Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Koalisi Prabowo-Sandi Retak: PKS Bantah Ada Keretakan

Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Mar'uf Amin membaca adanya tanda-tanda keretakan di dalam Koalisi Adil dan Makmur.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
diolah tribun manado/alex
SBY-AHY dan Prabowo-Sandi 15 November 2018 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Mar'uf Amin membaca adanya tanda-tanda keretakan di dalam Koalisi Adil dan Makmur. Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf Abdul Kadir Karding mengatakan tanda itu dilihat dari cuitan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

SBY menyinggung tak pernah memaksa ketua umum partai politik lain untuk ikut berkampanye. "Kalau melihat tweet yang disampaikan Pak SBY, artinya dosis keretakan Koalisi Adil dan Makmur itu sudah sangat berbahaya dan parah," ujar Karding.

Karding berujar dari sisi politik bahwa Koalisi Adil dan Makmur sudah bermasalah. Ia merunut dari adanya istilah mahar, jendreral kardus dan Partai Gerindra yang seakan mendominasi koalisi tersebut. Karding mengatakan dari calon presiden, wakil presiden, hingga posisi di dalam struktur badan pemenangan nasional, didominasi oleh Gerindra.

"Tidak memberi ruang kepada partai-partai lain, baik PKS, baik Demokrat, bahkan juga mungkin PAN," ucap Karding.

Karding mengatakan di dalam suatu koalisi semua pihak harus mendapatkan keuntungan yang sama dan proporsional. Terutama keuntungan elektoral. Seperti halnya di dalam struktur Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja. "Kita menyadari ada efek ekor jas tetapi kita juga menyadari bahwa itu bisa dikurangi efeknya dengan langkah-langkah tertentu. Karena ada beberapa negara juga bisa mengatasi itu," imbuh Karding.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui bahwa partainya lebih mengutamakan kemenangan di pemilu legislatif ketimbang kemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di pemilihan presiden. SBY mengatakan, semua partai politik yang tak mempunyai perwakilan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2019 pasti akan mengutamakan kemenangan di pemilu legislatif terlebih dahulu.

Ia meyakini hal ini tidak hanya terjadi pada Partai Demokrat. Sebenarnya saya tak harus tanggapi pernyataan Sekjen Gerindra. Namun, karena nadanya tak baik dan terus digoreng terpaksa saya respons *SBY*" tulis SBY di Twitternya.

Sebelumnya Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan SBY pernah berjanji mengkampanyekan Prabowo - Sandiaga Uno. "Walaupun sampai sekarang belum terjadi," ujar Muzani.
Dalam dua pilpres yang ia menangi itu, SBY mengaku tidak pernah memaksa ketua umum parpol pendukung untuk mengampanyekan dirinya.

SBY juga menyebut soal efek ekor jas (coat tail effect). Kata SBY partai-partai seperti PDI Perjuangan dan Gerindra lebih diuntungkan karena memiliki kandidat presiden. Partai Keadilan Sejahtera pun merespon cuitan dan pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
"Ini kan' riak-riak kehidupan di rumah tangga," ujar Ketua Departemen Politik DPP PKS Pipin Sopian.

Menurut Pipin, ada kemungkinan Partai Demokrat khawatir akan efek ekor jas, di mana hanya partai politik yang menyalonkan calon presiden dan wakil presiden yang elektabilitasnya terus meningkat. "Sebetulnya kasus yang sama terjadi juga di TKN pak Jokowi.

Ada yang khawatir kondisinya kalau Pilpres ini akan menurunkan suara partai politik, sehingga agak sedikit waspada. Saya dengar juga begitu, Golkar juga khawatir suara PDIP itu meningkat tajam. Pada kasus ini, mungkin Demokrat juga khawatir," tutur Pipin.

Pipin mengatakan partai-partai yang tergabung dalam koalisi adil dan makmur, sebetulnya sudah menemukan solusi, agar setiap partai mendapatkan efek ekor jas dari pasangan capres. "Dalam waktu dekat ini akan ada penyelesaian, win-win solution kepada semua pihak sehingga letupan-letupan kecil ini tidak berlanjut. Dan kami mayoritas semuanya masih solid," tutur Pipin.

Pipin Sopian juga meyakini SBY masih mau mengkampanyekan pasangan Prabowo-Sandi. Terutama, setelah SBY mencuit di akun Twitter pribadinya @SBYudhoyono soal merespon janji kampanya yang disinggung oleh Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani.

"Saya yakin mau, karena ada perjanjian di antara kita. Politik itu ada dramaturgi, ada backstage, ada perjanjian misalnya yang belum selesai. Saya kira dalam waktu dekat bisa selesai," ujar Pipin.

Pipin menerangkan partai-partai yang tergabung dalam koalisi adil dan makmur telah menyusun jadwal agar partai pendukung mendampingi pasangan capres Prabowo-Sandi dalam berkampanye. "Mungkin di bulan Desember nanti akan banyak Demokrat bareng-bareng. Saya kira ada pembagian lah. Tentu kami melihat bahwa coattail effect ini tidak hanya didominasi oleh Gerindra, tapi bisa dibagi," tutur Pipin.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved