Megawati Berpesan Menangkan Jokowi: Menangis saat Ceritakan PDIP
Kader dan simpatisan PDIP bergembira. Kamis (10/1/2019), partai politik besutan Megawati Soekarnoputri
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Konflik internal sangat jarang terdengar dan kalaupun ada itu masih bisa diatasi tidak seperti konflik yang terjadi di parpol lain.
PDIP memiliki kader yang militan sehingga tetap kokoh sampai sekarang. Namun demikian PDIP harus juga harus menjadi parpol mandiri.
Selama ini PDIP masih terpusat pada kepemimpinan tunggal, Megawati Soekarnoputri. Ibu Mega sudah tua dan tidak mungkin akan menjadi pemimpin seumur hidup sehingga PDIP perlu mempersiapkan kader.
Masih banyak kader beranggapan bahwa Jika PDIP tanpa Megawati, kemungkinan PDIP akan bernasib sama dengan Golkar nantinya.
Dalam jajaran puncak PDIP sepertinya belum ada satu figur menonjol yang bisa menyeimbangi ketokohan Megawati. Sehingga siapapun yang menggantikan Megawati maka PDIP bisa berpotensi konflik. Seperti Golkar pasca Soeharto, PKB pasca Gus Dur.
PKB pasca Gus Dur terjadi konflik perebutan ketua antara Yenny Wahid dan Muhaimin Iskandar . Golkar pasca Soeharto terpecah menjadi Gerindra, Hanura, PKPI dan Nasdem.
Dalam tubuh PDIP sendiri ada kelompok-kelompok yang saling berseberangan, namun mampu diredam karena menaruh hormat pada Megawati yang dalam sejarahnya ikut berdarah-darah dalam membesarkan partai ini.
Tahun 2005 parpol ini sudah sempat di Goncang oleh sejumlah elit internal. Saat itu ada deklarasi gerakan pemuda yang yang merupakan singkatan dari regenarasi, revitalisasi dan rekonsiliasi PDIP.
Itu diprakarsai sejumlah elite yang menamakan diri tokoh pembaruan Seperti Didi Supriyanto, Sukowaluyo Mintorahardjo, Abdul Madjid, Laksamana Sukardi, Roy BB Janis, Pius Lustrilanang.
Saat ini kubu-kubu di PDIP makin kentara pada saat penetapan beberapa calon kepala daerah belakangan ini. Belum lagi dengan aliran-aliran ideologi yang berbeda.
PDIP terdiri dari gabungan aliran ideologi politik seperti Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Partai Murba), Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) dan juga dua partai keagamaan Partai Kristen Indonesia (Parkindo) dan Partai Katolik.
Tokoh-tokohnya kini masih sangat berpengaruh di internal parpol. Satu-satunya cara menyelamatkan PDIP adalah menunggu Pemilu 2019.
Jika Jokowi terpilih kembali menjadi presiden maka figur yang paling tepat mengendalikan PDIP adalah Jokowi. Jika muncul nama-nama lain maka sulit kemungkinan PDIP akan utuh atau bertahan seperti sekarang. (tribun/ther/den/art/ryo/fin)