Bebasnya BTP, Rengkuan Berikan Refleksi Buku Biografi Tjahaja Seorang Purnama ke Publik, Ini Isinya!
Buku itu sudah diluncurkan di Graha Serbaguna Taman Kemayoran Condominium, Jakarta Pusat, Rabu (23/01/2019) malam, satu hari sesudah kebebasan Ahok.
Penulis: | Editor: Alexander Pattyranie
Lux, Lumen, Light atau Cahaya adalah sebuah kata yang punya daya magis yang kuat, apalagi jika itu menjadi sebuah nama.
Itulah juga sebabnya mengapa judul ini dipilih.
Benar apa yang dikatakan oleh pepatah bahasa Latin Nomen est omen.
Nama adalah sebuah tanda.
Persoalannya tanda apakah yang ditorehkan oleh Basuki Tjahaja Purnama.
Daya magis apa yang dipendarkan oleh sosok yang menyandang nama ini?
Bagi segelintir politisi busuk nan korup, Basuki Tjahaja Purnama adalah sebuah nama yang angker, tidak bersahabat dan pantas dienyahkan.
Bagi kaum pembencinya, entah karena sentimen suku atau agama, Basuki Tjahaja Purnama adalah cahaya kegelapan yang nyaris membutakan mata mereka sehingga tak ada lagi kebaikan yang dapat mereka lihat.
Bagi mereka Ahok adalah sosok yang mengerikan karena telah mengobrak-abrik tatanan yang katanya sudah ‘harmoni, aman dan damai’.
Tak ada lagi kenyamanan setelah Ahok hadir dalam kancah perpolitikan nasional.
Mengapa?
Karena kegundahan dan kegusaran Ahok yang jujur dan tegas adalah catatan hitam tersendiri atas perpolitikan tanah air khususnya atas integritas para politisinya.
Namun, bagi orang-orang yang sudah terlanjur apatis dengan kondisi negeri, Ahok bagaikan seberkas cahaya yang menelisik di tengah kegelapan.
Orang-orang berharap pada sosok ini untuk dapat menerangi satu bagian saja dari negeri yang terlanjur hidup dalam gelap.
Bagi mereka justru Ahok menjadi catatan putih yang harus dibaca dengan jujur dan hati bersih.