Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tim Kampanye Perlu Kerja Keras, Jokowi: Hasil Survei Pilpres Bisa Meleset

Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) tak begitu yakin pada hasil survei elektabilitas pasangan.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
YOUTUBE
Fahri Hamzah Ajak Jokowi-Prabowo Hadiri Reuni 212 Supaya Tak Bermakna Politik 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) tak begitu yakin pada hasil survei elektabilitas pasangan yang akan tarung di Pemilihan Presiden 2019.

Ia menyebut hasil survei bisa meleset jauh, seperti ketika di Inggris melakukan referendum apakah negeri itu tetap dalam atau keluar dari Uni Eropa (British Exit/Brexit). Kemudian Hillary Clinton lawan Donald Trump saat Pilpres Amerika Serikat (AS) 2016.

“Semua survei mengatakan Hillary sampai detik terakhir menang, tapi feeling saya, mengatakan Donald Trump (menjadi pemenang). Ini yang saya katakan ada perubahan ekonomi global, politik global, sehingga ikut mengubah ekonomi dan politik nasional," kata pasangan Cawapres Ma’ruf Amin ini, Senin (17/12/2018).

Menurutnya, hasil survei pilpres dapat meleset karena ada perubahan kondisi politik dan ekonomi global. Perubahan itu, menurutnya, dapat berdampak ke situasi nasional.

"Tiga minggu sebelum referendum Brexit saya bertemu PM Inggris, David Cameron. Saya tanya, Pak Cameron referendumnya bagaimana kira kira? Dia jawab kita (pendukung Inggris tetap dalam Uni Eropa) pasti menang besar. Tapi apa yang terjadi? Dalam referendum Brexit dia kalah, artinya perkiraan itu meleset," kata Jokowi di Hotel Abadi, Jambi.

Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Sulut Melky Suawa mengakui hasil survei pilpres jadi bahan evaluasi pihaknya untuk menyusun strategi ke depan. "Hasil survei terus kita pelajari dan ambil hikmahnya untuk bekerja lebih keras lagi menyakinkan masyarakat agar memilih Prabowo," kata dia, Senin kemarin.

Menurut Melky, dari amatannya, survei Prabowo menunjukkan tren meningkat. Sedang Jokowi terkesan stagnan. "Ini karena masyarakat benar merasakan kelesuan ekonomi hingga tumbuh kesedaran bahwa semua ini berubah jika ganti presiden," beber dia.

Ketua TIDAR Sulut Aif Darea menyatakan, strategi yang diambil pihaknya simpel saja yakni memberi pengetahuan kepada masyarakat mengenai kondisi bangsa terkini yang terpuruk dalam segala hal dan jalan keluar yang ditawarkan Prabowo jika ia memimpin negara.

"Kita tidak memakai hoaks, tapi adu gagasan, dan rakyat sudah pintar," kata dia. Aif mencermati tren suara Prabowo terus meningkat. Ia hakul yakin dalam waktu tak lama elektabilitas Prabowo lampaui Jokowi.
Berdasarkan hasil sejumlah lembaga survei menunjukkan pasangan Jokowi Ma'ruf Amin masih memenangkan Pilpres 2019 (lihat grafis).

Dalam kesempatan itu Jokowi yakin pada militansi para kader partai dan para relawan. "Di Jambi para kader dan relawan memiliki militansi sangat tinggi dan diharapkan pada Pilpres 2019 dapat memberikan kemenangan khususnya di Jambi," kata Jokowi.

Mengenai kampanye door to door, Jokowi menceritakan pengalamannya mengikuti pilkada di Solo dan DKI Jakarta, serta pilpres pada 2014.

Mengenai peroleh suara di Jambi, Jokowi menargetkan 70 persen. Dalam arahannya, Jokowi juga menyebutkan dirinya telah mengelontorkan dana untuk pembangunan desa atau dana desa di seluruh Indonesia mencapai Rp 187 triliun.

Dari dana itu telah terbangun antara lain sebanyak 18 ribu posyandu dan 46 ribu pasar desa. "Saya minta agar semua keberhasilan tersebut bisa disampaikan kepada masyarakat, termasuk di Provinsi Jambi," kata Jokowi.

Presiden Jokowi
Presiden Jokowi (Youtube)

Elektabilitas capres

Direktur Eksekutif Para Syndcate Arie Nurcahyo menyebut tren elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf mengalami penurunan. Sementara tren pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno cenderung naik.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved