Kisah Petani Kelapa, Harga Kopra di Titik Nadir Terpaksa Banting Setir Jadi Pemburu Madu Hutan
Imbas harga kopra dan kelapa yang saat ini berada di titik nadir, Youke banting setir menjadi pemburu madu hutan.
Penulis: | Editor: Fernando_Lumowa
Jika beruntung kata dia kadang sekali panen sarang lebah mampu menghasilkan 15 sampai 25 botol madu.
"Kadang cuma dapat lima botol," jelasnya.

Untuk mengurangi sengatan sang predator, dia harus mengusapkan minyak tanah ke sekujur tubuhnya. Kemudian naik ke pohon memotong sarang lebah kemudian dijatuhkan ke tanah.
"Tapi sebelumnya sudah diusir dengan asap dan api yang dihasilkan dari daun kelapa kering," jelasnya.
Hasil perburuan tersebut harus dibagi rata kemudian masing-masing bertugas menjual madu tersebut dengan harga sebotol Rp 85 ribu.
"Sehari kalau beruntung bisa laku sampai 20 botol, tapi kalau sepi yah palingan hanya tiga botol," jelasnya.
Senada diucapkan oleh Jhon, bahwa pekerjaan ini akan dilakukan sambari menunggu harga kopra kembali normal mengingat untuk memanen madu ada bulan-bulan tertentu.
"Modal nekat, kita jadi pemburu madu. Memang sebelumnya sedikit tahu bagaimana cara mengusir lebah," jelasnya.
Warga kelahiran Kota Tomohon ini mengaku, hanya ini cara yang bisa dilakukan untuk bertahan dari tekanan hidup dimana harga kopra setiap bulannya terus mengalami penurunan.
"Hasilnya lumayan meski hanya cukup untuk biaya makan dan kebutuhan sekolah anak," jelasnya.
Bersama kawannya kata dia mereka kerap harus menginap di tengah hutan selama berminggu-minggu, karena lokasi sarang lebah jarang yang berdekatan.
Kadang umbi-umbian hutan dan udang di sungai dimakan untuk mengganjal perut kosong yang mulai bunyi karena minta diisi.
"Sungguh berat, tapi apa boleh buat ini adalah tuntutan hidup," ucapnya. (lix)