Berita Internasional
Putra Mahkota Arab Saudi Diduga Bujuk Israel untuk Alihkan Perhatian terhadap Kasus Khashoggi
Akhir-akhir ini nama putra mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman (MBS) menjadi perbincangan hangat di seluruh dunia.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Akhir-akhir ini nama putra mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman (MBS) menjadi perbincangan hangat di seluruh dunia.
Hal ini berkaitan dengan dugaan keterlibatan dirinya dengan hilangnya jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi.
Kini, sumber-sumber di dalam Saudi mengatakan bahwa MBS berusaha membujuk Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu untuk memulai konflik dengan Hamas di Gaza.
Baca: 5 Bisnis Modal Kecil via Online Untuk Kaum Milenial
Hal itu dilakukan sebagai bagian dari rencananya untuk mengalihkan perhatian dunia dari pembunuhan jurnalis Khashoggi.
Menurut sumber tersebut, perang di Gaza adalah salah satu langkah dan skenario yang diusulkan oleh tim satuan tugas darurat yang dibentuk untuk melawan akibat yang ditimbulkan perihal terbunuhnya Khashoggi.
Gugus tugas yang terdiri dari pejabat istana kerajaan, kementerian luar negeri dan pertahanan memberi arahan kepada putra mahkota setiap enam jam.
Tim itu menyarankan MBS bahwa perang di Gaza akan mengalihkan perhatian Trump dan memfokuskan kembali perhatian Washington pada peran Arab Saudi dalam memperkuat kepentingan strategis Israel.
Baca: Kaus Nyeleneh Ridwan Kamil Mendapat Pujian dari Presiden Jokowi
Tim itu juga menyarankan MBS untuk 'meneralisir Turki dengan segala cara', termasuk menyuap Presiden Turki Erdogan dengan tawaran untuk membeli senjata Turki dan berusaha meningkatkan hubungan antara Saudi dan Turki.
Dalam sebuah komentar bulan lalu, MBS mengklaim bahwa pembunuhan Khashoggi digunakan untuk membuat kerenggangan hubungan Saudi dan Turki.
Para pejabat Saudi membantah bahwa putra mahkota terlibat dalam pembunuhan Khashoggi pada 2 Oktober lalu di konsulat Saudi di Turki.
Baca: Persiapan Pernikahan Edric Tjandra Sudah Mencapai 80 Persen
Selain perang di Gaza, beberapa rekomendasi lain dari satuan tugas tersebut bocor ke beberapa orang kepercayaan terdekat MBS, Turki Aldakhil, manajer umum saluran berita Al Arabiya.
Dia mengungkapkan lebih dari 30 langkah potensial yang bisa diambil Saudi jika AS memberlakukan sanksi.
Dia juga mengatakan bahwa Saudi mampu menggandakan harga minyak, menawarkan Rusia pangkalan militer di utara negara itu, dan beralih ke Rusia dan China sebagai pemasok senjata utamanya.
Namun, Aldakhil menepis kabar tersebut.
Arab Saudi dan Israel dianggap memiliki hubungan rahasia yang semakin dekat.