagikan di media sosialnya, termasuk di instagram pribadinya @smindrawati.

Di instagram, unggahan puisi sampai malam kemarin telah mendapatkan likes dari 171.724 akun dan 19.665 komentar.

Pada puisi tersebut Sri Mulyani membalas dengan menyebutkan apa saja yang berhasil dilakukan pemerintah dengan memanfaatkan uang negara seperti pembangunan jalan tol, jembatan, air bersih, benih, beasiswa, pembangunan sekolah, listrik, hingga subsidi tiket kereta.

Sri Mulyani seakan ingin memberikan klarifikasi atas pernyataan Prabowo Subianto yang menyindir dirinya Menteri Pencetak Utang.

Berikut adalah isi lengkap puisi yang dituliskan di Sri Mulyani:

Kala kamu menuduh aku Menteri Pencetak Utang
Kami menyelesaikan Ribuan kilometer jalan raya, toll, jembatan Untuk rakyat, untuk kesejahteraan..
Kami menyelesaikan
Puluhan embung dan air bersih, bagi jutaan saudara kita yang kekeringan..

Puluhan ribu rumah, untuk mereka yang memerlukan tempat berteduh
Kala kamu menuduh aku Menteri Pencetak Utang,
Kami bekerja menyediakan subsidi Jutaan sambungan listrik
untuk rakyat, untuk menerangi kehidupan, hingga pelosok ..

Kami terus bekerja
Meringankan beban hidup 10 juta keluarga miskin
Menyediakan bantuan pangan 15 juta keluarga miskin ..

Menyekolahkan 20 Juta anak miskin untuk tetap dapat belajar menjadi pintar..
Kala kamu menuduh aku Menteri Pencetak Utang,
Kami bekerja siang malam
Menyediakan jaminan, agar 96.8 Juta rakyat terlindungi dan tetap sehat.
Merawat Ratusan ribu sekolah dan madrasah,
agar mampu memberi bekal ilmu dan taqwa,
bagi puluhan juta anak-anak kita untuk membangun masa depannya..

Kami tak pernah berhenti, agar 472 000 mahasiswa menerima beasiswa untuk menjadi pemimpin masa depan, 20.000 generasi muda dan dosen berkesempatan belajar di universitas terkemuka dunia untuk jadi pemimpin harapan bangsa.
Puluhan juta petani mendapat subsidi pupuk, benih dan alat pertanian, 170.400 hektar sawah beririgasi untuk petani
Jutaan usaha kecil mikro memiliki akses modal yang murah ..

Jutaan penumpang kereta dan kapal yang menikmati subsidi tiket
Jutaan keluarga menikmati bahan bakar murah
Jutaan pegawai negeri, guru, prajurit, polisi, dokter, bidan, dosen hingga peneliti mendapat gaji dan tunjangan untuk mengabdi negeri ..

Terus, Kami terus bekerja, agar ;
74.953 desa mampu membangun, membasmi kemiskinan.
8.212 kelurahan terbantu untuk melayani rakyat kebih baik..

Triliunan rupiah tersedia membantu saudara kita yang terkena bencana membangun kembali kehidupannya
Dan masih banyak lagi yang aku mau ceritakan padamu
Agar engkau TIDAK LUPA
Karena itu adalah cerita tentang kita MEMBANGUN INDONESIA
Aku tak ingin engkau lupa itu.
sama seperti aku tak ingin engkau lupa akan sejarah negeri kita.
Aku perempuan yang memenuhi panggilan ibu pertiwi ..

Aku perempuan, Aku tidak surut demi kecintaanku kepada negeri,
Untuk memberikan yang terbaik bagi Indonesia..

Aku dan tujuh puluh enam ribu jajaran Kemenkeu, adalah KAMI.
KAMI TIDAK PERNAH LELAH MENCINTAI DAN MEMBANGUN INDONESIA.
Bagaimana engkau?

Baca: Prabowo Sindir Sri Mulyani : Jangan Sebut Menteri Keuangan Tapi Menteri Pencetak Utang

Sebelumnya mantan Menteri Keuangan RI Chatib Basri angkat bicara soal utang pemerintah yang ramai dibicarakan akhir-akhir ini. Menurutnya, hanya di Indonesia persoalan utang menjadi bahasan politik di masa kampanye jelang Pilpres 2019.

"Isu utang hanya dibahas di Indonesia, di negara lain tidak ada," kata Chatib saat ditemui usai acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2019 di Hotel Fairmont, Jakarta Selatan, Rabu (30/1) lalu.

Menkeu di era pemerintah Susilo Bambang Sudhoyono ini mencontohkan kondisi serupa yang terjadi di Yunani pada masa lalu. Namun, utang menjadi isu politik sebab negara tersebut mengalami krisis keuangan.

Ia menjelaskan, saat itu, rasio utang Yunani terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai lebih dari 100 persen. Sementara rasio utang Indonesia tak sampai 30 persen dari PDB. Angka tersebut jauh di bawah batas maksimal sebesar 60 persen terhadap PDB.

Baca: IMF Peringatkan Utang Pemerintah Rp 4.418 Triliun: Simak Penjelasan Sri Mulyani

Dalam forum yang sama, Sri Mulyani mengakui pada masa kampanye masyarakat meributkan soal jumlah utang pemerintah yang menyentuh Rp 4.418,3 triliun.

"Orang-orang terobsesi bicara jumlah utang, pajak dan defisit, bukan bagaimana penggunaan instrumen fiskal dan kebijakan pemerintah menjaga ketahanan ekonomi kita di tengah tekanan yang ada," kata Ani di hadapan sekitar 700 investor lokal dan asing di acara MIF.

Rizal Ramli ikut mengkritik pemerintah yang mengandalkan impor dan menambahkan utang. Menurutnya, bunga untuk membayar utang bisa dialihkan ke hal lain seperti menjadi pengadaan lahan bagi para petani.

"Ini pemerintah satu hari utang baru Rp 1,24 triliun, satu hari lho, masih ada nih berapa bulan lagi, 100 hari lagi, kaliin aja tuh. Jadi pemerintah ini prioritasnya bikin seneng petani di Thailand, Vietnam, petani garam di Australia, yang kasih utang ke Indonesia, bunganya 8,5 persen paling tinggi di kawasan Asia Pasifik, negara lain yang bikin surat utang bunganya hanya 5-6 persen," ujarnya.

Baca: Mengapa Youtuber, Selebgram dan Vlogger akan Dikenakan Pajak? Sri Mulyani Sebut Nama Ria Ricis

"Jadi investor internasional senang banget dengan Menkeu SPG Bank Dunia ini," ucap dia dalam diskusi publik "Jokowi Raja Impor?" di Kantor Sekretariat Nasional Prabowo-Sandi, Jakarta Pusat, Selasa (29/1) lalu.

Ketika dikonfirmasi, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Nufransa Wira Sakti pun enggan memberi komentar terkait pernyataan RR.

"Ngawur. Saya tidak perlu memberi komentar untuk penyebar hoaks," kata Frans. (*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved