Demam Berdarah Membunuh 74 Orang: 5 Tahun Terakhir 6.130 Kasus DBD
Demam berdarah dengue (DBD) ramai diperbincangkan publik Sulawesi Utara. Sejak lima tahun terakhir,
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Pemkot Manado Kaji Status KLB
Wakil Wali Kota Manado, Mor Bastian mengunjungi para penderita DBD yang dirawat di ruang Irina E RSUP Prof Kandou, Rabu (9/1/2019) siang.
Mor menyambangi satu persatu pasien anak-anak, baik yang dirawat di salasar maupun di ruangan. Ia menanyakan keadaan, memberi semangat pada pasien
serta orangtua mereka. "Harus banyak minum ya," kata Mor kepada seorang anak.
Mor juga menyemangati para dokter yang merawat.
Kepada pihak rumah sakit, ia banyak bertanya tentang penyakit DBD serta fasilitas perawatan di rumah sakit tersebut.
Mor menjanjikan dukungan penuh Pemkot Manado terhadap RS Kandou dalam menangani pasien DBD.
"Kita dari Pemkot dukung penuh, " kata dia.
Wakil Wali Kota menyatakan pihaknya masih mengkaji status KLB. "Kita masih kaji, untuk itu saya mintakan kepada Dinkes untuk segera memasukkan laporan mengenai pasien, baik baru maupun lama untuk kita kaji bersama," kata dia.
Dikatakan Mor, pihaknya tetap mengupayakan penanganan penyakit ini tanpa perlu menunggu ditetapkannya status KLB.
Mor meminta aparat kelurahan mengajak masyarakat setempat untuk mengadakan pembersihan massal di kelurahan masing masing.
"Saya minta masyarakat jangan tunggu fogging, bersihkanlah lingkungan masing masing, " katanya.
Menurut Mor, DBD yang terjadi di Manado menurut dokter merupakan siklus 10 tahunan.
Pasien DBD di RS Kandou membludak. Puluhan pasien terpaksa dirawat di salasar. Amatan Tribun Rabu (9/1/2019) siang selasar ruang Irine E penuh sesak dengan tempat tidur pasien.
Siang itu, beberapa pasien baru datang. Dengan terburu buru, perawat menyiapkan sebuah ruang reception.
Meja dan kursi disingkirkan, ganti dua buah tempat tidur.
Beberapa tempat tidur ternyata didatangkan dari IGD.
Dirut RS Kandou Jemmy Pelenewen membeber, kamar sudah penuh hingga terpaksa pihaknya mengambil kebijakan menampung pasien di bangsal.
"Kami tak bisa tolak pasien, setiap pasien harus kami tangani sesuai prosedur, " kata dia.
Ungkap Dirut, pasien DBD yang dirawat di RS tersebut berjumah 54. Itu belum termasuk yang masuk pada Senin siang. Jika pasien semakin banyak, pihaknya bakal menggunakan aula. "Kami juga minta bantuan tempat tidur dari TNI, " kata dia. (art/ryo)