Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gencatan Senjata Terjadi di Gaza, Menhan Israel Avigdor Lieberman Mengundurkan Diri

Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman mengumumkan pengunduran dirinya sejak gencatan senjata terjadi di Jalur Gaza.

Editor: David_Kusuma
(AFP/AMIR COHEN Via Kompas.com)
Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman. 

 TRIBUNMANADO.CO.ID, TEL AVIV - Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman mengumumkan pengunduran dirinya sejak gencatan senjata terjadi di Jalur Gaza.

Tidak hanya mundur. AFP melaporkan Rabu (14/11/2018), Lieberman juga menyerukan agar Israel melaksanakan pemilihan dini.

Kelompok militan Palestina di Gaza mengumumkan gencatan senjata setelah kekerasan mengalami peningkatan kekerasan terburuk sepanjang 2018 ini.

Proses tersebut dimediasi Mesir. Hamas sebagai kelompok dominan di Gaza beserta milisi lainnya bersedia menghentikan serangan jika Israel juga melakukannya.

Lieberman mengkritik keputusan kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang menerima gencatan senjata itu sebagai "pernyataan kalah kepada teroris".

Dia juga mengeluhkan adanya upaya untuk membangun kepercayaan jangka panjang dengan Hamas. "Apa yang terjadi sebelumnya adalah bentuk penyerahan kepada aksi teror. Tak ada yang lain," katanya.

"Saat ini, pemerintah berusaha membeli perdamaian jangka pendek yang bakal memberi kerugian bagi negara ini di masa depan," lanjutnya.

Baca: Hentikan Serangan Gaza: Menteri Pertahanan Israel Diisukan Akan Mundur

Baca: Putra Mahkota Arab Saudi Diduga Bujuk Israel untuk Alihkan Perhatian terhadap Kasus Khashoggi

Bersamaan dengan pengumuman pengunduran diri, Lieberman juga menyatakan partai yang dipimpinnya, Yisrael Beitenu, meninggalkan koalisi Netanyahu.

Dengan demikian, saat ini pemerintahan Netanyahu tetap mayoritas, namun hanya unggul satu kursi saja di Knesset (Parlemen Israel).

Pemilihan umum rencananya digulirkan November 2019. Namun mundurnya Lieberman memunculkan kabar bakal terjadi pemilihan dini.

PM Netanyahu Selasa (13/11/2018) bersikukuh membela keputusannya menerima gencatan senjata dengan mengatakan dia menghentikan eskalasi yang bisa saja lebih buruk seperti Perang Gaza 2014.

"Dalam situasi darurat seperti ini, publik tak harus melihat bahwa keputusan ini merupakan bentuk sembunyi dari musuh," terang Netanyahu.

BBC memberitakan di Gaza, warga merayakan gencatan senjata sementara Pemimpin Hamas Ismail Haniya berkata itu adalah bentuk kemenangan.

"Kami berhasil melindungi diri dari agresi yang dilakukan Israel," tutur Haniya. Konflik terjadi setelah pasukan khusus Israel menyusup ke Gaza Minggu (11/11/2018).

Baca: Militer Israel Klaim Hancurkan Terowongan Hamas  

Dalam misi mereka, pasukan khusus itu membunuh komandan Hamas Nour Baraka. Namun aksi mereka terbongkar dan memicu baku tembak dengan anggota Hamas lain.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved