Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tsunami Banten & Lampung Telan Ratusan Korban Jiwa, Berikut Saran Sutopo Purwo Nugroho ke Depan!

Tsunami Banten & Lampung Telan Ratusan Korban Jiwa, Berikut Saran Sutopo Purwo Nugroho ke Depan!

Editor: Siti Nurjanah
Tribunnews.com
Sutopo Purwo Nugroho 

TRIBUNMANADO.CO.ID -  Tsunami Banten & Lampung Telan Ratusan Korban Jiwa, Berikut Saran Sutopo Purwo Nugroho ke Depan!

Tsunami Banten & Lampung telan ratusan korban jiwa, Kepala Humas Sutopo Purwo Nugroho berikan saran untuk ke depannya!

Jumlah korban bencana tsunami yang melanda pantai di Selat Sunda terus bertambah.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugrohomenyampaikan data sementara dampak tsunami Banten & Lampung.

Dalam keterangan video yang dia unggah, Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan data sementara dampak tsunami di Selat Sunda hingga hari Senin (24/12/2018) pukul 07.00 WIB.

Jumlah korban tewas hingga saat ini mencapai angka 281 orang.

Baca: Moms, Sering Mencium Bayi Bisa Membuat IQ-nya Tinggi Lo

Baca: Jika Tak Dikonsumsi Berlebihan, Ini Manfaat Kesehatan Minum Bubble Tea

Baca: Media Jerman, Der Spiegel, Bakal Tuntut Mantan Jurnalisnya yang Buat Reportase Palsu

Sementara korban luka ada 1.016 orang.

57 orang masih dinyatakan hilang dan 11.687 orang mengungsi.

Selain korban, Sutopo juga menjelaskan soal dampak kerusakan.

"Kerusakan fisik: 611 rumah rusak, 69 hotel-vila rusak, 60 warung-toko rusak, & 420 perahu rusak," tulisnya.

Selain itu, Sutopo juga memberikan beberapa saran untuk ke depannya.

Dirinya menyarankan pemerintah Indonesia untuk membangun sistem peringatan dini tsunami yang disebabkan longsor bawah laut dan erupsi gunung api.

Pasalnya, saat ini belum ada sistem peringatan yang seperti itu.

"Indonesia belum memiliki sistem peringatan dini tsunami yang disebabkan longsor bawah laut dan erupsi gunungapi.

Yang ada saat ini sistem peringatan dini yang dibangkitkan gempa.

Sistem sudah berjalan baik. Kurang dari 5 menit setelah gempa BMKG dapat memberitahukan ke publik," tulis Sutopo.

"Indonesia harus membangun sistem peringatan dini yang dibangkitkan longsor bawah laut & erupsi gunungapi.

Adanya gempa menyebabkan longsor bawah laut lalu memicu tsunami diantaranya tsunami Maumere 1992 dan tsunami Palu 2018," lanjutnya.

Sutopo kemudian menjelaskan tentang populasi gunung api di laut dan pulau kecil Indonesia.

"127 gunungapi atau 13% populasi gunungapi di dunia ada di Indonesia.

Beberapa diantaranya gunungapi ada di laut dan pulau kecil yang dapat menyebabkan tsunami saat erupsi.

Tentu ini menjadi tantangan bagi PVMBG, BMKG, K/L dan perguruan tinggi membangun peringatan dini," ungkapnya.

Dirinya juga meminta adanya sistem peringatan dini untuk bencana lain.

"Bencana lain seperti banjir, longsor, erupsi gunungapi, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, puting beliung juga masih perlu sistem peringatan dini.

Belum semua daerah rawan bencana ada sistem peringatan dini.

Yang bisa memberikan informasi kepada masyarakat sebelum bencana," pinta Sutopo.

Sutopo kemudian mengungkit kembali tsunami yang terjadi di Selat Sunda.

"Tidak ada peringatan dini tsunami di Selat Sunda pada 22/12/2018 malam.

Tidak adanya peralatan sistem peringatan dini menyebabkan potensi tsunami tidak terdeteksi sebelumnya.

Tidak terpantau tanda-tanda akan datangnya tsunami sehingga masyarakat tidak memiliki waktu evakuasi," jelasnya.

"Jaringan buoy tsunami di perairan Indonesia sudah tidak beroperasi sejak 2012.

Vandalisme, terbatasnya anggaran, kerusakan teknis menyebabkan tidak ada buoy tsunami saat ini.

Perlu dibangun kembali untuk memperkuat Indonesia Tsunami Early Warning System," tutup Sutopo.

(Tribunstyle/ Irsan Yamananda)

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved