Buaya Pemakan Manusia Tewas, Polisi Bicara Soal Hasil Autopsi Deasy Tuwo dan Keberadaan WN Jepang
Polres Tomohon terus menyelidiki kasus buaya makan manusia yang terjadi di Desa Ranowangko, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa
Penulis: | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kepolisian resor Tomohon masih menunggu hasil autopsi jasad Deasy Tuwo (44) korban yang dimakan buaya di Desa Ranowangko, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa, Senin (14/1/2019).
Kasubag Humas Polres Tomohon, Ipda Johny Kreysen mengatakan pihaknya belum menerima hasil autopsi dari Rumah Sakit. "Minta Maaf belum ada hasil autopsinya," kata Kreysen kepada tribunmanado.co.id, Rabu (23/1/2019).
Dia menegaskan polisi akan mengumumkan hasil autopsi jenazah Deasy Tuwo saat menerimanya.
Polisi pun hingga kini masih mencari keberadaan Ochiai Sensei, WN Jepang pemilik buaya yang memakan Deasy.
"Pemilik perusahaan kita masih cari dan kasus ini sementara dalam penyelidikan," pungkasnya.
Dikatahui, buaya pemakan manusia yang menerkam Deasy sudah tewas pada Minggu pagi (20/01/19)
Tim dokter pun membelah bangkai buaya pemakan manusia tersebut dan menemukan tulang serta pakaian. (fer)
Baca: Bocah 12 Tahun Lakukan Pembunuhan di Minut, Kepsek dan Polisi Ungkap Kelakuan Siswa Kelas 5 SD itu

Hasil Autopsi Jasad Buaya
Sebelumnya, dokter hewan di Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki melakukan nekropsi (otopsi/autopsi) kepada buaya bernama Merry tersebut.
Drh Dwielma Nubatonis dan drh Fahmi Agustiadi dibantu oleh Billy Lolowang dan Deity Mekel melakukan nekropsi pada Senin (21/01/19)
Nekropsi atau bedah mayat/bangkai ini disaksikan pihak BKSDA Sulut dan Polres Tomohon.
BKDSA Sulut, Hendrik Rundengan mengatakan proses nekropsi dimulai pada pukul 13.00 Wita dan proses nekropsi selesai pukul 16.00 Wita.
Bangkai buaya Merry lalu dikuburkan di kawasan TWA Batu Putih pukul 17.30 Wita.
Baca: Julia Bojoh Tahu Ayah Ibunya Alami Kecelakaan Lalu Lintas dari Facebook: Dia Baca Identitas Ayahnya
Berdasarkan hasil temuan dari dokter hewan sebelum dilakukan nekropsi menyatakan bahwa dugaan kematian buaya adalah faktor dari awal rescue di Tombariri dan dibawa ke TWA Batu Putih (Daops Manggala Agni).
Buaya bernama Merry ini sudah mengalami drop kondisi kesehatannya dan dugaan sementara adalah mengalami heatstroke (suhu badan melebihi normal), selain itu ditemukan akumulasi gas yang sangat banyak di organ lambung.
Berikut grafis hasil pemeriksaan itu:
Diagnosa sementara hasil pemeriksaan secara inspeksi (fisik luar):
- Stress (Drop)
- Heatstroke
Temuan Hasil Nekropsi:
- Akumulasi Gas pada lambung
- Obesitas
- Temuan organ yang diduga manusia, tulang belulang manusia (mulai dari lengan sampai sampai jari) dan bertaut dengan kain yang diduga baju/pakaian.
Catatan tim:
- Beberapa sampel organ buaya perlu dilakukan pengujian laboratorium lebih lanjut untuk menegakkan diagnosa yang ada (dapat berkordinasi dengan istansi kesehatan/lab kesehatan).
- Barang bukti(tulang belulang) yg ditemukan dalam tubuh buaya dapat dikordinasikan kembali dengan pihak kepolisian untuk tindak lanjut pemeriksaan forensik. Dan juga pihak keluarga korban.

Sebelumnya diberitakan, pada Jumat (15/1/2019) Deasy Tuwo (44), karyawan CV Yosiki, perusahaan pembibitan mutiara ditemukan tewas mengenaskan di kolam buaya milik Ochiai Sensei, warga negara Jepang.
Ochiai Sensei merupakan pemilik perusahaan CV Yosiki.
Jasad korban pertama kali ditemukan sudah tak bernyawa oleh rekan sekerjanya, Erling Rumengan (37).
Isi perut, dada hingga tangan kanan korban sudah dicabik buaya yang berusia 30 tahun bernama Merry itu.
Kabar buaya peliharaan menyerang manusia menjadi viral di Facebook pada Jumat (11/1/2019)
Erling Rumengan (37) warga Desa Ranowangko menemukan jasad Deasy Tuwo.
Saat itu, Erling Rumengan mencari dan mengecek ke lokasi CV Yosiki.
Baca: BREAKING NEWS: Ini Hasil Autopsi Jasad Buaya Pemakan Manusia di Minahasa, Ada Tulang dan Pakaian

Dia bersama rekannya mengecek ke dalam lokasi perusahaan kemudian masuk ke dalam areal perusahaan pembibitan mutiara tersebut sesampainya di dalam tidak ada orang yang ditemukan.
Para mantan teman sekerja Deasy memang sedang mencari keberadaan korban karena ditelepon Ochiai Sensei untuk melihat kondisi lokasi perusahaan.
Pasalnya, korban tak mengangkat telepon Ochiai Sensei
Namun, mereka melihat ada benda terapung yang menyerupai tubuh manusia berada diatas kolam tempat peliharaan seekor buaya.
Tim BKSDA dibantu TNI-Polri melakukan evakuasi terhadap buaya peliharaan milik WN Jepang yang menerkam Deasy Tuwo pada Senin (14/1/2019) siang.
Buaya dengan bobot 600 kilogram dan panjang sekitar 5 meter tersebut hendak dibawa ke Pusat Penangkaran Satwa (PPS) Tasik Koki di Desa Pimpin, Kecamatan Kema, Minahasa Utara.
Tim dibantu pemerintah dan masyarakat setempat untuk mengevakuasi buaya yang bernama Merry tersebut.
Untuk mengevakuasi buaya, tim harus membius buaya lewat kepalanya agar kondisinya melemah.
Setelah lemah kekuatannya berkurang, tim evakuasi kemudian mengikat mulut buaya dengan lakban hitam dan badannya diikat agar tidak merontak.
Kurang lebih 20 orang bahu membahu membopong buaya tersebut
Kepolisian hingga kini masih mencari pemilik buaya tersebut.
TONTON JUGA: