Keluarga Korban Lion Air di Minut Harap Mukjizat: Hari Ini Ibu Makalew ke Jakarta
Peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air nomor penerbangan JT 610 di perbatasan perairan Karawang dan Bekasi,
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, AIRMADIDI - Peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air nomor penerbangan JT 610 di perbatasan perairan Karawang dan Bekasi, Jawa Barat, Senin (29/10/2018) pagi, menimbulkan duka mendalam bagi keluarga Makalew.
Satu dari 189 penumpang dan awak pesawat yang hilang bernama Paul Paul Ayorbaba (42) warga asal Desa Karegesan, Kecamatan Kauditan, Kabupaten Minahasa Utara.
Tadi malam, keluarga Paul berkumpul di rumah kerabat di Karegesan. Mereka berdoa bersama sembari menghibur ibunda Paul, Titje Makalew (71).
Pantauan tribunmanado.co.id, Titje nampak terpukul. Ibu Paul ini terus menangis. Beberapa kali nyaris pingsan. Titje bersama Paul tinggal di Papua. Ia datang ke Karegesan untuk menghadiri hajatan naik rumah baru seorang sanak keluarga pada Minggu (28/10/2018).
Nova Makalew, sepupu Paul mengatakan, keluarga menggelar ibadah di Airmadidi pada Senin malam. "Di sana akan digelar ibadah bersama untuk keselamatan Paul," kata dia.
Ungkap Nova, ibu Paul berencana pergi ke Jakarta untuk mengecek kabar tentang anaknya pada Selasa hari ini. Lanjut Nova, istri dan anak Paul berada di Papua. Mereka juga akan berangkat ke Jakarta pada hari ini.
Ia mengatakan, Paul berangkat ke Tanjung Pinang untuk urusan usaha. "Ia (Paul) dulunya kerja di PT Freeport Indonesia di Papua. (Paul) berhenti lantas buka usaha. Di pesawat itu ia duduk di seat 17," kata Nova.
Ungkap dia, ayah Paul meninggal dua bulan sebelumnya. Ia bertemu terakhir kali dengan Paul pada saat itu. Kendati secara logika sudah tak ada harapan untuk selamat, namun keluarga tetap berharap mukjizat Tuhan.
"Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, kami berpikir pasti mereka sudah disuruh untuk siapkan pelampung dan tindakan safety lainnya," kata dia.
Toni Pangau, suami Nova menyatakan, Paul dikenal pria humoris yang pintar bergaul. "Saat pesawat yang ditumpangi Paul dikabarkan celaka, banyak yang menelepon dan menyatakan simpatinya," kata dia.
Johni Karamoy, Hukum Tua Karegesan mengatakan, keluarga Paul dari pihak ibu memang berasal dari Karegesan serta beberapa di antaranya bermukim di sana.
Selain Paul, ada seorang lagi bermarga Minahasa yang hilang dalam musibah Lion Air itu. Ia bermarga Saroinsong tepatnya Hi Saroinsong pada manifest penumpang.
Hingga tadi malam, pencarian korban pesawat jatuh Lion Air JT 610 terus dilakukan. Sudah ada 22 kantong jenazah yang dibawa ke Posko Tanjung Priok untuk selanjutnya diidentifikasi. Namun hanya 9 kantong berizi jenazah sedangkan kantong lainnya berisi barang milik korban dan puing pesawat.
Demikian dikatakan Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI M Syaugi di saat memberikan keterangan pers di Crisis Center Bandara Soetta, Senin (29/10/2018) malam.
Operasi pencarian badan pesawat Lion Air JT-610 yang tenggelam di perairan lapangan minyak lepas pantai blok ONWJ milik Pertamina milik di laut utara Bekasi, Jawa Barat terus dilanjutkan.
Basarnas berhasil mengevakuasi potongan tubuh jenazah korban penumpang. Potongan tubuh korban tersebut dikemas ke-9 kantong jenazah dan sudah dibawa ke RS Polri Kramat Jati Jakarta.
Baca: Alfiani, Pramugari Pesawat Lion Air JT610 Sempat Kabari Keluarga Sebelum Bertugas
Syaugi memastikan bahwa potongan tubuh jenazah itu merupakan korban penumpang pesawat Lion Air. Hal tersebut diketahui dari beberapa dokumen resmi milik korban pesawat Lion Air JT-610.
Basarnas belum menemukan korban yang selamat. Untuk ratusan korban lain masih dalam proses pencarian di sekitar titik tenggelam jatuhnya pesawat.