Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Denny Tewu Ajak Masyarakat Jadi Pemilih Cerdas yang Objektif

Kampanye politik pada akhirnya belum mampu membebaskan pemilih dari kebohongan atau pengaruh yang menyesatkan atau tekanan pada pemilih.

Penulis: Ryo_Noor | Editor: Siti Nurjanah
Istimewa
Denny Tewu 

Laporan Wartawan Tribun Manado, Ryo Noor

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kampanye politik pada akhirnya belum mampu membebaskan pemilih dari kebohongan atau pengaruh yang menyesatkan atau tekanan pada pemilih.

Demikian disampaikan ML Denny Tewu, Calon DPD RI 2019-2024 nomor urut 34 dapil Sulut, Senin (17/12/2018).

"Ini efek tren demokrasi zaman now dengan berbagai informasi yang beredar di masyarakat," kata dia.

Denny meyakini, ini bagian strategi berkampanye dari pihak-pihak yang akan berkompetisi pada Pilpres dan Pileg

“Masing-masing pihak ingin menonjolkan kelebihannya dan mengecilkan peran lawan, atau membuat yang obyektif menjadi subyektif, masyarakat seolah dimainkan perasaannya," kata dia

Faktanya, dalam hidup manusia mengambil keputusan 70% karena subyektivitas, bukan yang obyektif. Kejadian ini sudah terjadi di Amerika Serikat, dan sepertinya strategi yang sama ingin dimainkan di Indonesia dalam Pilpres.

Di Sulut, lanjut Ketua Umum Rukun Keluarga Besar Tewu/Tewuh ini, kampanye seperti itu juga terjadi hanya tidak sevulgar di daerah lain, karena masyarakat dan para elit sepertinya memahami untuk persatuan membangun negeri.

Baca: Djarot Saiful Hidayat Ungkap Posisi yang Diinginkan Ahok di PDIP jika Kembali Berpolitik

Apa pun partainya darimana pun asal capres atau caleg, masyarakat diajak untuk tetap dalam koridor mengedepankan objektivitas.

“Isu Pilpres maupun Pileg tentu akan semakin memanas ke depan hingga hari H, harapannya tentu semua pihak bisa berjaga-jaga, aparat tidak perlu reaktif dengan membuat aturan-aturan sendiri, tapi biarlah semua berjalan berdasarkan koridornya," ujar dia.

Kalau jelas bersalah, harus ditindak lanjuti sesuai hukum yang berlaku, tapi tidak perlu juga mengada-ada dengan membuat tafsiran sendiri atas aturan-aturan pemilu yang ada.

Mantan koordinator Jaringan Pelayanan Alumni Universitas Sam ratulangi (Jala Unsrat) menyampaikan, masyarakat jadilah pemilih yang cerdas dengan mengedepankan objektivitas demi kepentingan politik Sulut agar lebih eksis ke depan dengan wakil rakyat yang berkompeten.

Baca: Terduga Pengrusakan Bendera Demokrat Ngaku Diperintah PDIP, Begini Komentar Ketua DPD Riau!

Sementara bagi para peserta, berpestalah sebagaimana mestinya, jangan memaksakan diri dan tidak perlu saling menjelekkan, atau saling menjatuhkan,

"karena pada akhirnya suara rakyat adalah suara Tuhan, jadi melalui Pemilu ini selain terus bersosialisasi, jangan lupa lebih dekatlah dengan Tuhan, sehingga kita bisa menerima apa pun hasil Pemilu nanti.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved