Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

5 Adegan Sinetron yang Bertentangan dengan Logika dan Kenyataan

Ada sejumlah adegan dalam sinetron yang dianggap janggal dan sulit diterima akal sehat.

Editor:
Ilustrasi 

3. Adegan kecelakaan
Adegan ini biasanya menggambarkan karakter dalam sinetron yang bukannya menghindar, tapi malah berteriak dan menutup mata atau kuping.

Mereka tidak segera menyingkir dari tengah jalan, padahal jarak kendaraan masih lumayan jauh dari posisi berdiri.

Adegan ini tentu tidak akan terjadi di kehidupan nyata.

Manusia memiliki sensor yang memungkinkan terjadinya gerak refleks dalam menghadapi bahaya.

Gerak refleks terjadi dengan cepat, sebagai reaksi tubuh yang bergerak otomatis.

Biasanya reaksi terjadi cepat terhadap sebagai upaya menghindari bahaya.

4. Mengunjungi rumah sakit

Ilustrasi rumah sakit(SHUTTERSTOCK)
Ilustrasi rumah sakit(SHUTTERSTOCK) ()

Hal janggal selanjutnya yang terjadi di sebuah sinetron adalah saat seseorang diberi kabar kerabatnya ada yang dirawat di rumah sakit.

Biasanya, dia langsung mengetahui ruang perawatan secara tepat tanpa menanyakan sebelumnya.

Adegan itu biasanya digambarkan melalui percakapan telepon antara dua orang. Dalam percakapan itu, penelpon tidak memberi tahu di mana pasien dirawat, sementara si penelpon juga tidak menanyakan hal tersebut, namun telepon dengan cepat ditutup.

Padahal, bagaimana seseorang dapat menemukan ruang yang menjadi tempat perawatan, di antara sekian banyak rumah sakit dan pusat-pusat kesehatan di Jakarta, tempat latar cerita berlangsung.

5. Cabut infus
Adegan yang juga sering terjadi di sinetron Indonesia yakni adegan pencabutan jarum infus dari tangan pasien dilakukan secara paksa, bukan oleh tenaga medis yang bertugas.

Selang dicabut begitu saja, tanpa ada efek tertentu yang dialami oleh si pasien. Tidak kesakitan, tidak keluar darah, dan sebagainya.

Padahal terdapat Standard Operasional Prosedur (SOP) khusus dalam dunia medis saat melepaskan infus.

Secara prosedur, mencabut infus seharusnya didahului dengan menanyakan kesiapan pasien, menghentikan cairan infus, hingga terakhir menutup bekas jarum dengan plaster.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved