Jokowi: Ada Kompor Manas-manasi: Jadi Biang Pemecah Belah Warga
Fenomena permusuhan antarwarga akibat perbedaan pilihan politik dan berita bohong (hoaks).
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Upacara pemberian gelar adat diawali dengan nabuh jajuluk. Jokowi didampingi sesepuh adat bakas rek bay naik ke singgasana melalui titian agung berupa tiga lembar tikar berlapis kain putih sepanjang empat meter, kemudian duduk bersama dengan iringan topuk tabuh/kulintang.
Selanjutnya Menak Penghulu naik ke panggung menyampaikan hasil Musyawarah Penyimbang Adat Komering, yang diawali dengan pemukulan gong lima kali.
Tetua adat menyampaikan kepada warga dan tamu undangan gelar adat akan diberikan kepada Presiden atas jasa dan sumbangsih Presiden kepada masyarakat Sumatera Selatan, khususnya Masyarakat Komering.
Tetua adat bertanya apakah tamu undangan setuju dan tiada berkeberatan mengenai pemberian gelar tersebut, dan semua menjawab ya puun alias setuju. Majelis Adat mengambil tempat, Presiden dipersilakan berdiri pada dulang bunga dan para sesepuh adat naik mengelilingi Presiden.
Upacara pemberian adat dimulai dengan pisaan, kemudian gelar disebutkan dengan iringan gong tujuh kali. Presiden diberi kepundang dan rumpok, sementara Ibu Negara disemati kerudung/selendang. (sripo/tribunsumsel)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/merahkan-sumsel.jpg)